Menuju konten utama

Fadli: Tudingan Sirojudin Hanya Usaha Adu Domba Prabowo-SBY

Sirojudin mengatakan salah satu orang yang mengusulkan agar Prabowo dipecat dari militer adalah SBY.

Fadli: Tudingan Sirojudin Hanya Usaha Adu Domba Prabowo-SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kantor Presiden, Jakarta. ANTARA/Prasetyo Utomo

tirto.id - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai bahwa adanya isu hubungan yang tidak akrab antara Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikatakan peneliti SMRC Sirojudin Abbas hanyalah usaha adu domba.

Ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Fadli menilai bahwa sampai saat ini hubungan antara Prabowo dan SBY baik-baik saja sama seperti hubungan Prabowo dengan yang pihak yang lain.

Menurut dia, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga sering mengadakan pertemuan dengan SBY, apalagi SBY juga mendukung Prabowo pada pemilu presiden 2014 lalu, meski tidak secara total. Oleh sebab itu, ia menampik tudingan dari Sirojudin.

“Saya kira dari Sirojudin itu dia mau adu domba saja,” tegas Fadli, Senin (31/7/2017).

”Mereka khawatir kalau ada kekuatan ini bersatu malah mengancam. Maka orang-orang seperti ini yang hanya dipakai untuk memecah belah,” lanjut politisi Partai Gerindra itu.

Baca juga:

Berdasarkan penuturan Fadli, Prabowo tidak pernah dipecat dalam karir kemiliterannya. Pada Mei 1998, ada pergantian jabatan Pangkostrad, tapi Prabowo dikabarkan menjadi Sesko. Pemecatan Prabowo sendiri terjadi secara hormat oleh Presiden Habibie kala itu pada sekitar tahun 1999. Pemecatan itu sendiri dikatakan Fadli tidak ada hubungannya dengan SBY.

“Jadi dicatat itu. Diberhentikan dengan hormat, kok. Dan Pak Prabowo ketika itu sedang berada di Yordania. Suratnya juga tidak ada diberikan begitu,” pungkasnya.

Saat itu Fadli mengatakan bahwa Prabowo sedang menghindari kisruh paska peristiwa 1998 karena banyaknya isu-isu dan fitnah yang bertebaran. Presiden Habibie dan Panglima TNI Wiranto pun mengetahui tentang kepergian Prabowo tersebut. Sampai hari ini, surat pemecatan tersebut tidak pernah ada.

“Enggak sampai. Itu (Prabowo) dengarnya itu dari radio. Itu tahun saya lupa ya. Akhir ‘98 atau ‘99 gitu,” tuturnya.

Sebelumnya, peneliti Saiful Mujani Research Center (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan bahwa pertemuan Prabowo dan SBY tidak akan menjadi penentu koalisi jelang Pilpres 2019 mendatang. Ihwal ini ia katakan karena melihat latar belakang Prabowo dan SBY yang tidak terlalu akrab.

“Belum tentu. Soal hubungan di militer sendiri Pak SBY itu kan salah satu yang mengusulkan Prabowo itu dipecat dari militer. Artinya, dianggap punya masalah di antara etik. Kalau mau usung Prabowo ada problem etik, ada problem sejarah. Meskipun politik mungkin, serba kemungkinan mengusung Prabowo ya mugkin saja. Kalo saya pribadi melihat tidak akan mudah mengambil kesimpulan ke level itu untuk SBY dukung Prabowo di Pilpres,” kata Sirojudin di D’hotel, Sultan Agung, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/7).

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN SBY DAN PRABOWO atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto