tirto.id -
Facebook dikabarkan telah mempersiapkan diri untuk menghadapi denda ini mengingat sudah banyak laporan yang dituduhkan kepada mereka, sehingga kemungkinan besar jumlah denda tersebut tidak begitu memberatkan perusahaan.
Namun, tidak hanya harus menyerahkan sejumlah uang, denda diikuti dengan beberapa larangan tambahan dan batasan yang harus ditaati Facebook. Untuk sementara, keputusan denda ini belum final. Parlemen terpecah dengan skor 3-2 antara Republik sebagai pihak pro dan Demokrat sebagai pihak oposisi.
Bagi banyak perusahaan, denda 5 miliar dolar AS bukan angka kecil dan bisa menghantam finansial perusahaan dengan keras. Namun, Facebook tak seperti perusahaan kebanyakan. Pendapatannya tahun lalu mencapai sekitar 56 miliar dolar AS, dan para ahli memprediksi pendapatannya tahun ini akan mencapai 69 miliar dolar AS.
Denda ini masuk dalam kategori pengeluaran satu kali sehingga kemungkinan besar tidak dimasukkan ke penghitungan neraca penghasilan tahunannya.
“[Denda] ini akan menutup lembaran hitam Cambrigde Analytica (kasus yang melibatkan data 87 juta pengguna Facebook dalam penelitian oleh Cambridge Analytica tahun 2014),” kata Wedbush, seorang analis di Daniel Ives. “Investor masih khawatir jika denda tidak disetujui, namun saat ini mereka dapat bernapas sedikit lega,”
April lalu Facebook juga mengatakan bahwa mereka mempersiapkan dana khusus untuk denda hingga sebesar 5 miliar dolar AS. Kabar ini pun tentu sama seklai tidak membuat Facebook terkejut.
Meski begitu, denda ini tidak serta merta membuat Facebook lepas dari kritik yang menderanya, terutama dari para pendukung privasi.
“Laporan mengenai denda 5 miliar [dolar AS] tidak memberatkan sama sekali,” kata Richard Blumenthal, seorang senator Demokrat dari Connecticut.
“Hukuman finansial untuk perusahaan yang melakukan pelanggaran dengan sengaja dan terang-terangan, sangatlah kecil bagi perusahaan yang meenghasilkan puluhan miliar dolar tiap tahunnya,” tambahnya.
New York Times melaporkan, terkuaknya laporan mengenai denda Facebook oleh FTC ini justru menaikkan saham Facebook alih-alih menurunkannya, dari 201,23 dolar AS menjadi 204,87 dolar AS per lembarnya.
Sejak 2011 FTC telah mengawasi Facebook perihal privasi, namun hal tersebut tidak membuat Facebook tobat dari skandal privasi yang bertubi-tubi di tahun-tahun berikutnya.
Sebagaimana disampaikan Kara Swisher kepada New York Times, FTC harus menambahkan nol lagi atas besaran denda Facebook agar hukuman tersebut benar-benar membuat mereka kapok.
Solusi lainnya, dicetuskan oleh Tonny Rom dalam Washington Post. Ia menyarankan pemerintah mewajibkan Facebook untuk menyetor proposal perencanaan penggunaan data pengguna sebelum merilis produk baru, dan meminta Zuckerberg untuk berjanji bahwa perusahaan mereka akan melindungi data pengguna.
Namun, hal tersebut belum tentu menjamin Facebook tidak menghimpun dan membagikan data, sehingga bisnis iklan Facebook, yang bergantung pada data-data tersebut, tetap berjaya dan menguntungkan Facebook.
Untuk beberapa minggu ke depan, hingga kasus ini disahkan di Departemen Pengadilan, FTC akan menerima banyak kritik terkait denda “tak seberapa” ini. Jika pemerintah benar-benar ingin Facebook bertanggung jawab atas tindakan ceroboh dan berbahayanya, hal itu harus dilakukan secara serius supaya mereka belajar bahwa setiap tindakan punya konsekuensi, lapor The Verge.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Agung DH