Menuju konten utama

Evakuasi Korban Lion Air: Penyelaman Hingga 32 Meter Dimaksimalkan

"Kami akan melakukan penyelaman maksimal sedalam 32 meter hari ini. Tak peduli hujan, akan tetap kami tembus."

Evakuasi Korban Lion Air: Penyelaman Hingga 32 Meter Dimaksimalkan
Sejumlah kapal bersiap membantu Tim SAR Gabungan dalam pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610, di titik lokasi jatuhnya pesawat di perairan laut Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). ANTARA FOTO/Risky Andrianto.

tirto.id - Komandan Basarnas Special Group (BSG) Charles Batlajery mengatakan bahwa tim penyelam dari Basarnas akan mulai melanjutkan pencarian dan evakuasi korban dan pesawat Lion Air JT-610 hari ini, Selasa (30/10/2018).

"Kami akan melakukan penyelaman maksimal sedalam 32 meter hari ini. Tak peduli hujan, akan tetap kami tembus. Karena memang melihat visibility dan arus laut untuk memungkinkan menyelam atau tidak," kata kepada reporter Tirto, Senin (29/10/2018) pagi.

Saat ini reporter Tirto sedang berada di atas laut lepas Tanjung Karawang, 62 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 12 km dari Pelabuhan Pakis Karawang.

Terdapat tiga kapal besar yang menjadi posko di tengah laut: KRI Tenggiri milik TNI-AL, juga KN SAR Basudewa dan KN Bandung milik Basarnas.

Charles mengatakan bahwa hari ini jumlah tim SAR gabungan 34 orang dari Polri, 71 orang dari TNI-AL, 65 orang dari Basarnas, dan 12 orang dari komunitas selam.

Kemarin, Kasubdit Operasi Basarnas Pusat Agus H mengatakan bahwa pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat Lion Air JT-610 akan dilanjutkan hari ini, Selasa (30/10/2018).

"Besok masih lanjutkan pencarian, diharapkan bisa menemukan para korban, syukur kalau masih ada yang selamat. Biasanya di atas 18 jam langsung mengapung ke atas permukaan laut. Atau ada orang yang masih berada di kursi, dan masih terikat di kursi dan mengapung," kata Agus kemarin malam.

Agus mengatakan bahwa tim SAR gabungan akan menargetkan menemukan badan pesawat dan black box yang terdapat di dalam pesawat.

Pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Pesawat jenis boeing 737 ini terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung pada pukul 06.20 WIB.

Setelah 13 menit mengudara pesawat jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” yang berada di sekitar Karawang, Jawa Barat.

Pada pukul 06.33 WIB pesawat yang membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi infant, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak. Ada satu teknisi yang juga turut dalam penerbangan ini untuk memastikan pesawat laik terbang.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada pukul 9.50 WIB memastikan bahwa pesawat itu jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang.

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8. Pesawat ini buatan 2018 dan baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018 . Pesawat dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri