tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan volume solar bersubsidi naik menjadi 15,54 juta kilo liter pada 2020. Pada 2019, volume solar bersubsidi tercatat sebesar 14,5 juta kilo liter.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjelaskan volume solar bersubsidi perlu dinaikkan karena konsumsi BBM jenis ini diperkirakan meningkat pada tahun depan. Peningkatan itu terjadi karena jalan tol semakin panjang, terutama di Jawa.
“Untuk minyak solar, (volume subsidi) 2018 disetujui 15,58 juta kilo liter. 2019 itu 14,5 juta kilo liter. Pada 2020, kami ajukan 15,54 juta kilo liter," kata Jonan.
"Karena apa? Dengan adanya tol Trans Jawa, kami berasumsi ada kenaikan penggunaan solar. Walau enggak banyak, pasti ada kenaikan,” dia menambahkan.
Jonan menyampaikan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Gedung DPR RI, Jakarta pada Kamis (20/6/2019).
Menurut Jonan, tingginya harga tiket pesawat yang memicu peningkatan penumpang angkutan darat juga bisa memicu konsumsi solar terkerek.
Sementara soal nilai subsidi, Kementerian ESDM kembali mengusulkan agar tetap berada di angka maksimum Rp2.000 per liter.
“Jadi, maksimum angkanya bukan fix, karena angka Indonesia Crude Price (ICP) itu naik turun, sedangkan harga jual fix,” ucap Jonan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom