tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir ingin memutus ketergantungan APBN di lingkup kementeriannya. Ia bilang ketergantungan ini telah membuat kinerja pegawai yang ada kurang maksimal karena tidak mempunyai tantangan dan merasa gajinya sudah diamankan dalam nominal APBN.
“Saya sedang mengusulkan perubahan ke depan, kami tidak mau hanya terima APBN terus-menerus yang mengakibatkan kinerja kita tidak bisa didata dengan baik,” ucap Erick dalam live instragram akun Kementerian BUMN, Senin (13/4/2020).
“Karena itu mudah-mudahan goal saya tidak tahu ke depan kementerian ini akan hidup karena apa,” tambah dia.
Erick mengatakan jika BUMN tak lagi mengandalkan APBN, maka dividen yang diperoleh bisa lebih besar lagi. Ia yakin 1 persennya suatu saat nanti bisa dikelola untuk tambahan gaji karyawan.
Tidak hanya perusahaan itu sendiri, ia bilang alokasinya bisa ditujukan untuk operasional Kementerian BUMN. Dengan demikian, ikut mengurangi porsi APBN.
“Apakah itu buat gaji. Tadi apakah buat operasional kementerian. Saya yakin mayoritasnya buat gaji. Jadi ada apresiasi yang kita harapkan,” ucap Erick.
Selain itu, Erick juga berpesan dalam paparannya bahwa ia meminta pegawai yang duduk menjabat di BUMN memiliki kompetensi yang tepat. Bila bisa menjabat meski kompetensinya kurang, ia meminta agar orang yang bersangkutan serius melatih diri maupun mengikuti program training yang disediakan.
“Kami banyak ladenin korporasi. Kalau kami enggak kompeten gimana. Apalagi angkat direksi enggak kompeten. Banyak direksi BUMN tidak ngerti laporan keuangan. Coba gimana,” ucap Erick.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz