Menuju konten utama

Erdogan: Turki akan Membuka Kedutaan Besar di Yerusalem Timur

Presiden Turki mengumumkan niatnya membuka kedutaan di Yerusalem Timur itu beberapa hari setelah KTT LB OKI.

Erdogan: Turki akan Membuka Kedutaan Besar di Yerusalem Timur
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan istrinya Emine Erdogan menyapa pendukung mereka saat mereka tiba untuk upacara peringatan satu tahun percobaan kudeta di Bosphorus Bridge di Istanbul, Turki, Sabtu (15/7). ANTARA FOTO/Murat Cetinmuhurdar/REUTERS

tirto.id - Turki bermaksud untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem Timur. Pernyataan ini disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdoğan beberapa hari usai memimpin KTT Luar Biasa Oganisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menyerukan para pemimpin Muslim agar dunia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Palestina.

Pertemuan puncak OKI tersebut merupakan tanggapan terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump awal bulan ini, mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkahnya ini dinilai bertentangan dengan kebijakan AS sebelumnya dan konsensus internasional yang menyatakan bahwa status kota Yerusalem harus diserahkan ke perundingan damai Israel-Palestina.

Erdoğan mengatakan dalam sebuah pidato kepada anggota partai AK-nya di Provinsi Karaman, Turki selatan, bahwa konsulat jenderal di Yerusalem telah diwakili oleh seorang duta besar.

"Insyaallah, hari sudah dekat saat secara resmi, dengan izin Tuhan, kita akan membuka kedutaan kita di sana," kata Erdogan seperti dilansir The Guardian.

Belum jelas bagaimana dia akan melakukan tindakan tersebut, karena Israel mengendalikan seluruh Yerusalem dan menyebut kota itu sebagai ibu kota yang tak terpisahkan. Sementara itu, warga Palestina menginginkan ibu kota sebuah negara masa depan yang mereka inginkan berada di Yerusalem Timur, yang diambil Israel dalam perang 1967 dan kemudian dianeksasi dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional.

Yerusalem, yang dipuja oleh orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim, telah menjadi jantung konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.

Kedubes asing di Israel, termasuk Turki, berada di Tel Aviv, yang mencerminkan status Yerusalem yang belum terselesaikan.

Sebuah komunike yang dikeluarkan setelah pertemuan puncak pada Rabu (13/12/2017) di lebih dari 50 negara Muslim itu, termasuk sekutu AS, mengatakan bahwa mereka menganggap langkah Trump sebagai sebuah deklarasi bahwa Washington menarik diri dari perannya sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari