tirto.id - Sejumlah epidemiolog menanggapi angka bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit terhadap pasien COVID-19 rawat inap dan BOR pasien COVID-19 di intensive care unit (ICU) atau unit perawatan intensif kemarin, Selasa, 26 Juli 2022.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melaporkan BOR pasien COVID-19 rawat inap mencapai 4,45 persen dan BOR pasien COVID-19 di ICU mencapai 4,3 persen.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memandang kedua jumlah tersebut bukan angka yang kecil.
“Selisihnya dengan yang BOR di ICU hanya sedikit ya. Artinya, yang datang ke ICU ini sebetulnya sudah telat gitu kecenderungannya, dia enggak sempat ke layanan [kesehatan] biasa, tapi langsung ke ICU,” kata Dicky saat dihubungi Tirto, Rabu (27/7/2022) pagi.
Dia menuturkan, jika angka BOR pasien COVID-19 rawat inap dan ICU hampir sama, hal ini menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia itu enggak gampang ke rumah sakit. “Jadi tiba-tiba langsung ke ICU karena sudah parah, sudah terlambat,” ujar Dicky.
Kemudian dia mendorong agar angka kenaikan pasien COVID-19 rawat inap dan ICU dapat dicegah atau dilakukan mitigasinya. Yakni dengan penjangkauan rumah, deteksi dini. Upaya 3T atau tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment), serta program proteksi lainnya.
Sementara, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai angka BOR pasien COVID-19 rawat inap dan ICU tersebut masih tergolong landai. Menurut dia tren BOR tersebut pada pekan ini masih landai.
“Lihat semua trennya, landai kan,” tutur dia kepada Tirto, Rabu (27/7/2022) siang.
Epidemiolog FKM UI lainnya, Iwan Ariawan memandang bahwa BOR pasien COVID-19 rawat inap 4,45 persen dan BOR pasien COVID-19 di ICU 4,3 persen kemarin itu masih terkendali.
“Angka BOR tersebut menggambarkan COVID-19 masih terkendali, meskipun kasus memang masih meningkat. Ketersediaan tempat tidur dan ICU rumah sakit masih memadai,” ujar dia kepada Tirto, Rabu (27/7/2022) siang.
Dia pun mengatakan yang perlu diperhatikan adalah analisis dari 1.792.360 kasus konfirmasi COVID-19 pada bulan Januari-Juni 2022, di mana memperlihatkan risiko kematian COVID-19 pada orang yang belum mendapatkan vaksin sebanyak 2,8 persen. Sedangkan, yang sudah mendapatkan vaksin satu kali 1,5 persen, yang sudah mendapatkan vaksin dua kali 1,5 persen, dan yang sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga (booster) 0,1 persen.
“Jadi sangat jelas manfaat vaksinasi untuk mencegah kematian COVID-19. Himbauan saya, agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 sampai booster,” imbau Iwan.
Sebelumnya, Kemenkes kemarin melaporkan BOR pasien COVID-19 rawat inap sebesar 4,45 persen dan BOR pasien COVID-19 ICU sebesar 4,3 persen. “BOR COVID-19 [rawat inap] 4,45 persen dan BOR ICU 4,3 persen,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada Tirto, Selasa (26/7/2022) sore.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri