Menuju konten utama

Emmy Awards 2019: Black Mirror Bandersnatch Menang Best TV Movie

Black Mirror: Bandersnatch memenangkan Emmy Awards 2019 untuk kategori Outstanding Television Movie

Emmy Awards 2019: Black Mirror Bandersnatch Menang Best TV Movie
Annabel Jones, dari kiri, Charlie Brooker dan Russell McLean berpose di ruang pers dengan penghargaan untuk film televisi yang luar biasa untuk "Black Mirror: Bandersnatch" di Primetime Emmy Awards ke-71 pada hari Minggu, 22 September 2019, di Microsoft Theatre in Los Angeles. Jordan Strauss / Invision / AP

tirto.id - Black Mirror: Bandersnatch memenangkan Emmy Awards 2019 untuk kategori Outstanding Television Movie, mengalahkan King Prime Lear dari Amazon dan HBO's Brexit, Deadwood: The Movie, dan My Dinner With Hervé.

Penghargaan ini adalah piala Emmy kedua Black Mirror: Bandersnatch, menyusul kemenangan untuk kategori Outstanding Creative Achievement yang diumumkan awal bulan.

Independent menulis,Bandersnatch rilis pada 28 Desember 2018 untuk mengonfirmasi kembalinya serial ciptaan Charlie Brooker ini.

Emmy Awards ke-71 digelar pada 22 September pukul 20.00 waktu AS atau Senin (23/9/2019) 07.00 WIB. Acara ini berlangsung di Microsoft Theater in Los Angeles.

Beberapa serial televisi diunggulkan meraih sejumlah kategori penghargaan Emmy Awards 2019, seperti Game of Thrones (HBO), Russian Doll (Netflix), Killing Eve (BBC America), This Is Us (NBC), Veep (HBO), Chernobyl (HBO), dan lainnya.

Live streaming Emmy Awards 2019 dapat disaksikan melalui siaran televisi FOX. Tayangan Emmy Awards di channel TV Fox tidak hanya dapat dilakukan dengan jaringan TV kabel, namun juga dengan streaming. Aplikasi FOX Now dapat diunduh dari smartphone pengguna dengan sistem operasi baik Android maupun iOS.

Melalui website resmi FOX, Emmy Awards juga akan ditayangkan secara live.

Black Mirror: Bandersnatch menceritakan soal konflik yang dialami Stefan Butler (Fionn Whitehead), remaja depresi di 1984 yang sedang membuat sebuah gim baru, bernama Bandersnatch. Ia terobsesi pada novel sains-fiksi peninggalan mendiang ibunya berjudul sama, yang punya banyak alternatif akhir cerita. Stefan ingin para konsumen gimnya berpikir bahwa mereka bisa menentukan sendiri plot mana yang mereka kehendaki.

Yang tak Stefan ketahui: sejak awal film itu diputar, kita sebagai penonton telah berpartisipasi pada tiap-tiap pilihan dia. Mulai dari sarapan apa yang ingin ia makan, musik apa yang ingin ia dengar, sampai pilihan-pilihan brutal (lagi krusial) yang akan kita putuskan dalam hitungan detik. Ya, Netflix sedang memberikan kita pengalaman nonton yang berbeda.

Seperti gim yang ingin diciptakan Stefan, Netflix juga ingin kita (konsumennya) berpikir bahwa kitalah yang menentukan plot hidup sang karakter utama. Cara bercerita begini lebih populer di dunia gim. Ia biasa disebut choose-your-own-adventure (CYA).

Baca juga artikel terkait EMMY AWARDS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Film
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra