tirto.id - Ekspor produk industri kopi instan asal Provinsi Lampung selama Maret 2016 mencapai 59,5 ton senilai USD 523.032 atau turun 11,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Jumlah itu turun bila dibandingkan ekspor pada bulan Februari 2016 dengan volume 66 ton senilai USD 588.000," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia di Bandar Lampung, Senin, (4/4/2016).
Ia menambahkan, ekspor kopi instan asal Lampung itu akan terus dilakukan mengingat daerah tersebut merupakan penghasil kopi robusta dan juga produsen untuk kopi kemasan.
Menurut Ferynia, kendati tidak sebanyak ekspor biji kopi, beberapa negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, menjadi negara tujuan utama ekspor kopi kemasan asal Lampung. Beberapa negara lain, seperti di Timur Tengah dan Uni Eropa, juga menjadi tujuan ekspor kopi instan asal daerah tersebut.
Nilai maupun volume ekspor kopi Lampung, menurutnya, masih berfluktuasi tergantung pada permintaan serta kontrak perjanjian yang telah dibuat antara pengekspor dan pembeli.
"Naiknya volume ekspor, antara lain akibat tingkat permintaan yang cenderung tinggi serta faktor harga di pasar dunia," kata Ferynia.
Ia menjelaskan, prospek ekspor kopi instan Lampung masih tetap cerah mengingat realisasi ekspor setiap bulan cukup baik. Selain itu, pihaknya juga terus mempromosi ke beberapa negara baik menggelar berbagai ajang pameran maupun melalui pamflet atau website.
Sentra produksi industri komoditas kopi instan Lampung terdapat di Kota Bandar lampung dan beberapa daerah penghasil kopi lainnya, seperti Lampung Barat dan Tanggamus. Kota Bandarlampung memiliki kapasitas produksi kopi instan rata-rata 6.000 hingga 10.000 ton per tahun.
"Penjualan kopi instan di dalam negeri dengan rata-rata 50 sampai dengan 100 ton per bulannya," ujar dia pula.
Luas areal kopi di Lampung mencapai 163.837 hektare dengan produksi kopi mencapai sekitar 100 ribu s.d. 120 ribu ton/tahun. (ANT)