tirto.id - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono menyatakan, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanudin Abdullah menjadi salah satu dari 40 tim penasihat ekonomi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
"Beliau [Burhanudin] sudah bersedia. Nanti akan membantu Pak Prabowo," kata Ferry kepada Tirto, pada Rabu (19/9/2018).
Ferry menyatakan, pertimbangan memasukkan Burhanudin karena pengalamannya sebagai gubernur ke-12 Bank Indonesia dan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid.
Namun, Ferry mengaku tidak hafal nama-nama penasihat ekonomi Prabowo-Sandiaga lainnya. Ia menyatakan, sejumlah tersebut bakal diumumkan Kamis (20/9/2018) berbarengan dengan struktur tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Burhanudin, sebelumnya juga pernah masuk dalam bursa cagub Jawa Barat dari Gerindra pada pilkada serentak 2018. Namun, pada akhirnya Gerindra memutuskan mengusung Sudrajat sebagai cagub berdampingan dengan M Syaikhu.
Burhanudin tercatat pernah tersangkut kasus korupsi penggunaan dana milik Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) senilai Rp100 miliar untuk bantuan hukum lima mantan pejabat BI, penyelesaian kasus BLBI, dan amandemen UU BI.
Pengadilan Tipikor, pada 2008 menjatuhkan vonis lima tahun penjara subsider enam bulan kurungan dan denda Rp250 juta atas kasus ini. Hukuman ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntutnya dengan hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp500 juta. Menurut majelis, hal yang meringankan hukumannya, antara lain, ia tidak menikmati hasil korupsi itu. Namun, perbuatannya telah mencoreng citra BI.
Selain Burahanudin, sebelumnya Prabowo telah menyatakan, mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menjadi penasihat ekonominya.
Pada Senin (17/9/2018) malam, Kwik telah menyatakan kesediaannya menjadi penasihat ekonomi Prabowo-Sandiaga, meskipun berstatus sebagai kader PDIP. Ia mengaku keputusan ini diambilnya lantaran selama ini ide-ide ekonominya tak digubris Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz