tirto.id - Institute for Development of Economics and Finance menilai tantangan terberat yang akan dihadapi Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam periode 2019-2024 adalah mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bayang-bayang ancaman resesi ekonomi global sudah di depan mata. Kondisi itu, lanjutnya, bisa mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5 persen.
“Jokowi-Ma’ruf harus mampu menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak anjlok di bawah 5 persen,” ucap Bhima melalui pesan singkat kepada reporter Tirto Senin (21/10/2019).
Bhima menilai menjaga daya beli masyarakat menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. Untuk itu, pemerintah perlu menimbang kembali sejumlah kebijakan di 2020 seperti pencabutan subsidi listrik, kenaikan iuran BPJS Kesehatan hingga pemangkasan subsidi solar.
Selain itu, pemerintah juga harus memastikan penyaluran dana bansos tepat sasaran. Menurutnya, bantuan berupa dana bansos sampai dana desa itu cukup penting. Hanya saja, jangan sampai penyalurannya terkendala karena masalah korupsi dan penyelewengan.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah meminta rencana pembangunan infrastruktur diatur kembali. Pasalnya, pelbagai capaian infrastruktur dalam lima tahun terakhir ini, belum signifikan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Sayangnya kebijakan infrastruktur ini kurang matang. Tidak didesain sejak awal bagaimana pemanfaatannya. Jadi hasilnya kurang maksimal [terhadap ekonomi],” ucap Piter kepada wartawan saat ditemui di Hotel Westin Kamis (17/10/2019).
Piter menambahkan pembangunan infrastruktur selama periode pertama Jokowi juga tidak mampu mengerek pertumbuhan industri manufaktur. Menurut Piter, pertumbuhan PDB industri mandek di kisaran 5 persen, lebih rendah ketimbang negara-negara lainnya yang tumbuh 2 digit.
Dia menganggap Jokowi hingga saat ini belum melakukan tindakan konkret terhadap persoalan industri tersebut. Padahal, persoalan ini sudah berlangsung sejak 11 tahun silam.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang