tirto.id - Karya desain Eiko ditampilkan dalam beberapa slide halaman Google doodle yang diambil dari film ”The Fall” besutan Tarsem Singh 2006.
Sejak kecil, Eiko yang lahir dan besar di Tokyo, Jepang telah mewarisi bakat seni ayahnya yang juga seorang desainer grafis. Ibunya meski ibu rumah tangga juga mendukung karir seninya. Sang ayah justru mengarahkan desain-desainnya ke arah lebih feminin seperti sepatu dan boneka.
Setelah lulus dari Tokyo National University of Fine Arts and Music, desainer penyuka warna merah ini terus berkarir di bidang desain grafis. Empat tahun kemudian, dia menjadi perempuan pertama yang memenangkan penghargaan advertising paling prestisius.
Karirnya di dunia desain grafis dinilai penuh karya kontroversial di masanya, dan sangat jarang desainer grafis perempuan dengan karya menonjol di dunia yang didominasi kaum adam.
Salah satu misi Eiko sepanjang karirnya yang dikenal cukup eklektik - yang mencakup desain grafis, art direction, dan penemuan dunia teater melalui kostum - menjembatani secara visual dunia Timur dan Barat. Selain sebagai desainer grafis, karya desainnya juga merambah ke kostum film hingga membuat sampul album.
Rentang karyanya cukup mengejutkan, pada tahun tujuh puluhan, Eiko menggunakan model Faye Dunaway untuk Parco, sebuah department store kelas atas Jepang. Dia memenangkan Grammy untuk desain sampul album pada tahun 1987 saat dia memasangkan fotografer Irving Penn dengan Miles Davis untuk album Tutu yang terakhir. Selain itu, ia juga meraih Oscar pada tahun 1993 untuk merancang kostum liar dan luar biasa untuk film Dracula.
Baru-baru ini, dia menciptakan sebuah lemari pakaian liar untuk pertunjukan musikal Broadway Spider-Man: Turn Off the Dark. Dia juga menyutradarai video tahun 2002 yang kontroversial oleh Björk untuk lagu "Cocoon," di mana penyanyi tersebut tampak seperti telanjang.
Selain itu, ia juga pernah merancang kostum para pemain untuk upacara pembukaan spektakuler Olimpiade Beijing di tahun 2008, dan mengimpikan pakaian futuristik untuk tur Grace Jones tahun 2009.
Ketika Eiko meninggal pada akhir Januari karena kanker pankreas pada usia 73 tahun, dia baru saja menyelesaikan lemari pakaian untuk Mirror Mirror. Ia menceritakan kembali kisah Snow White untuk kolaborasi keempatnya dengan sutradara Tarsem Singh.
Eiko wafat di Tokyo pada 21 Januari2012. Ia wafat akibat komplikasi kanker pankreas yang dideritanya. Beberapa bulan sebelum wafat, ia menikahi rekan kerjanya Nicholas Soultanakis di rumah sakit tempat ia dirawat.
Sederet prestasi Eiko Isioka telah menjadikannya ikon untuk diabadikan dalam Google doodle hari ini, untuk karya-karya kontroversialnya yang mampu bersaing di dunia desainer grafis di masanya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri