Menuju konten utama

Eiko Ishioka dan Karya-Karya Surealis yang Sensual

Terlatih sebagai perancang grafis, Eiko selama beberapa dekade dianggap sebagai direktur seni terdepan di Jepang dan salah satu yang mutakhir di dunia.

Eiko Ishioka dan Karya-Karya Surealis yang Sensual
Google Doodle Eiko Ishioka's ke-79. FOTO/screenshot/Google

tirto.id - Eiko Ishioka adalah seorang perancang yang membawa surealisme sensual dan menakutkan ke dalam film, teater, sampul album, Olimpiade, dan Cirque du Soleil sehingga menghasilkan sejumlah penghargaan seperti Oscar dan Grammy. Lahir pada 12 Juli 1938 di Tokyo, ulang tahun Eiko dirayakan lewat Google Doodel hari ini.

Terlatih sebagai perancang grafis, Eiko selama beberapa dekade dianggap sebagai direktur seni terdepan di Jepang. Dia kemudian sebagai salah satu yang mutakhir saat ini di dunia.

Karya Eiko yang cukup monumental tercatat saat menjadi perancang kostum untuk film “Bram Stoker's Dracula” (1992) yang disutradarai Francis Ford Coppola. Rancangannya ini berhasil membawa Eiko menang penghargaan Academy Award untuk kategori desain kostum.

Pakaian yang ia desain untuk film itu termasuk baju satu badan penuh untuk aktor Gary Oldman berwarna merah berkilau dengan kerutan melintang yang membuatnya tampak seperti otot yang terbuka. Ia juga merancang gaun pengantin bervolume yang dikenakan aktris Sadie Frost dengan kerah renda kaku dan bulat yang terinspirasi leher kadal berjumbai.

Eiko juga kerap bekerja sama dengan sutradara Tarsem Singh, yang dengannya dia merancang kostum untuk empat film. Film pertama bertajuk "The Cell" (2000), ia merancang busana untuk Jennifer Lopez, berperan sebagai psikolog yang terjebak oleh pembunuh berantai. Eiko memberinya wig yang menyerupai persilangan antara penjepit leher kaku dan sangkar burung. Ini menurut pengakuan Eiko sesuai dengan karakter Lopez yang tengah tersiksa karena menjadi mainan seks para pembunuh.

"Jennifer bertanya apakah saya bisa membuat pakaiannya lebih nyaman," kata Eiko kepada The Ottawa Citizen pada tahun 2000, "tapi saya berkata, 'Tidak, Anda memang seharusnya tersiksa.'"

"Aku memberinya gaun tipis, wig hitam merah besar yang keras dan aneh, terbuat dari plastik,” kata Eiko menambahkan dalam wawancara yang sama, seperti dikutip dari Dazed.

Untuk Singh, dia juga merancang kostum "The Fall" (2006), sebuah film fantasi petualangan; dan "Immortals," sebuah kisah kekerasan dari Yunani kuno. Adapun kolaborasi keempat mereka dalam film berjudul "Mirror Mirror", sebuah adaptasi dari kisah Putri Salju yang dibintangi Julia Roberts.

Seperti semua proyek film Eiko, kostum untuk “Mirror Mirror”yang terkesan rumit merupakan manifestasi karakter yang sangat rinci. Sebuah kerah renda di sekitar leher ratu jahat dirancang untuk membangkitkan bagian punggung reptil. Sementara itu, gaun Snow White diberi sentuhan seperti daun yang tumpang tindih dan tanaman rambat beludru halus, seperti menggarisbawahi tentang pengasingan si putri di hutan. Dan, tentu saja, Eiko selalu menyelipkan warna merah kesukaannya.

"Eiko akan mengatakan bahwa merah adalah warna yang paling sulit," jelas Singh seperti diwawancari W Magazine. "Tapi dalam banyak hal, warna merah Eiko adalah kuat, intens, dan cemerlang."

Karya film lain Eiko mencakup desain produksi "Mishima: A Life in Four Chapters," film tahun 1985 dari Paul Schrader tentang penulis Yukio Mishima yang telah meninggal. Tahun itu juri Festival Film Cannes memberinya penghargaan--bersama dengan sinematografer film ini, John Bailey, dan komposernya, Philip Glass--hadiah spesial berupa sumbangan artistik.

Sementara itu, untuk panggung Broadway, Eiko merancang set dan kostum untuk drama yang disutradarai David Henry Hwang pada 1988 "M. Butterfly", yang mana dia mendapatkan dua nominasi Tony Awards. Dan terakhir, ia juga membuat desain kostum untuk drama musikal Broadway "Spider-Man: Turn Off the Dark."

Eiko sempat memenangkan Grammy Award pada tahun 1986 untuk desain album Miles Davis yang berjudul "Tutu". Sampul album ini didominasi oleh foto Davis yang diambil Irving Penn dari jarak dekat dan sangat terang.

Dalam karya lain, Eiko juga merancang seragam dan pakaian luar untuk anggota tim Swiss, Kanada, Jepang, dan Spanyol yang terpilih untuk Olimpiade Musim Dingin 2002 di Salt Lake City. Dia juga menjadi direktur desain kostum untuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing.

Portofolio Eiko meluas ke arena sirkus dan pertunjukan sulap. Dia merancang kostum untuk Cirque du Soleil berjudul "Varekai" (2002) dan merupakan direktur artistik visual dari pertunjukan Broadway seorang ilusionis David Copperfield 1996, "Dreams and Nightmares."

Eiko pun menjadi perancang kostum untuk tur penyanyi Grace Jones, “Hurricane”, pada tahun 2009 dan mengarahkan video musik "Cocoon" milik Bjork. Adapun ia juga menulis buku yang meliputi "Eiko by Eiko" (1983) dan "Eiko on Stage" (2000), keduanya tersedia dalam bahasa Inggris, demikian yang dilansir dari New York Times.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari