tirto.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengklaim jumlah benih lobster di Indonesia sangat banyak. Sekali bertelur, seekor lobster bisa menghasilkan sejuta telur.
Hal itu Edhy sampaikan untuk menepis isu bahwa izin penangkapan dan ekspor benih lobster bisa merusak lingkungan.
“Satu ekor lobster bisa bertelur sampai 1 juta. Di daerah yang musim panasnya hanya 4 bulan bisa sampai 4 kali bertelur. Ini penelitian Tasmania,” ucap Edhy dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Senin (6/7/2020).
“Indonesia banyak mataharinya dan sepanjang tahun musim panas tapi belum kami teliti apakah bisa sepanjang tahun,” tambah Edhy.
Edhy menjelaskan Tasmania yang adalah negara bagian Australia telah membuktikan itu. Berbekal dengan fakta itu, menurutnya situasi yang sama seharusnya berlaku juga di Indonesia.
“Dengan ditelititi bisa 1 kali 1 juta itu jumlahnya sudah 2 kali estimasi yang kami bikin. Tadinya kami hitung 26 miliar total 6 jenis lobster bertelur di Indonesia di 11 WPP Indonesia,” ucap Edhy.
Di sisi lain, Edhy beralasan kebijakan ekspor yang disertai kewajiban budidaya bisa membuat benih lobster bertahan hidup. Ia mencontohkan data yang ia miliki menunjukan tingkat benih lobster yang bisa menjadi dewasa di alam liar hanya 0,02 persen.
“26 ekor benih lobster hanya bisa dewasa 1 ekor. Kalau dibudidaya bisa 30-80 persen,” ucap Edhy.
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) pada 9 Mei 2020 menyatakan kalau izin ekspor benih lobster ini akan berujung eksploitasi sumber daya perikanan di pusat-pusat penangkapan dan budidaya lobster. Hasilnya nelayan bakal dirugikan termasuk negara.
Di sisi lain, hasil kajian sumberdaya ikan di WWP 11 khusus lobster, penangkapan benih lobster selama beberapa tahun terakhir sudah menghasilkan dampak terciptanya 6 zona merah atau over exploited. Status over exploited ini juga menjadi sinyal kalau penangkapan benih lobster sudah masuk kategori berlebihan dan perlu dikurangi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan