tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim, semua orang antusias menyambut rencana pembentukan Space Force atau Angkatan Luar Angkasa milik AS. Pernyataan yang Trump sampaikan saat acara apresiasi militer, Rabu (4/7/2018) di South Lawn Gedung Putih itu mengingkari sejumlah pihak yang menolak rencana tersebut.
"Kami telah memiliki Angkatan Udara, dan omong-omong, saya tambahkan lagi, kami akan segera memiliki Angkatan Luar Angkasa. Anda sebelumnya tentu telah mendengar rencana itu. Semua orang sangat gembira tentang itu," klaim Trump, sebagaimana dikutip dari Reason.
Bulan lalu Trump secara resmi mengumumkan rencana untuk membentuk Angkatan Luar Angkasa sebagai cabang militer yang setara. Hal tersebut merupakan wujud Trump menciptakan cabang keenam militer untuk mempermudah dominasi Amerika pada bidang antariksa.
"Sekedar kehadiran Amerika di ruang angkasa, tidaklah cukup. Kita harus menciptakan dominasi Amerika Serikat di luar angkasa," kata Trump di Gedung Putih, dilansir Independent.
Trump juga telah menginstruksikan Departemen Pertahanan dan Pentagon untuk segera memulai proses yang diperlukan untuk membentuk Angkatan Luar Angkasa.
"Kami memiliki Angkatan Udara dan kami akan memiliki Angkatan Luar Angkasa. Terpisah tetapi setara. Itu akan menjadi sesuatu. Sangat penting," tandasnya
Namun begitu, yang harus digarisbawahi adalah AS sendiri merupakan anggota dari Perjanjian Luar Angkasa, yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di angkasa dan hanya memungkinkan penggunaan bulan dan benda langit lainnya untuk tujuan damai.
Trump juga turut menandatangani arahan tentang pengelolaan lalu lintas dan puing-puing di ruang angkasa.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, rencana Trump tersebut merupakan langkah terbaru pemerintahannya untuk meningkatkan eksplorasi ruang angkasa Amerika. AS ingin mengirim penjelajah robot ke bulan paling cepat tahun depan sebagai langkah persiapan untuk mengirim astronot kembali ke sana untuk pertama kalinya sejak 1972, kata seorang pejabat Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA).
NASA merencanakan serangkaian misi bulan dimulai tahun depan yang bertujuan mengembangkan kapasitas untuk kembali ke bulan, kata Cheryl Warner, juru bicara Direktorat Eksplorasi Manusia NASA. NASA akan bekerja dengan perusahaan swasta, yang belum dipilih, dalam misi, kata Warner dalam sebuah wawancara telepon.
Sementara itu, pada Desember lalu, Trump menandatangani arahan yang katanya akan memungkinkan astronot kembali ke bulan dan akhirnya memimpin misi ke Mars. Dia memerintahkan pemerintah bulan lalu untuk meninjau peraturan tentang penerbangan ruang komersial.
Orang Amerika pertama kali mendarat di bulan pada 1969, mencapai tujuan yang ditetapkan mantan Presiden John F. Kennedy pada 1961 dan mengakhiri perlombaan antariksa satu dekade antara Washington dan Moskow.
Sejak itu, upaya AS untuk mengeksplorasi di luar orbit Bumi sebagian besar terfokus pada pesawat antariksa jarak jauh yang tidak memiliki anggota awak manusia, meskipun beberapa presiden Amerika telah berulang kali mengangkat gagasan mengirim penjelajah manusia kembali ke bulan atau lebih jauh.
Presiden George W. Bush pada 2004 mengatakan manusia akan kembali ke bulan pada 2020. Penerusnya, Presiden Barack Obama, mengatakan pada 2016 Amerika Serikat akan mengirim manusia ke Mars pada 2030-an.
Editor: Yulaika Ramadhani