Menuju konten utama
9 Juni 1934

Donald Duck adalah Alat Propaganda Perang Amerika

Bebek pemberang.
Maskot penerbang dalam
kecamuk perang.

Donald Duck adalah Alat Propaganda Perang Amerika
Ilustrasi Donald Bebek. tirto/Sabit

tirto.id - “Hail Hitler!

Donald Duck menyorakkan kalimat tersebut setiap ia melihat puluhan gambar wajah Adolf Hitler yang dipasang di samping peluru-peluru pada sebuah pabrik pembuatan senjata.

Donald Duck bertugas merapatkan baut yang ada di ujung peluru. Ukurannya berbagai macam. Mesin ban berjalan bekerja sangat cepat. Donald tak bisa istirahat. Apalagi tubuhnya ditodong sejumlah pedang tajam. “Aku udah enggak tahan! teriaknya. Bulu-bulu yang tadinya rapi mulai berdiri, mata Donald Duck berputar, begitupun lehernya.

Gambar beralih ke sebuah kamar tidur yang tenang. Berhias tulisan "Home Sweet Home" pada bagian kepala tempat tidur. Di sana Donald Duck berbaring mengenakan piama bermotif bendera Amerika Serikat.

Tak lama kemudian ia bangun. Ia kembali mengucap “Hail Hitler!” karena melihat bayangan di dinding. Ternyata bayangan itu ialah siluet pajangan patung Liberty yang ia letakkan di samping jendela kamar. Donald Duck berlari menuju pajangan itu dan memeluknya sambil berkata, “Aku bahagia jadi orang Amerika.”

Tayangan tersebut ialah gambaran film Der Fuehrer’s Face. Walt Disney membuat film tersebut pada 1943, saat Amerika Serikat masih dalam pengaruh masa perang. Film berdurasi hampir delapan menit ini jadi film perang produksi Disney yang paling sukses. Der Fuehrer’s Facememenangkan The Academy Awards dalam kategori film pendek animasi terbaik.

Dari sana Donald Duck dikenal sebagai ikon masa krisis Amerika Serikat. Karakter yang menyemangati para warga di masa-masa gelap.

Setahun sebelumnya, Disney meluncurkan film The New Spirit. Film dimulai dengan menayangkan benda serupa radio tua di dalam rumah Donald Duck. Radio mengabarkan berita bahwa warga Amerika Serikat perlu semangat baru dan bekerjasama untuk melawan ketidakadilan. “Negara membutuhkanmu!” Perkatan ini membuat Donald Duck bersemangat. Ia bergegas mengambil semua benda tajam yang ada di rumahnya. Ia siap ikut perang.

Radio kembali bersuara tentang hal yang lebih penting ketimbang berperang. Donald Duck makin gusar dan penasaran, ia memohon dengan uring-uringan agar diberitahu soal hal penting itu. Ternyata yang lebih penting dari ikut perang ialah membayar pajak penghasilan. Mendengar itu Donald Duck langsung lemas dan kesal. Raut wajahnya segera berubah ketika radio memberitahu bahwa pajak digunakan untuk biaya pembuatan senjata, kapal perang, dan pesawat tempur guna memusnahkan musuh. Cerita berlanjut tentang rincian cara membayar pajak.

“Hanya Donald Duck yang bisa membuat pembayaran pajak jadi hal yang terlihat menyenangkan,” kata Marcia Blitz, penulis buku Donald Duck, seperti dikutip dalam artikel “Send in the Mouse: How American Politicians Used Walt Disney Productions to Safeguard the American Home Front in WWII”.

The New Spirit ditayangkan di 12.000 bioskop dan ditonton sekitar 26 juta warga Amerika. Sekitar 37% penonton mengaku tergerak membayar pajak setelah menyaksikan film tersebut.