Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Dokter India Peringatkan Bahaya Terapi Kotoran Sapi untuk COVID-19

Para tenaga medis mengatakan belum ada kajian ilmiah yang membuktikan terapi kotoran sapi dapat menangkal COVID-19.

Dokter India Peringatkan Bahaya Terapi Kotoran Sapi untuk COVID-19
Kremasi masal bagi korban terinfeksi virus corona (COVID-19) dilaksanakan di sebuah krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). Gambar diambil dengan Drone. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/FOC/djo

tirto.id - Tenaga medis terus memperingatkan bahaya penggunaan kotoran sapi untuk menangkal COVID-19 di India. Mereka mengatakan tidak ada bukti ilmiah terkait efektivitas kotoran sapi terhadap kesembuhan pasien. Mereka bahkan mengkhawatirkan hal tersebut justru akan menimbulkan masalah penyakit lainnya, Reuters melaporkan.

Saat ini India tengah menghadapi tsunami COVID-19 dengan 22,9 juta kasus positif dan 250 ribu kematian per 11 Mei 2021. Para ahli menyatakan jumlah sebenarnya bisa mencapai 5 hingga 10 kali lipat. Warga kesulitan menemukan bed rumah sakit, tabung oksigen, obat-obatan, bahkan banyak di antara mereka harus meninggal lantaran tak sempat mendapat perawatan.

Di negara bagian Gujarat di barat India, beberapa orang pergi ke tempat penampungan sapi untuk mengoleskan kotoran dan urin sapi di tubuh mereka. Mereka percaya hal itu dapat meningkatkan imunitas dan menangkal virus SARS-Cov-2 tersebut.

Alih-alih berdasarkan kajian ilmiah, praktik mengoleskan kotoran sapi ini disebut hanya berdasar kepercayaan semata. Sapi, bagi agama Hindu, merupakan hewan suci simbol kehidupan. Selama berabad-abad, penganut Hindu menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah sebagai ritual berdoa. Mereka percaya praktik tersebut sebagai terapeutik dan antiseptik alami.

“Dokter saja datang ke sini. Mereka percaya terapi ini dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga mereka tak perlu khawatir dalam merawat pasien,” ujar Gautam Manilal Borisa, Associate Manager salah satu perusahaan farmasi di India kepada Reuters. Ia mengaku terapi ini membantunya pulih dari COVID-19 tahun lalu.

Sejak itu, ia menjadi anggota tetap Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sebuah sekolah yang dijalankan pendeta Hindu yang terletak hanya di seberang jalan markas Zydus Cadila (CADI.NS), perusahaan pengembang vaksin COVID-19.

Dalam praktiknya, selagi menunggu kotoran dan urin sapi mengering di tubuh mereka, para partisipan akan memeluk atau menghormat pada sapi-sapi tersebut lantas melakukan yoga untuk meningkatkan energi. Kemudian mereka membilasnya dengan susu.

Para tenaga medis khawatir praktik tersebut hanya memicu komplikasi kesehatan masyarakat dan rasa aman ‘palsu’.

“Belum ada bukti ilmiah kotoran maupun urin sapi dapat meningkatkan imunitas menangkal COVID-19. Semua hanya berdasarkan kepercayaan,” ujar Dr JA Jayalal, Presiden Nasional Asosiasi Kesehatan India.

“Ada risiko penularan penyakit dari binatang ke manusia karena praktik ini,” imbuhnya.

Selain itu, banyaknya orang yang kerap berkerumunan di penampungan sapi juga dikhawatirkan akan memperparah penyebaran COVID-19 di India yang tak kunjung mereda.

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDIA atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Dieqy Hasbi Widhana