tirto.id - Bagaimana bacaan doa buka puasa Ramadhan yang merujuk pada hadits shahih? Kapan pula seorang muslim membaca doa 'dzhaba dzoma'u' ketika kumandang azan maghrib tiba? Apakah diucapkan saat hendak membatalkan puasa, ataukah setelah terlebih dahulu berbuka?
Mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka adalah salah satu sunnah saat umat Islam menjalani puasa Ramadhan. Diriwayatkan, Malik bin Amir Abu Athiyyah pernah berkata kepada Aisyah, "ada dua orang, yang satu menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang satunya lagi mengakhirkan berbuka puasa dan menyegerakan makan sahur."
Mendengar hal tersebut, Aisyah berkata, "Siapa di antara mereka berdua yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?"
Malik bin Amir menjawab, "(orang tersebut adalah) Abdullah bin Mas'ud."
Aisyah kemudian membalas, "(Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur) Seperti itulah yang dahulu dikerjakan oleh Rasulullah saw."
Dalam riwayat lain, dari Sahl bin Sa'ad ra., Rasulullah saw. bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).
Bacaan Doa Buka Puasa Ramadhan 2023
Ada doa khusus yang disunnahkan untuk dibaca sewaktu berbuka puasa. Lafal doa buka puasa tersebut adalah sebagai berikut.
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Bacaan latin, Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah
Artinya, "Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala."
Lafal doa ini diambil dari perkataan Ibnu Umar yang melihat Rasulullah sewaktu berbuka puasa. Lalu, Nabi membaca doa tersebut.
Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) dia berkata: "Apabila Rasulullah saw berbuka, beliau berdoa: 'Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah'.” (HR. Abu Dawud)
Kapan Doa Dzahaba Dzomau Dibaca?
Doa dzahaba-dzomau di atas dapat dibaca seseorang setelah ia membatalkan puasa. Begitu mendengar azan maghrib berkumandang, seorang muslim terlebih dahulu membatalkan puasa dengan makan atau minum.
Ia dapat terlebih dahulu membaca doa sebelum makan yang redaksinya sebagai berikut.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِيْمَا رَزَقْتَنا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللهِ
Arab Latin: Allâhumma bârik lanâ fî mâ razaqtanâ wa qinâ adzâban nâr, bismillâh
Artinya, “Ya Allah, berkahilah kami pada apa yang telah Engkau karuniakan dan lindungilah kami dari siksa neraka. Bismillâh (atas nama Allah). (HR Ibnu as-Sani)
Berikutnya, usai puasa sudah batal, ia melanjutkannya dengan doa dzahaba-dzomau yang berarti "Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala".
Keutamaan Berdoa Saat Buka Puasa
Waktu buka puasa adalah waktu yang istimewa. Waktu ini digambarkan sebagai salah satu kebahagiaan bagi orang-orang berpuasa.
Disebutkan dalam sebuah hadis qudsi, Allah Swt. berfirman, "Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)
Di samping menyegerakan berbuka puasa, dianjurkan pula mengisi waktu jelang dan saat berbuka dengan berbagai amal salih. Salah satunya adalah berdoa. Apa pun kebaikan yang hendak diinginkan, dapat disampaikan pada Allah di waktu tersebut.
Alasannya, momen berbuka menjadi satu dari sekian banyak waktu yang mustajab untuk berdoa. Setidaknya dua hadis memberikan tuntunan terkait hal tersebut.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, dia mengatakan Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah no. 1753)
Doa orang berpuasa sebelum dirinya berbuka juga sama keutamaannya. Doanya tidak tertolak. Ini merujuk sabda Rasulullah dalam hadis yang disampaikan Abu Hurairah, “Ada tiga doa yang tidak tertolak, yaitu doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang terzalimi.”
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fitra Firdaus