tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara peringatan 19 tahun Tragedi Mei 1998 di Taman Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur pada Senin (8/5/2017). Pada kesempatan itu, Djarot berjanji untuk membebaskan retribusi pemakaman bagi warga korban yang berada di Jakarta.
“Kalau untuk retribusi para korban tentu saja untuk kepastian makanya tadi saya minta nama-namanya siapa saja. Udah lupa ya. Kemarin udah kita bebasin supaya nanti kita bisa bikin Surat Keputusan (SK) gubernur untuk pembebasan retribusi selamanya atas nama para korban. Jadi saya sudah minta namanya bulan ini kita selesaikan. Tapi kami tunggu datanya dulu, namanya siapa lokasinya di mana, bulan ini selesai,” kata Djarot di TPU Ponduk Rangon, Jakarta Timur, Senin (8/5).
Menurut Djarot, pembebasan retribusi sudah dilakukan sejak setahun yang lalu pada tahun 2016 ketika mendapatkan pengaduan dan kemudian langsung ditindaklanjuti. Djarot mengaku pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memperbaiki makam-makam yang rusak dan termasuk pemberdayaan untuk ekonomi beberapa korban.
“Kami sudah bertemu. Makanya kita minta ini bisa diterusin dan supaya itu bisa dikata begitu. Karena kan tahun depan Pak Anies sama Pak Sandi ya, jadi ada kepastian,” tambah Djarot.
Jumlah Makam Korban Tragedi 1998
Menurut pengakuan Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Mariana Amirrudin, hingga saat ini, terdapat delapan makam korban tragedi 98 di Klender Bekasi, dan 3 makam di Tangerang yang belum dipersatukan dengan makam korban di TPU Pondok Rangon.
Jumlah tersebut, kata Mariana, baru yang sudah ditemukan. Diperkirakan, masih banyak makam yang belum diketemukan dan tercecer. Dari keseluruhan tersebut, belum lagi jumlah korban yang berada di Solo, Medan dan tempat-tempat lainnya.
Sementara itu, untuk jumlah makam korban tragedi 98 yang dikuburkan di TPU Pondok Rangon berjumlah sekitar 130 lebih. Untuk retribusinya, dia mengaku Pemprov DKI baru mau mengeluarkan SK pembebasan retribusi untuk ke seluruh makam korban yang sudah teridentifikasi.
“Kalau yang di sini retribusi sudah bebas. Jadi itu sudah terjadi, kalau Pak Djarot besok gak jadi Wagub kan bisa berubah kebijakan. Jadi Pak Djarot bilang bulan ini SK keluar kan tinggal masukin nama-nama saja,” ungkap Mariana di lokasi yang sama, Senin (8/5).
Salah satu orang tua korban tragedi 98, bernama Kus hadir di pemakaman tersebut untuk memperingati 19 tahun meninggalnya anaknya yang bernama Mustofa yang waktu itu masih berumur 14 tahun dan duduk di kelas 2 SMP. Saat ini, jazad anaknya dmakamkan di TPU Klender, Bekasi Jakarta Timur.
Ia mengaku selalu memperingati kematian anakanya setiap tahun, namun ia menyayangkan bahwa pemerintah pusat kurang memperhatikan kondisi para korban. Ia pun berharap Presiden Joko Widodo lebih bisa memeperhatikan kondisi makam yang rusak dan kondisi perekonomian para korban termasuk dirinya.
Lebih lanjut, dirinya mengaku baru mendapatkan keringanan pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tahun lalu dengan membebaskan retribusi pembiayaan makam. Untuk saat ini, dia mengatakan tengah menunggu SK sama minta pemakaman diperbaiki.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto