Menuju konten utama

Disko Milenial, Berjoget, Bernyanyi, dan Nostalgia di Lantai Dansa

Ada tujuan positif di balik acara disko yang digagas kaum milenial.

Disko Milenial, Berjoget, Bernyanyi, dan Nostalgia di Lantai Dansa
Diskoria Selekta. Instagram/@diskoria.selekta

tirto.id - Cinta Ditolak Disko Bertindak. Beberapa bulan ke belakang kalimat tersebut terpatri pada poster acara Suara Disko yang tersebar di media sosial seperti Instagram. Suara Disko ialah acara disko yang menampilkan Diskoria, duo disc jockey (DJ)beranggotakan Merdi dan Aat yang khusus memainkan musik populer Indonesia tahun 1970-1990an.

Disko ini bukan dikhususkan bagi mereka yang patah hati. Tujuan Merdi ialah memberi publik pengetahuan tentang lagu-lagu Indonesia lawas. Ia menyebut bahwa banyak jenis aransemen musik di Indonesia sejak era 1970-an. Mulai langgam reggae, bossanova, dan tentu saja disko. Ia menyebut Rafika Duri yang pernah mengeluarkan Bossanova Indonesia (1982) atau Fariz R.M yang pernah merilis Musik Rasta (1985)yang di sana-sini terdengar pengaruh reggae

"Asyik banget, tapi anak muda sekarang tidak banyak yang familiar akan hal ini,” kata pria yang juga bekerja sebagai Event & Music Manager Potato Head Family Jakarta.

Awalnya, Merdi tak menaruh ekspektasi tentang jumlah orang yang akan hadir di acara Suara Disko. Pertama kali diadakan pada tahun 2015 di H Gourmet, Gunawarman, Jakarta Selatan, penikmat musik yang hadir ialah kawan-kawan personel Diskoria.

“Hal yang mengejutkan justru gerakan dansa mereka. Saya tidak menyangka bisa sampai semangat begitu,” katanya.

Beberapa waktu kemudian acara tersebut kembali diadakan. Massa yang datang terus bertambah. Merdi mencari tempat yang lebih besar. Acara pun jadi lebih sering diadakan. Baxter, Lucy In The Sky, dan The Pallas menjadi lokasi berikutnya. Penikmat musik yang hadir bisa mencapai 2.500 orang. Rentang usianya mulai dari 16 tahun sampai 40 tahun ke atas dan siapapun yang tahu lagunya, otomatis ikut bernyanyi.

“Pernah ada anak yang berdisko bersama ibunya. Si ibu bahkan datang dua jam sebelum acara dan baru pulang ketika acara selesai sekitar pukul satu dini hari. Ibu itu berprofesi sebagai seorang dokter yang harus praktik beberapa jam setelah acara,” kenang Merdi.

Acara Suara Disko berlangsung enam jam. Diskoria punya pola penyusunan lagu. Di awal acara, mereka memutar lagu-lagu lembut sebagai tanda selamat datang pada para tamu. Ketika ruangan mulai penuh, lagu berganti menjadi irama disko. Misalnya lagu "Khayalan"milik The Groove. Setelahnya, diputar lagu-lagu dari band Indonesia sebagai perayaan puncak acara.

Duo DJ ini punya lagu favorit untuk diputar seperti "Rio De Janeiro" milik Chaseiro, "Disko Dub" dari Ari Kusmiran, tembang Nia Daniaty berjudul "Malam Pertama", serta lagu "Galih dan Ratna" karya Guruh Sukarno Putra. Merdi mendapat rekaman lagu-lagu tersebut dalam bentuk piringan hitam, kaset, atau versi digital yang diunduh dari iTunes.

Baca juga:Mengapa Nostalgia Musik Masa Muda Berlanjut Sampai Tua

Personel Diskoria ialah kolektor piringan hitam. Kini, Merdi memiliki sekitar 3.500 keping piringan hitam. Ia mengoleksi benda ini sejak tahun 2001. Pada tahun 2008, ia memutuskan untuk mulai mengoleksi lagu-lagu Indonesia. Salah satu alasannya karena ia kesal setelah melihat tulisan di sebuah klub yang melarang untuk memutar musik Indonesia. Sejak saat itu ia bertekad ingin menciptakan acara disko yang memutar musik Indonesia.

Baca juga:Pasang Surut Piringan Hitam

Beruntung ia bertemu dengan seorang kolega yang tengah ditugaskan untuk membuat program aktivasi sebuah perusahan rokok. Karena ide acaranya sesuai dengan bayangan Merdi, mereka pun bekerja sama. Dari sana Suara Disko mendapat sponsor tetap. Untuk honor, kisarannya mulai dari Rp15.000.000 per acara. Kini dalam seminggu mereka rata-rata mengisi dua sampai tiga kali acara di dalam dan luar kota. Selain acara disko, Diskoria pun kerap mengisi acara pernikahan atau private party lainnya. Untuk kedua acara tersebut honor dimulai dari Rp 9.000.000. Panggung acara sejumlah kampus juga turut dijamah oleh Diskoria.

Dalam waktu dekat Merdi dan Aat akan hadir sebagai bintang tamu di acara ulang tahun acara tahunan yang diadakan oleh DJ Dipha Barus (IG @diphabarus). “Kaget juga diajak jadi bintang tamu. Acara tersebut cukup besar. Tidak terbayang remaja-remaja followers Dipha Barus akan menonton kami,” kata Merdi.

infografik disko milenial

Lantunan Guilty Pleasure

Konsep konser ala Diskoria ini memang sedang menjadi tren belakangan ini. Sebagian didorong oleh keinginan untuk bernostalgia. Tak heran kalau penyelenggaranya adalah mereka yang tumbuh besar di era 1980 hingga 2000-an. Konsep ini kerap dipadukan dengan pemutaran video klip. Seperti yang dilakukan oleh Amel.

Amel menghabiskan masa kuliah di San Francisco, Amerika Serikat. Waktu luang ia manfaatkan untuk mencari hiburan musik terutama di tempat yang memutar lagu tahun 1980-1990an. “Tempat yang saya cari ialah tempat yang memutar lagu-lagu saat MTV masih ada di masa jayanya,” cerita Amel.

Pada tahun 2012 ia kembali ke Jakarta. Waktu senggang ia pakai untuk datang ke beberapa klub dan sejumlah acara musik. Lantas ia berpikir untuk membuat acara musik yang bisa dinikmati sebagian besar kalangan masyarakat. Saat itu ia melihat, musik yang lazim diputar di pesta adalah electronic dance music (EDM) atau musik indie. Dua kutub yang kadang terasa sangat berjauhan.

"Rasanya belum ada satu acara musik yang posisinya di tengah-tengah dan bisa dinikmati semua orang," katanya lagi.

Baca juga:Electronic Dance Music Menggebrak Indonesia

Bersama empat orang kawannya, ia sepakat untuk mengadakan satu format acara musik yang bisa membuat mereka bernyanyi bersama. Lahirlah Videostarr.mov, konser musik yang disertai tampilan visual video klip. “Kami memilih untuk ada video karena kami sebanarnya adalah orang visual. Saya dan kawan-kawan berasal dari latar belakang ilmu arsitek, film, desain grafis, dan fashion journalism,” katanya.

Lagu dari Ratu, Dewi Dewi, Titi DJ, Reza Artamevia, Britney Spears, Backstreet Boys, dan N*Sync menjadi pilihannya. Para penggagas acara ini mengaku bahwa mereka tidak memiliki banyak referensi lagu. Oleh karena itu, Amel bersama teman-teman memilik music selector untuk acara mereka. Awalnya, Amel hanya menyebut musik-musik yang ia suka dan merangkumnya dalam sebuah mood board. Keberadaan music selector yang memiliki pengetahuan lebih banyak tentang musik membuat isi diskusi dalam memilih lagu lebih beragam.

Acara pertama diadakan di resto Carpe Diem, Kemang, Jakarta Selatan pada Februari 2017. Music selector yang terpilih saat itu ialah Rawdeal, Anka, dan Dhika Darma. Pekerjaan mereka bukan sebagai DJ. Menyeleksi musik-musik untuk diperdengarkan dalam sebuah pesta lebih terasa sebagai hobi.

Pekerjaan Amel tak hanya mencari sosok yang hendak memilih lagu. Ia juga bertugas menyusun proposal untuk diajukan ke beberapa kafe atau restoran yang sekiranya bisa menjadi tempat acara. Lucy In The Sky dan Safehouse adalah dua tempat yang menyambut proposal Amel. Setiap Videostarr.mov mengadakan acara di sana, Amel dan empunya tempat membagi keuntungan dari hasil penjualan makanan dan minuman selama acara.

Videostarr.mov membagi acara musik menjadi dua. Time After Time dan Cherry Bomb, “Time After Time memutar musik para diva seperti Mariah Carey dan Destiny’s Child. Cherry Bomb memutar musik yang lebih muda seperti lagu Britney Spears dan Westlife dulu.”

Acara selalu penuh. Tak jarang pihak restoran yang menawarkan untuk kembali mengadakan acara di sana. “Di Lucy tamu yang hadir bisa 900 orang. Di Safehouse maksimal 500 orang karena tempatnya tidak terlalu luas. Rata-rata tamu yang datang berusia 18-35 tahun,” kata Amel.

Seperti malam itu. Salah satu dinding area outdoor Amanusa hotel, hotel bintang lima milik Aman Resorts di Bali, tertutup layar yang menayangkan berbagai video klip musik tahun 1990-2000an. Malam itu adalah acara after party sebuah pernikahan. Umumnya, acara after party diisi oleh musik dari sang DJ. Tetapi kali ini para tamu undangan pun bisa melihat tayangan di layar sambil berjoget atau mengikuti gerakan yang ada dalam video.

Sampai hari ini Videostarr.mov telah mengadakan tujuh kali acara musik. Dua minggu ke depan, acara akan dihelat di Verde, Bandung, Jawa Barat. Amel berharap acara yang digagasnya ini bisa terus berlangsung.

Baca juga artikel terkait GENERASI MILENIAL atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono