Menuju konten utama

Disebut Jadi Model Alexis, Junika Wijaya & Shinta Beby Lapor Polisi

Dua orang, yang nama dan fotonya dicatut dalam katalog pegawai Hotel Alexis, yakni Junika Wijaya dan Shinta Beby, melapor ke polisi karena merasa nama baiknya tercemar.

Disebut Jadi Model Alexis, Junika Wijaya & Shinta Beby Lapor Polisi
Shinta Beby dan Mala Ghassani seusai melapor ke SPKT Polda Metro Jaya pada Selasa, (7/11/2017). tirto.id/Felix Natanhiel.

tirto.id - Junika Wijaya dan Shinta Beby, hari ini mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan dugaan pencemaran nama baik. Laporan itu menyusul pencatutan nama dan foto keduanya dalam katalog daftar model yang bekerja di Hotel Alexis.

Pengaduan Junika diterima dalam nomor laporan polisi : LP/5426/XI/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus. Sedangka laporan Shinta diterima dalam surat nomor : LP/5430/XI/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus.

Laporan ini melengkapi pengaduan para model, yang nama dan fotonya disebut dalam katalog pekerja Alexis, menjadi tiga. Sebelumnya, Widuri Agesti juga mengadukan kasus pencemaran nama baik terkait pemuatan foto dan namanya di katalog yang menyebar di media sosial usai izin Hotel Alexis tidak diperpanjang Pemprov DKI Jakarta itu.

Keduanya datang secara terpisah saat melapor ke Polda Metro Jaya. Junika Wijaya datang terlebih dahulu bersama kuasa hukumnya, Peter Ell untuk melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya.

Junika, namanya tercatat dalam unggahan file ‘katalog Alexis’ di halaman 3 di kolom nomor 3 dengan nama Clarissa Junika. Menurutnya, foto tersebut diambil dari akun Instagramnya 2 tahun lalu saat masih bekerja sebagai model. Sekarang, Junika hanyalah mahasiswa di bidang hukum salah satu kampus di Jakarta.

Pertama kali Junika mengetahui hal tersebut setelah katalog itu tersebar di sosial media, tepatnya tanggal 4 November lalu. Dia merasa banyak mengalami kerugian immateriil akibat dituduh sebagai pekerja Alexis. Mahasiswi itu mengaku menerima banyak tudingan tidak sepantasnya karena dicap sebagai model Alexis—yang belakangan ini diisukan sebagai lokasi prostitusi.

“Yang cowok-cowok sempat nanya, berapa (harganya),” kata Junika di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Selasa (7/11/2017).

Dia mengaku tidak pernah sekalipun masuk ke dalam hotel atau griya pijat Alexis di kawasan Jakarta Utara tersebut. Sebagian dari model katalog tersebut memang ia kenal, tetapi bukan sebab sama-sama bekerja di Alexis, melainkan karena kesamaan profesi sebagai model.

”Saya enggak tahu Alexis itu apa, tapi saya banyak mendengar Alexis itu banyak dianggap teman-teman sebagai tempat, ya, teman-teman bisa simpulkan sendiri. Itu yang buat saya merasa dirugikan,” kata dia.

Junika juga tidak terima dengan semua penyebutan informasi terkait dirinya di katalog itu, termasuk sampai ukuran bra. “Emangnya perlu itu untuk jadi model?” ujarnya.

Setelah Junika, giliran model Shinta Beby dan Mala Ghassani alias Nirmala Sari mendatangi SPKT Polda Metro Jaya pada hari ini. Tapi, Nirmala Sari—yang di dalam katalog bernama Mala Ghassani (nama panggung)—hanya menemani Shinta untuk membuat laporan polisi. Sama dengan Junika dan Widuri Agesti, Shinta merasa nama baiknya dicemarkan karena disebut dalam katalog pekerja Alexis.

“Itu merugikan saya karena saya tadinya harusnya syutingnya tanggal 8 (November) difilmkan (tapi batal), terus orangtua saya malu, saya juga malu, pandangan orang juga miring. Melihat saya juga seakan-akan benar-benar saya ada di model katalog ini loh, Alexis,” kata Shinta.

Shinta juga belum tahu siapa pihak yang menyebarkan katalog model Alexis tersebut di media sosial. Ia menyerahkan seutuhnya penetapan tersangka kepada pihak kepolisian. Dia memang mengaku pernah masuk ke dalam hotel Alexis sebanyak satu kali. Tapi saat itu, Shinta datang hanya untuk menghadiri acara ulang tahun perusahaan tempatnya bekerja. Kala itu, Shinta mengaku hanya memberikan kado, kemudian pergi.

“Jadi pas saya dikabarkan ada di model katalog Alexis itu, saya syok banget,” kata dia.

Saat dimintai tanggapan soal isu bahwa Hotel Alexis menjadi lokasi prostitusi, dia menjawab, “Saya enggak tahu, saya tahunya itu tempat nongkrong muda-mudi. Gitu-gitu saja sih. Enggak ada aneh-aneh gitu. Tapi pas Alexis booming katanya tempat ini, tempat itu (prostitusi), baru saya tahu. Makanya saya buat laporan ini, takut disangka beneran.”

Sedangkan Mala Ghassani, yang menemani Shinta, masih menimbang-nimbang untuk mengadukan pencatuman foto pribadinya di dalam katalog tersebut pada pihak kepolisian. Berdasar penuturan Mala, ia hanya menjadi model dalam acara-acara tertentu, biasanya acara terkait perhiasan atau pameran, dan bukan majalah dewasa.

Unggahan katalog tersebut juga pernah ia temukan pada Januari 2017. Saat itu, katalog tersebut hanya bernama ‘katalog model’ tanpa embel-embel Alexis. Ia menduga ada pihak yang menambahkan nama unggahan tersebut dengan ‘Alexis’ untuk menimbulkan kesan negatif.

“Sekarang langsung diubah, katalog file Alexis, tapi namanya semua sama. Sama semua. Cuma ganti nama di namenya aja,” jelas Mala terkait perbandingan data katalog yang ia temukan Januari silam dengan yang sekarang.

Bila dilihat di dalam data katalog, memang logo Alexis dan tanda resmi Alexis tidak ada. Boleh jadi, katalog itu memang bukan dari Alexis. Meski sudah diubah, menurut Mala, juga ada beberapa kesalahan informasi terkait dirinya di katalog itu.

“Tingginya beda di sana. Tingginya 165 (cm), tapi tinggi asli saya 170 (cm),” ujar dia.

Baca juga artikel terkait PENUTUPAN ALEXIS atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom