Menuju konten utama

Direktur KPK Benarkan Beberapa Nama yang Beredar Tak Lolos TWK

Seorang Direktur KPK membenarkan beberapa nama yang beredar selama ini memang tak lolos tes wawasan kebangsaan, termasuk Novel Baswedan.

Direktur KPK Benarkan Beberapa Nama yang Beredar Tak Lolos TWK
Penyidik KPK Novel Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai memenuhi undangan Komisi Kejaksaan di Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

tirto.id - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono membenarkan sejumlah nama yang beredar di media selama ini memang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

"Sama, sesuai dengan konpers Ketua KPK bahwa 75 orang tidak memenuhi syarat, memang beberapa nama sama dengan apa yang di media," katanya dalam diskusi Polemik Trijaya Dramaturgi KPK di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).

Giri sendiri mengaku termasuk dalam 75 orang tersebut.

Ia juga menyebut delapan orang pejabat eselon yang gagal memenuhi syarat. Terdiri dari satu orang pejabat eselon I (Deputi Koordinasi Supervisi KPK), 3 pejabat eselon II (termasuk dirinya), Kepala Biro SDM, dan Direktur Pembinaan Jaringan Antarkomisi (Sujanarko). Berikutnya, untuk eselon III, yakni Kabag Perancangan Perundang-undangan, Kabag SDM, dan beberapa nama lain.

"Yang menarik adalah hampir semua kasatgas yang berasal dari KPK, 7 kasatgas penyidikan dan 2 kasatgas penyelidikan, juga merupakan bagian dari 75 itu tadi," kata Giri. "Termasuk Novel Baswedan."

Selanjutnya seluruh pengurus inti dari Wadah Pegawai KPK.

Dia bilang tak semua pegawai dites. Hanya "pegawai tetap" saja yang mengikutinya. "Sementara pegawai yang diperbantukan dari kepolisian dan pegawai negeri yang diperbantukan dari kementerian lain tidak dites."

Sejauh ini KPK secara institusi memang belum menyebut siapa saja yang gagal TWK. Ketua KPK Firli Bahuri enggan mengumumkan 75 nama secara terbuka dengan alasan "kalau diumumkan akan berdampak pada anak, cucu, keluarga. Kami tidak memiliki cara kerja begitu."

Kegagalan ini disebut-sebut terkait dengan pelemahan lembaga antirasuah, yang telah dimulai sejak revisi UU KPK tahun 2019 lalu. Salah satu indikasinya adalah nama-nama yang tak lolos dikenal vokal bahkan dianggap berseberangan dengan pimpinan KPK saat ini, yang dikepalai seorang polisi, Firli Bahuri. Selain itu soal-soal yang diberkan juga disebut-sebut tak masuk akal.

Baca juga artikel terkait PEGAWAI KPK

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Editor: Rio Apinino