Menuju konten utama

Dinilai Jiplak Slogan Donald Trump, Sandi: Amati Tiru Modifikasi

Sandiaga mengatakan bahwa, slogan "Make Indonesia Great Again" dipakai untuk mengembalikan kejayaan Indonesia.

Dinilai Jiplak Slogan Donald Trump, Sandi: Amati Tiru Modifikasi
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk bertemu Sri Sultan HB X, Jumat (12/10/2018). tirto.id/Irwan A Syambudi

tirto.id - Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai menjiplak model kampanye Donald Trump dengan menggaungkan "Make Indonesia Great Again".

Menanggapi hal tersebut, Sandiaga mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari upaya mengamati, tiru, dan memodifikasi.

Dalam kunjungannya di Yogyakarta, Jumat (12/10/2018), Sandiaga Uno tidak menampik upaya meniru konsep yang digaungkan Donald Trump saat memenangkan pilpres di Amerika Serikat itu, dan menjawabnya dengan pendekatan bisnis.

"Kalau kita di bisnis [itu] atm sifatnya [yakni] amati, tiru, dan Modifikasi. Jadi kita modifikasi lah sesuai dengan kearifan lokal kita, kenapa tidak? kita semuanya berfikir yang positif saja," kata Sandiaga.

Menurutnya, konsep "Make Indonesia Great Again" dapat dijadikan acuan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di zaman dulu.

"Kalau memang Indonesia itu kita kembalikan kejayaan seperti [zaman] Sriwijaya dan Majapahit atau saat Indonesia swasembada pangan, Indonesia swasembada energi. Dimana saat itu Indonesia menjadi pengekspor yang luar biasa. Dimana Indonesia pada masa kejayaannya mampu menciptakan lapangan kerja, dengan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Kenapa tidak? Sudah saatnya Indonesia jaya lagi," kata Sandiaga.

Sebelumnya, pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengkritik slogan yang digaungkan kubu lawannya.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut, ada dua kemungkinan di balik keinginan Prabowo Subianto membawa slogan "Make America Great Again" ke Indonesia.

Pertama, Prabowo disebut memiliki kemungkinan bersifat rasis. Kedua, ia tak paham konteks penggunaan slogan itu di Amerika, dan asal mau memasukkannya ke Indonesia.

"Pertama dia memang mempunyai cara pemikiran seperti Trump yang rasis. Dalam konteks Indonesia tentu ada istilah pribumi dan nonpribumi," kata Wakil Sekjen TKN Raja Juli Antoni kepada wartawan.

"Atau dia enggak paham saja slogan itu. Ya asal copas saja, nggak ngerti konteks slogan itu apa." katanya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Yandri Daniel Damaledo