Menuju konten utama

Diisukan Sebabkan Kanker, Nutella Melawan Balik

Produk selai coklat Nutella dilaporkan mengandung kontaminan yang menyebabkan kanker. Atas kabar itu, produsen Nutella pun membela diri.

Diisukan Sebabkan Kanker, Nutella Melawan Balik
Nutella. [Foto/istockphoto]

tirto.id - Ferrero, perusahaan pembuat Nutella, menyerang balik klaim bahwa minyak sawit yang digunakan dalam hazelnut dan cokelat mereka dapat menyebabkan kanker.

Sebelumnya pada bulan Mei, Eropa Food Standards Authority (EFSA) memperingatkan bahwa kontaminan dalam bentuk minyak yang dapat dimakan ini ini bersifat karsinogenik. Lembaga ini juga menegaskan, konsumsi rata-rata zat ini menimbulkan risiko bagi anak-anak dan karena kurangnya data pasti, tidak ada tingkatan yang dapat dianggap aman.

Minyak kelapa sawit ditemukan dalam ratusan merek makanan di rumah tangga, termasuk cokelat Cadbury, Clover, dan bahkan Ben & Jerry. Namun, Nutella yang sejauh ini telah menghadapi reaksi protes dari konsumen. Penjualan pun turun sebanyak tiga persen setelah konsumen memboikot produk akibat ketakutan soal bahaya Nutella.

Seperti dikutip laman The Independent, jaringan supermarket terbesar, Coop menghilangkan 200 produk yang mengandung minyak kelapa sawit, meskipun bukan Nutella, dari rak pada bulan Mei sebagai tindakan pencegahan.

Menanggapi hal itu, Ferrero kemudian meluncurkan kampanye iklan sebagai upaya untuk meyakinkan pelanggan bahwa produknya benar-benar aman.

Terlepas dari kekhawatiran akan keamanan, Ferrero menegaskan, keputusan untuk tetap menggunakan minyak kelapa sawit pada Nutella cenderung soal kualitas, bukan biaya. Minyak kelapa digunakan untuk memberikan tekstur halus yang tidak diperoleh bila memakai minyak lainnya.

"Membuat Nutella tanpa minyak sawit akan menghasilkan produk dengan mutu rendahan. Itu akan menjadi kemunduran," jelas manajer pembelian Ferrero, Vincenzo Tapella.

Minyak pengganti, seperti berasal dari bunga matahari atau rapeseed, dapat digunakan tetapi akan meningkatkan biaya pembuatan produk sebesar 22 juta dolar AS, berdasarkan perhitungn. Namun Ferrero belum mengkonfirmasi angka itu sebab perusahaan itu belum bersedia memberikan komentar.

Sementara itu, ketakutan pada kanker berpusat pada glycidyl fatty acid esters atau dikenal dengan senyawa GE, yang diproduksi minyak sawit ketika dipanaskan di atas 200 derajat celcius, seperti dalam pengolahan berbagai makanan.

Dr Helle Knutsen, ketua Contam--panel EFSA yang menyelidiki minyak sawit--mengatakan pada Mei bahwa terdapat bukti yang cukup bahwa GE bersifat genotoksik dan karsinogenik karena tidak ditetapkan tingkat yang aman untuk senyawa itu

“Kontaminan itu dapat ditemukan di beberapa lain produk lain seperti minyak nabati, margarin, dan makanan olahan tapi EFSA menemukan bahwa kandungan ini diproduksi lebih tinggi dan berpotensi berbahaya dalam minyak sawit,” papar Helle.

Sementara itu, organisasi PBB yakni WHO dan FAO juga telah menyatakan keprihatinan tentang GE tetapi telah berhenti mengeluarkan peringatan tentang konsumsi senyawa itu.

Atas kejadian ini, seorang juru bicara Ferrero menegaskan bahwa kesehatan dan keselamatan konsumen merupakan prioritas mutlak dan pertama bagi perusahaan itu.

"Kehadiran kontaminan dalam produk makanan yang dianalisis oleh EFSA, tergantung pada minyak dan lemak yang digunakan serta proses yang mereka gunakan,” jelas juru bicara tersebut.

Karena peristiwa ini, beberapa waktu ke depan Ferrero menyatakan berhati-hati memilih bahan baku dan proses industri sehingga membatasi kontaminan ke tingkat minimum, serta sepenuhnya akan sejalan dengan parameter yang didefinisikan oleh EFSA.

Baca juga artikel terkait KARSINOGEN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari

Artikel Terkait