Menuju konten utama

Di Balik Perubahan Warna Paspor Indonesia

Warna sampul paspor sebuah negara tak muncul begitu saja, ada pesan atau simbol di dalamnya. Indonesia telah mengubah warna sampul paspor dari hijau tua menjadi hijau muda kebiru-biruan (tosca). Warna ini tentunya lebih cerah sehingga lebih mudah dikenali oleh pemegangnya. Apa ada semangat kemaritiman juga?

Di Balik Perubahan Warna Paspor Indonesia
Dirjen imigrasi Ronny F Sompie (kiri) meninjau ruang pencetakan paspor di Unit Layanan Paspor Waru yang terlekat di salah satu pusat belanja, Surabaya, Jawa Timur. Antara foto/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - “Sudah tidak bisa lagi sebut 'paspor ijo' Indonesia setelah bergantinya warna. Sekarang, bisa disebut dengan 'paspor samudera' karena warna biru sering dikaitkan dengan samudera, air, lautan.”

Pernyataan seorang netizen ini disampaikan dalam sebuah forum di jagad internet yang merespons perubahan warna paspor Indonesia. Apa sebenarnya makna dari sebuah warna paspor sebuah negara?

Hrant Boghossian, Vice President of Marketing Passport Index 2016 membagi empat warna dasar sampul paspor untuk umum yaitu merah, hijau, biru, dan hitam. Berbagai paspor negara memvariasikan empat warna dasar itu dengan ragam gradasi warna yang berbeda-beda.

Passport Index mencatat, dari 199 negara di dunia paspor dengan sampul warna dasar kategori biru paling banyak dipakai dengan persentase hingga 39,2 persen. Disusul dengan sampul paspor merah 34,67 persen, warna hijau 21,61 persen, dan hitam hanya 4,52 persen.

Hal yang menarik pengguna warna biru umumnya dipakai dari negara kaya hingga paling miskin seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, termasuk Somalia. Warna biru juga juga dipakai oleh negara-negara dunia baru atau new world seperti Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela.

Paspor warna merah dipakai lintas negara dan benua, misalnya dipakai Perancis, Belanda, hingga Etiopia dan Amerika Selatan. Negara-negara di Uni Eropa menggunakan warna merah burgundy. Warna paspor Uni Eropa memengaruhi keputusan Turki mengubah warna sampul paspor mereka jadi merah burgundy dari hijau tua, dengan harapan bisa bergabung dengan Uni Eropa.

Sedangkan untuk warna hijau kebanyakan negara-negara Islam antara lain Arab Saudi, Pakistan, termasuk sebelummya Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia sempat memakai hijau tua untuk sampul paspor lama. “Banyak negara Islam menggunakan paspor berwarna hijau, karena warna yang penting bagi agama mereka,” kata Hrant Boghossian dikutip dari Business Insider.

Warna paspor juga mencerminkan simbol warna negara seperti Botswana, Zambia, yang menggunakan warna sampul hitam pada paspornya. Selandia Baru juga memakai warna yang sama, hitam bisa mencerminkan atau memberi kesan resmi. Intinya, banyak faktor menentukan sebuah warna paspor di banyak negara, seperti latar belakang geografis hingga politik, bahkan bisa juga tergantung pemerintah yang berkuasa dan program-programnya.

Warna Maritim di Paspor Baru

Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham meluncurkan desain baru Paspor Indonesia yang mulai berlaku tanggal 30 Oktober 2014 lalu, setelah ada pergantian pemerintahan baru. Pengumuman resmi perubahan warna sampul paspor Indonesia baru dilakukan pada 5 Desember 2014 dalam laman www.imigrasi.go.id.

Pihak imigrasi secara bertahap menerbitkan paspor baru warna hijau muda kebiru-biruan (tosca) yang diperkenalkan pertama kali pada HUT Imigrasi ke-64. Paspor ini secara berangsur-angsur menggantikan paspor desain lama. Artinya semenjak diluncurkan, tak semua kantor imigrasi mengeluarkan warna paspor baru, karena lebih dahulu menghabiskan stok paspor yang lama. Sehingga sebagian publik baru mengetahuinya belakangan ini.

Paspor baru menampilkan fitur-fitur keanekaragaman budaya dan hayati Indonesia antara lain wayang, angklung, dan bekantan di dalam lembaran paspor. Perubahan warna hijau menjadi kebiru-biruan diakui pihak imigrasi juga berkaitan dengan semangat kemaritiman, selain aspek teknis seperti faktor keamanan yang lebih ditingkatkan dalam lembaran dalam paspor baru.

"Alasan perubahan ini untuk penyegaran saja, biar lebih cerah. Kalau dikaitkan dengan semangat maritim, itu bisa, karena kemaritiman juga bagian dari warisan budaya nenek moyang kita," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Kemenkumham Heru Santoso Ananta Yudha kepada tirto.id, Jumat (7/10/2016)

Semenjak perubahan ke paspor baru, Indonesia bersama Laos menjadi pemilik paspor dengan unsur warna biru dari 11 negara di ASEAN. ASEAN termasuk yang banyak memiliki variasi warna paspor, selain biru juga ada merah dan hijau. Bagi Indonesia, perubahan warna paspor yang lumayan signifikan ini, sebagai yang pertama semenjak sampul warna hijau sudah digunakan saat ditjen imigrasi berdiri pada 26 Januari 1950 silam.

Apapun warnanya, kenyataannya paspor Indonesia "tak berubah" karena masih yang terlemah dari sisi pengaruhnya terhadap negara lain. Berdasarkan indeks yang dirilis oleh firma penasihat keuangan Arton Capital pada April 2016, paspor Indonesia adalah salah satu dari 65 paspor terlemah di dunia. Ukurannya adalah mobilitas global: hanya ada 57 negara yang dapat dikunjungi orang Indonesia tanpa visa atau menggunakan visa pada saat kedatangan (visa on arrival). Sebaliknya, pemilik paspor dari 169 negara dapat memasuki Indonesia tanpa perlu meminta visa ke Indonesia.

Persoalan paspor memang bukan sekadar memberi warna oleh sebuah negara, ada pesan di dalamnya atau juga sebagai branding maupun semangat pemerintahan yang berkuasa. Warna sampul paspor memang punya makna bagi negara bersangkutan, tapi tak otomatis akan memiliki nilai yang sama di mata negara lainnya.

Baca juga artikel terkait PASPOR atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Hukum
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti