Menuju konten utama

Developer Academy, Taktik Apple Lolos dari Lubang Jarum

Apple membuka Apple Developer Academy di kawasan BSD bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus).

Developer Academy, Taktik Apple Lolos dari Lubang Jarum
Wakil Presiden Apple Bidang Lingkungan Hidup Lisa Jackson memberikan penjelasan kepada Menkominfo Rudi Antara dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tentang akademi Apple seusai diresmikan di Kawasan Bisnis Sinar Mas Land, Serpong, Senin (7/5/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

tirto.id - Andika Leonardo, mahasiswa Universitas Binus senang bukan kepalang. Ia merupakan orang Indonesia yang mengikuti ajang Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) 2018—hajatan pengembang aplikasi bagi perangkat-perangkat buatan Apple. Andika berhasil mengirim aplikasi dan terpilih oleh Apple. Ia berhak mengunjungi Silicon Valley, California, AS.

“Saya sangat senang dan bersemangat atas gelaran ini,” kata Andika saat menyampaikan sambutan di peluncuran Apple Developer Academy di kawasan BSD, Tengerang Selatan.

“Mimpi saya jadi nyata,” kata Andika.

Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian (Menperin) yang turut hadir dalam acara tersebut tiba-tiba menyela ucapan Andika.

“Jadi, impian kamu sebenarnya apa? Tinggal di sana atau pulang kembali ke Indonesia?” tanya Airlangga diikuti gelak tawa para peserta.

“Buat kami bangga,” timpal Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.

Pembuat aplikasi untuk perangkat buatan Apple seperti Andika adalah sosok langka di Indonesia. Zey, instruktur teknikal Apple Developer Academy mengatakan sumber daya manusia yang ahli iOS—sistem operasi untuk iPhone “sangat jarang dan susah ditemukan” di Indonesia.

Sistem operasi iOS di Indonesia ini memang masih kalah saing dengan sistem operasi lain. Data Statista mencatat per Desember 2017, sistem operasi smartphone di Indonesia dikuasai Android. Robot hijau tersebut memperoleh pangsa pasar hingga 88,37 persen. Sedangkan pangsa pasar iOS hanya 3,84 persen.

Apple Developer Academy

Apple Developer Academy merupakan wadah yang disediakan oleh Apple untuk memberikan siswa kemampuan membuat ide mereka menjadi aplikasi dan dipasarkan melalui App Store. Di Indonesia, Apple Developer Academy berada di Green Office Park 9, kawasan BSD, Tangerang Selatan. Apple Developer Academy yang hadir di Indonesia, tercipta atas kerja sama dengan Universitas Binus.

Secara teknis, Apple Developer Academy mempersiapkan siswanya tiga kemampuan, antara lain kemampuan teknikal, kemampuan bisnis, dan kemampuan desain, yang dapat dimanfaatkan untuk membikin aplikasi-aplikasi bagi berbagai perangkat buatan Apple. Apple Developer Academy akan mengajarkan ilmu-ilmu dasar pemrograman bagi perangkat-perangkat buatan Apple, itu mencakup Swift—bahasa pemrograman buatan Apple—dan Objective-C.

Aktivitas di academy, dibuat berdasarkan penelitian dan pengembangan yang dilakukan Apple. Untuk menciptakan suasana belajar yang optimal, ruang kelas Apple Developer Academy dirancang berdasarkan research brain scientist John Medina. Nantinya, para siswa Apple Developer Academy akan belajar dalam waktu penuh 40 jam/minggu selama satu tahun. Apple fokus pada penelitian dan pengembangan untuk membuat aplikasi dan teknologi yang mampu memecahkan suatu masalah. Ini cara Apple memperbanyak sumber daya manusia asal Indonesia yang mampu menciptakan aplikasi untuk perangkat Apple.

Rudiantara mengatakan SDM bidang IT memang jadi masalah besar dunia. Saat ini, guna mencari SDM berkualitas perusahaan-perusahaan dunia berkiblat pada tiga tempat yang berjuluk 3B, yakni bay area (Silicon Valley di AS), Beijing, dan Bengaluru. Apple Developer Academy yang hadir di Indonesia, menambah “B” lain yaitu BSD.

Selain di BSD, Apple Developer Academy telah dibangun di Italia dan Brazil. Di Italia, Apple bekerjasama dengan Università di Napoli Federico II. Di Brazil, Apple menghadirkan akademinya atas kerja sama dengan The Pontifical Catholic University of Rio Grande do Sul.

Selepas di BSD, Apple rencananya akan membangun Apple Developer Academy di dua tempat lain, yang masing-masing akan berada di Jawa dan luar Jawa.

Infografik Apple developer academy

Strategi Apple di BSD

Sepanjang 2016-2017 santer terdengar kabar Apple akan membangun pusat riset dan pengembangan di Indonesia. Rudiantara, pada medio 2016 telah mengakui kabar tersebut. Indonesia akan “menjadi lokasi R&D dari Apple di luar Amerika.” Ia mengatakan bahwa R&D tersebut merupakan “nomor dua terbesar di dunia setelah Brazil.”

Sayangnya, di awal Mei 2018 Apple tak meluncurkan pusat riset dan pengembangan. Apple malah meluncurkan Apple Developer Academy, sekolah yang mendidik siswanya, secara sederhana, bisa membuat aplikasi bagi perangkat Apple.

Rudiantara, mencoba membela Apple. Menurut penuturannya, pusat riset dan pengembangan tak identik dengan sesuatu yang mekanik atau teknikal. “R&D tuh macam-macam ada engineering, kita tidak manufaktur itu. Kita fokus di talent, di human capital, aplication developement,” kata Rudiantara.

Zey, instruktur teknikal akademi ini mengatakan Apple Developer Academy “bukan hanya membangun program, tapi juga membangun manusia.” Apple Developer Academy akan fokus pada intellectual property, menyelesaikan masalah dengan menciptakan perangkat lunak. Namun, apapun namanya, Apple Developer Academy yang dibangun Apple sulit tak bisa dikaitkan dengan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk smartphone yang akan dipasarkan di Indonesia.

Kementerian Perindustrian menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenprin) Nomor 65 tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Produk Telepon Seluler (Ponsel), Komputer Genggam (handheld) dan Komputer Tablet. Secara sederhana, TKDN mewajibkan Apple dan produsen smartphone lainnya harus memenuhi ketentuan TKDN minimal 30 persen agar produknya bisa diperdagangkan di Indonesia.

Pada Permenpin No 65, ada ketentuan soal penghitungan TKDN berbasis investasi. Ketentuannya, yakni berlaku untuk investasi baru, dilaksanakan berdasarkan proposal investasi yang diajukan pemohon dan nilai TKDN dihitung berdasarkan total nilai investasi. Investasi senilai Rp250-400 miliar mendapatkan nilai TKDN 20 persen, investasi senilai Rp400-550 miliar setara dengan nilai TKDN 25 persen, investasi senilai Rp550-700 miliar setara dengan TKDN 30 persen.

Nah, investasi Apple untuk Apple Developer Academy diperkirakan sekitar $44 juta atau sekitar Rp618 miliar. Artinya Apple sudah memenuhi ketentuan TKDN 30 persen. Menperin Airlangga Hartarto tak menampik soal strategi Apple ini agar bisa meloloskan produknya melenggang di pasar Indonesia. Namun, sebaliknya, bila Apple tak "melunak", pasar Indonesia tertutup untuk produk-produk Apple.

“Bagian dari (cara) Apple merilis produknya di Indonesia," kata Airlangga.

Investasi Apple sebesar $44 juta di Indonesia via Apple Developer Academy di BSD memang tak seberapa. Sebagai perusahaan dengan pendapatan sebesar $229,2 miliar di 2017, angka tersebut terbilang kecil.

Apple Developer Academy sebagai cara murah Apple lolos dari ketentuan TKDN sejak dua tahun lalu, daripada membangun pusat riset dan pengembangan. Di Cina, lokasi Apple membangun pusat riset dan pengembangan, perusahaan yang dipimpin Tim Cook ini berinvestasi 3,5 miliar Yuan atau $500 juta.

Namun, Apple Developer Academy jauh lebih mahal bila dibandingkan membangun pabrik perakitan, teknik yang umum digunakan produsen smartphone selain Apple agar lolos dari TKDN.

Samsung misalnya, sejak 2015 telah membangun pabrik perakitan di Cikarang, Jawa Barat. Untuk menghadirkan pabrik tersebut, produsen asal Korea Selatan itu menggelontorkan uang investasi senilai $23 juta. Xiaomi bekerjasama dengan PT Erajaya Swasembada Tbk, PT Sat Nusapersada Tbk, dan TSM Technologies mengeluarkan investasi $3 juta untuk membangun pabrik perakitan di Batam pada 2017.

Nilai investasi perakitan smartphone memang akan tergantung skalanya. Namun, keputusan Apple yang hanya membangun Apple Developer Academy, belum membangun pabrik perakitan atau membangun R&D di Indonesia bisa jadi tanya yang besar di tengah upaya pemerintah membangun industri smartphone di dalam negeri.

Baca juga artikel terkait APPLE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra