tirto.id - Densus 88 Mabes Polri menangkap dan menggeledah rumah terduga teroris berinisial S di Jalan Cempaka VI RT 02 RW 23, Desa Wonorejo, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (31/1/2017).
Menurut Kepala Dusun Wonolapan Desa Wonorejo, Yasit Asrofi, polisi melakukan penggeledahan di rumah S tersebut sejak pukul 09.00 WIB hingga siang hari.
"Saya dipanggil oleh polisi ke lokasi untuk saksi terkait penggeledahan di rumah S itu," kata Yasit Asrofi kepada Antara.
Menurut Yasit, S menempati rumah tersebut sekitar enam tahun belakangan namun ia masih menggunakan surat identitas Solo. "Warga menilai S sehari-hari baik-baik saja dan tidak ada yang mencurigakan," tutur Yasit.
Yasit menceritakan Densus membawa sejumlah barang yang dimasukkan ke dalam kantong kertas warna cokelat. Namun, Yasit menyatakan tidak mengetahui secara rinci benda-benda yang disita oleh polisi tersebut.
Sejumlah polisi anggota Polres Karanganyar saat penggeledahan melakukan penjagaan ketat di sekitar lokasi. Densus dibantu tim Inafis setelah melakukan penggeledahan meninggalkan lokasi.
Menurut Wakil Kepala Polres Karanganyar Kompol Prawoko terduga teroris bernisial S ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Solo, Selasa pagi. Namun, dalam penggeledahan itu pihaknya hanya mendukung Densus 88. Ia mengaku tak tahu persis keterlibatan S dalam jaringan teror.
"Densus yang tahu secara rinci, dan mempunyai wewenang memberikan keterangan soal keterlibatan S terhadap kegiatan terorisme," kata Prawoko lagi.
Penangkapan ini terjadi persis sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumpulkan lebih dari 2.000 personel TNI/Polri se-Solo Raya Hotel Alila, di Jalan Slamet Riyadi Laweyan, Kota Surakarta, Senin (30/1/2017) sekitar pukul 15.00 WIB. Dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menyampaikan perlunya antisipasi radikalisme, intolerensi, dan terorisme sebab pelakunya selama ini berasal dari tanah kelahirannya tersebut.
"Kita tahu semuanya hal-hal yang berkaitan dengan terorisme yang di sini mesti, kalau saya mendapatkan laporan ada peristiwa apa pasti satu dua ada yang dari wilayah Solo Raya. Ini sehingga kita memerlukan pendekatan-pendekatan yang lebih baik agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa kita cegah," tutur Presiden seperti dikutip Antara.