Menuju konten utama

Dedi Mulyadi Klaim Sudah Diusung Golkar dalam Pilkada Jabar

Dedi menilai, pernyataan Nurul Arifin terkait posisi Partai Golkar yang belum mendukung dirinya adalah kesalahan.

Dedi Mulyadi Klaim Sudah Diusung Golkar dalam Pilkada Jabar
Bupati Purwakarta yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menunggu untuk bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, di Bakrie Tower, Jakarta, Jumat (29/9/2017). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan dirinya sudah diusung partainya dalam Pilkada Jabar. Pria yang kini Bupati Purwakarta itu menegaskan, sesuai rapat pada 8 Oktober 2017, Golkar mendukung dirinya dalam Pilkada Jabar.

"Kalau Golkar sudah putuskan, pada 8 Oktober kita sudah rapat. Sudah diputuskan cagub strip cawagub dari Partai Golkar hanya satu nama. Mengesahkan putusan tanggal 1 agustus, namanya sudah jelas Ketua Parti Golkar Provinsi Jawa Barat. Artinya dari institusi organisasi sudah selesai," kata Dedi di Cikini, Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Dedi menilai, pernyataan Nurul Arifin terkait posisi Partai Golkar yang belum mendukung dirinya adalah kesalahan. Ia beralasan, Nurul tidak menghadiri rapat dengan DPP dan pengurus DPD Partai Golkar Jawa Barat. Padahal dalam rapat yang digelar 8 Oktober itu sudah mengesahkan keputusan rapat tanggal 1 Agustus terkait langkah Partai Golkar di Jawa Barat.

"Waktu itu kan sudah ada rapat yang dilaksanakan di DPP pleno antara DPD Golkar Jabar dengan DPP dipimpin oleh Nurdin Halid dan sekretarisnya dan kemudian di situ ada Nusron Wahid. Jadi Mbak Nurul-nya memang tidak mengikuti rapat itu," kata Dedi.

"Coba dicek aja. Kan keputusan yang memutuskan calon gubernur-cawagub," lanjutnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Golkar Nurul Arifin menegaskan, Partai Golkar belum menentukan sikap dalam Pilkada Jabar. Mereka hanya memberikan rekomendasi kepada Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk melakukannya komunikasi politik.

"Kalau buat Jabar belum ya. Karena kalau rekomendasinya itu kan masih kepada Dedi Mulyadi untuk mencari koalisi partai dan cari calon," kata Ketua DPP Partai Golkar Nurul Arifin di Slipi, Jakarta Barat, Rabu (18/10/ 2017).

Partai Golkar melakukan kalkulasi politik secara matang agar bisa memenangkan pilkada. Komunikasi politik masih terus berlangsung, tetapi masih perlu dibicarakan lebih lanjut."Tapi untuk komunikasi politik diserahkan ke Pak Dedi Mulyadi," ujar Nurul.

Menurut Nurul, Partai Golkar tidak menutup kemungkinan memasangkan Dedi dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun, mereka melihat situasi di lapangan.

Seperti diketahui, Pilkada Jabar sudah semakin dekat. Saat ini, sudah ada 3 nama kandidat yang digadang-gadang akan bertarung berebut kursi Jabar-1 yakni Walikota Bandung Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, dan Bupati Purwakarta Deddy Mulyadi.

Saat ini, baru Deddy Mizwar yang dikabarkan sudah memiliki pasangan, yakni Ahmad Syaikhu, Wakil Walikota Bekasi. Namun, Partai Gerindra yang turut mendukung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu dikabarkan melirik poros lain yang kini diinisiasi PAN, Partai Demokrat, serta PPP.

Pencalonan Dedi Mulyadi sebagai Bakal Calon Gubernur Jawa Barat tidak bisa sendirian. Partai berlambang beringin ini baru mengantongi 13 dari syarat minimal 20 kursi. Saat ini, PDIP, yang memiliki 20 kursi dikabarkan akan merapat bersama Partai Golkar dalam Pilkada Jabar.

Manuver Dedi sendiri untuk mendekatkan diri dengan PDIP sudah diperkuat dengan mengikuti seleksi calon kepala daerah Jawa Barat di DPD PDIP Jawa Barat. Nama Dedi pun kini masuk radar bursa Cagub Jawa Barat bersama dengan mantan Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"DPP PDIP sudah menyebut nama saya sebagai nama yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan selain ibu Susi [Susi Pudjiastuti] dan bapak Anton Charliyan," kata Dedi.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yuliana Ratnasari