tirto.id - Jawa Barat menghadapi berbagai masalah kerusakan lingkungan dan sumber daya alam. Pada tahun 2010-2014, alih fungsi lahan pertanian naik 223 ribu hektare, sementara sawah menyusut hingga 73 ribu hektar.
Selain itu, bencana alam juga meningkat 523 kejadian di 2015 menjadi 1500 kejadian di tahun 2017. Sawah yang terkena banjir pun naik dari 11 ribu hektar di tahun 2012, menjadi 68 ribu hektar di tahun 2014.
Menanggapi pertanyaan tersebut, calon gubernur Jabar nomor urut satu, Ridwan Kamil mengatakan kerusakan lingkungan harus dikembalikan kepada kepatuhan dengan cara menerapkan rencana tata ruang wilayah yang sesuai dengan hukum.
“Yang kedua kita gunakan inovasi, kami pasangan Rindu punya konsep pertanian infus, menetesi tanaman, konversi lahan-lahan kering yang kekurangan air di Jabar Selatan sehingga menambahi 300 ribu lahan pertanian baru,” kata Ridwan Kamil dalam debat Pilgub Jabar putaran kedua di Balairung Universitas Indonesia, Senin (14/5/2018).
Sementara calon gubernur nomor urut dua TB Hasanuddin menekankan, ada empat poin yang harus diperhatikan dalam membenahi kerusakan lingkungan di Jawa Barat.
“Yang pertama kami akan merehat [lingkungan] yang sudah hancur itu, dan mereklamasi semua daerah yang telah hancur, gundul itu akan kami hijaukan. Dan memperketat pemberian izin, kemudian menegakkan hukum secara tegas kepada siapapun, bahkan kami akan mencabut izin kepada mereka yang bandel karena merusak lingkungan,” ungkap Hasanuddin.
Selain itu, ia dan wakilnya Anton Charliyan juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh wilayah Jabar apabila terpilih menjadi pemimpin di Pilgub Jabar 2018 nanti.
Sementara calon gubernur nomor tiga, Sudrajat mengatakan ia dan wakilnya Akhmad Syaiku akan fokus kepada perilaku manusia dan banjir dalam lima tahun ke depan. Menurut Sudrajat, masalah lingkungan di Jabar tak lepas dari masalah tata guna lahan.
Di sisi lain, calon gubernur nomor urut empat Deddy Mizwar mengatakan sebagai wakil gubernur Jabar dirinya telah membangun 7 waduk besar.
“[waduk itu dibangun] Sukamahi, Ciawi, Sadawarna, Cipanas, Matenggeng, Lewi Keris dan Kuningan,” ungkap dia.
Pasalnya, menurut Deddy, waduk Jatigede saat ini hanya bisa mengairi 90 ribu hektar sawah saja di Indramayu.
“Menurut catatan kami, ada 926 ribu hektar sawah yang tersisa dan perlu pengairan yang masih dalam 73,95 persen, masih harus 20 persen lagi,” lanjut Deddy.
Editor: Alexander Haryanto