Menuju konten utama

Penelitian: Orang Berwajah Lebar Punya Dorongan Seksual Lebih Kuat

Pria dengan FWHR yang lebih tinggi tidak hanya memiliki dorongan seks yang lebih tinggi daripada yang lain, tetapi juga lebih santai ketika berhubungan seks bebas serta akan cenderung tidak setia kepada pasangan mereka.

Penelitian: Orang Berwajah Lebar Punya Dorongan Seksual Lebih Kuat
Ilustrasi Bercinta. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Ada berbagai macam bentuk wajah di dunia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gen, usia hingga ras.

Beragamnya bentuk wajah tersebut apakah berpengaruh terhadap psikologi seseorang, dorongan seks dan ambisi misalnya.

Penelitian yang dipublikasikan Jurnal Plos One sebelumnya secara konsisten menemukan bahwa pria dengan wajah yang lebih pendek dan lebih lebar lebih agresif, lebih berprasangka, lebih mungkin menipu orang lain, lebih dominan, dan lebih terdorong untuk sukses dibandingkan pria dengan wajah yang lebih panjang dan lebih sempit.

Hal ini bahkan berlaku untuk primata non-manusia. Lebih jauh, orang lain memahami isyarat wajah ini, menganggap pria dan wanita berwajah lebar lebih maskulin, dominan, dan mengancam.

Keterkaitan sifat-sifat kepribadian dengan struktur atau bentuk wajah ini dikenal sebagai rasio lebar-ke-tinggi wajah atau facial width-to-height ratio (FWHR).

Pria dan wanita dengan wajah yang lebih pendek dan lebih luas cenderung lebih termotivasi secara seksual dan memiliki dorongan seks yang lebih kuat daripada mereka yang memiliki wajah dalam bentuk lain. Pernyataan ini diungkapkan oleh Steven Arnocky dari Nipissing University di Kanada.

Arnocky meneliti peran fitur wajah dalam hubungan seksual dan pemilihan pasangan. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Springer's Archives of Sexual Behavior.

Penelitian ini menambah beberapa bukti yang berkembang yang sebelumnya menunjukkan bahwa ciri-ciri psikologis dan perilaku tertentu dikaitkan dengan FWHR.

Salah satu penelitian sebelumnya menemukan bahwa laki-laki berwajah persegi (yang karenanya memiliki FWHR tinggi) cenderung lebih menarik sebagai pasangan seksual jangka pendek daripada rekan-rekan mereka yang lebih kurus dan berwajah lebih panjang.

Arnocky mengaitkan perbedaan proporsi wajah dengan variasi kadar testosteron selama periode perkembangan tertentu, seperti masa pubertas. Hormon ini berperan dalam membentuk sikap dan keinginan seksual orang dewasa.

Ada dua penelitian terpisah yang dilakukan Arnocky dan rekan-rekannya. Pada penelitian pertama, 145 mahasiswa sarjana yang berada dalam hubungan romantis pada saat itu menyelesaikan kuesioner tentang perilaku interpersonal dan dorongan seks mereka. Para peneliti juga menggunakan foto-foto peserta untuk menentukan FWHR pada wajah mereka.

Penelitian kedua melibatkan 314 siswa dan merupakan versi lanjutan dari penelitian pertama, yang mencakup pertanyaan tentang orientasi seksual peserta, kemungkinan mereka mempertimbangkan perselingkuhan, dan orientasi sosial-seksual mereka. Yang terakhir adalah ukuran dari seberapa nyaman peserta dengan konsep seks bebas yang tidak termasuk cinta atau komitmen.

Menurut Arnocky, temuan mereka menunjukkan bahwa FWHR dapat digunakan untuk memprediksi ukuran seksualitas pada kedua jenis kelamin. Pria dan wanita dengan FWHR tinggi yaitu wajah persegi dan lebar melaporkan dorongan seks yang lebih besar daripada yang lain.

"Bersama-sama, temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik wajah mungkin menyampaikan informasi penting tentang motivasi seksual manusia," kata Arnocky dilansir Springer.

Ditemukan juga bahwa pria dengan FWHR yang lebih tinggi tidak hanya memiliki dorongan seks yang lebih tinggi daripada yang lain, tetapi juga lebih santai ketika berhubungan seks bebas serta akan cenderung tidak setia kepada pasangan mereka.

“Ini adalah penelitian pertama yang menghubungkan FWHR dengan aspek psikologi seksual manusia, sehingga temuan ini perlu direplikasi dalam sampel lain dan sampel yang lebih beragam, termasuk remaja dan orang dewasa yang lebih tua, non-kulit putih, populasi non-heteroseksual dan trans dan menggunakan langkah-langkah tambahan psikologi seksual sebelum kita dapat menerimanya,” jelas Arnocky.

Baca juga artikel terkait SEKSUALITAS atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani