Menuju konten utama

Dave Laksono Sebut Aksi Bela Tauhid Sengaja Untuk Menyerang NU

Dave menuding ada niatan untuk mendiskreditkan Cawapres nomor urut 01 Kyai Haji Ma’ruf Amin yang dekat dengan NU.

Dave Laksono Sebut Aksi Bela Tauhid Sengaja Untuk Menyerang NU
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono (ketiga dari kanan). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Aksi demonstrasi bela kalimat tauhid di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Jumat (26/10/2018) diduga ditunggangi kepentingan politik. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono menuding ada niatan untuk mendiskreditkan Cawapres nomor urut 01 Kyai Haji Ma’ruf Amin yang dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Maka dari itu, Dave menilai, target demonstrasi itu adalah menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada NU. Apalagi, kata Dave, Ma’ruf pernah menjadi Rais Aam Pengurus Besar NU (PBNU).

“Ini kan diarahkan karena Pak Maruf Amin adalah tokoh NU pernah memiliki jabatan Rais Aam NU maka nyerangnya lebih ke arah sana untuk menyerang NU secara organisasi,” kata Dave di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/10/2018).

Dave menyatakan tuntutan sebagian pendemo untuk membubarkan Barisan Ansor serbaguna (Banser) NU tentu tak bisa dikabulkan tanpa melewati jalur hukum.

Bila memang Banser NU bersalah akibat peristiwa pembakaran bendera berkalimat tauhid di acara Hari Santri Nasional, Senin (22/10/2018), Dave berharap masyarakat menyerahkan permasalahan tersebut pada pihak kepolisian.

“Saya lebih melihat ini kepada gerakan politik dibanding gerakan tersebut [bela kalimat tauhid]. Makanya saya mendorong dimasukan ke ranah hukum saja. Jadi yang menentukan layak atau tidak bukan pribadi atau individu,” tegasnya lagi.

Saat aksi demo di Kawasan Patung Kuda kemarin, orator yang berdiri dari atas mobil bertingkat dengan nomor polisi B 9996 TCJ itu menginstruksikan agar massa membubarkan diri dan kembali berkumpul pekan depan. Menurut rencana, pada Jumat (2/11/2018) depan akan dilaksanakan salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal.

Dalam orasinya, ia mempertanyakan ketegasan Presiden Joko Widodo dalam mengusut kasus pembakaran bendera bertuliskan tauhid di Kabupaten Garut pada Senin (22/10/2018) lalu. Bahkan ia pun sempat menilai rezim pemerintahan Jokowi cenderung anti-Islam.

Berbagai pernyataan itu pun lantas diikuti dengan anjuran untuk tidak memilih Jokowi sebagai presiden lagi dalam Pemilu 2019.

“Perempuan pakai konde, sarden ada cacingnya. 2019 ganti presiden,” kata orator itu disambut teriakan massa yang hadir.

Baca juga artikel terkait AKSI BELA TAUHID atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Irwan Syambudi