Menuju konten utama

Dampak Topan Hagibis Jepang: 35 Tewas, 17 Hilang, dan 166 Luka-Luka

Topan Hagibis di Jepang menyebabkan 35 orang meninggal, 17 orang hilang, dan 166 terluka.

Dampak Topan Hagibis Jepang: 35 Tewas, 17 Hilang, dan 166 Luka-Luka
Pemandangan udara memperlihatkan bangunan terendam banjir akibat sungai yang meluap, terlihat di Nagahama, barat Jepang, yang mengalami hujan deras akibar Topan Noru, Selasa (8/8). ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS

tirto.id - Topan Hagibis melanda Jepang pada Minggu (13/10/2019) dini hari di pulau utama Jepang, yaitu Pulau Honshu. Topan Hagibis meyebabkan 35 orang meninggal dan 17 orang masih dalam pencarian, serta diperkirakan 166 orang luka-luka hingga Minggu (13/10/2019) sore.

Japan Times melansir, kecepatan topan tersebut mencapai 114 kilometer per jam. Kota-kota yang terdampak diantaranya adalah Nagano, Niigata, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Kanagawa, dan Saitama.

Kerusakan terjadi di pemukiman penduduk dan curah hujan membuat beberapa rumah tergenang. Keadaan dapat makin buruk jika air sungai meluap dan membanjiri pemukiman penduduk.

"Saya menyampaikan dukacita bagi semua orang yang kehilangan, Saya bersimpati pada smeua orang yang terdampak oleh topan Hagibis," kata Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang dalam sebuah pertemuan kementerian Minggu (13/10/2019).

Warga sebelumnya telah melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan bencana. Kesadaran akan bencana semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Saat Hagibis mendekat, pemerintah mendesak warga untuk melakukan segala upaya yang diperlukan untuk bertahan hidup. Warga menimbun air, bahan makanan, dan persediaan lainnya, mengosongkan rak-rak supermarket, yang mana tidak terlihat dilakukan pada gempa 2011.

Operator transportasi umum juga mengumumkan rencana penundaan layanan selama beberapa hari sebelumnya untuk memimalisir korban jiwa dan mencegah kekacauan transportasi pusat.

Topan Hagibis mendarat di Jepang pada Sabtu (12/10/2019) malam di Semenanjung Shizouka Izu pada pukul 19.00. Angin kencang dan hujan yang dibawanya menyebabkan kerusakan parah di lokasi tersebut.

Wilayah Kawasaki dan Kanagawa juga mengalami kerusakan parah, sedangkan area Tamagawa mengalami banjir. Angin kencang bertiup merusak bangunan, seperti tembok, jendela, dan diikuti dengan hujan deras, pemerintah was-was dan siaga untuk mengevakuasi warga.

Sungai Chikuma di Prefektur Nagano menggenangi lingkungan rumah di Kota Nagano dan Chikuma. Peringatan evakuasi lebih sering terjadi di wilayah Jepang selatan, seperti Okinawa, tempat topan melanda secara berkala.

Selain itu, pemerintah khawatir topan Hagibis akan lebih sering terjadi di masa depan karena perubahan iklim.

Sebanyak 110 ribu orang penyelamat, termasuk 31 ribu pasukan dikerahkan selama bada berlangsung untuk menjangkau orang-orang yang terkepung dalam badai, tanah longsor, maupun banjir, Channel News Asia mewartakan.

Helikopter militer dan pemadam kebakaran mengangkut orang-orang yang selamat dari atap dan balkon di beberapa lokasi, namun di Fukushima seorang perempuan meninggal karena jatuh dari tangga helikopter saat penyelamatan berlangsung.

Di tempat lain, petugas penyelamat melakukan operasi dengan kapal selam selama berjam-jam untuk mengevakuasi ratusan orang dari panti jompo di Kawagoe, barat laut Tokyo, yang terendam banjir hingga lantai paling atas.

Tim penyelamat masih terus melakukan tugas hingga Senin (14/10/2019) siang untuk mencari orang-orang yang belum ditemukan. Korban tewas termasuk pekerja yang mobilnya dilanda banjir dan sedikitnya lima awak Cina naik kapal yang tenggelam di Teluk Tokyo pada Sabtu (12/10/2019) malam.

"Dua belas kru ada di kapal. Lima warga Cina ditemukan tewas," kata salah seorang petugas penjaga.

Ia menambahkan, empat awak lainnya, dari Cina, Myanmar, dan Vietnam diselamatkan dari operasi pencarian lanjutan dini hari.

Sebagaimana diwartakan DW, total ada 21 konstruksi tepi sungai rusak dan 150 meluap di sepanjang negeri, menyebabkan kerusakan besar, seperti rusaknya jembatan. Tanah longsor menyebabkan jalanan tertutup, sehingga tidak dapat lagi diakses.

Kehancuran di kota-kota juga menyebabkan Piala Dunia Rugby yang diselenggarakan di Jepang membatalkan beberapa pertandingan, tetapi Brave Blossoms", tim nasional Jepang berhasil mencetak skor 28-21 dari Skotlandia, membuat mereka maju ke perempat final.

Baca juga artikel terkait TOPAN HAGIBIS atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra