tirto.id - Wabah Coronovirus atau Virus Corona (2019-nCov) semakin mengkhawatirkan. Data jumlah orang yang terinfeksi maupun meninggal dunia karena virus baru ini terus bertambah dengan cepat.
Di China, negara yang menjadi tempat bermulanya Coronavirus menular ke manusia, tercatat sudah ada 7.771 orang dinyatakan positif terinfeksi.
Jumlah yang dilansir South China Morning Post (SCMP) itu adalah data terbaru per Kamis, 30 Januari 2020. Data itu termasuk kasus pertama penularan Virus Corona yang ditemukan di Tibet. Penemuan kasus di Tibet menunjukkan wabah Coronavirus kini merambah 31 provinsi, kota besar dan kawasan otonom di seluruh daratan China.
Peningkatan pesat penularan Virus Corona di China sekaligus membuat jumlah orang yang terinfeksi di seluruh dunia saat ini hampir mencapai 8000 jiwa. Angka itu mendekati jumlah total kasus infeksi SARS di dunia pada kurun 2002-2003 silam.
SCMP juga melaporkan korban meninggal dunia akibat infeksi Coronavirus per hari ini telah mencapai 170 jiwa. Semua orang yang meninggal akibat Virus Corona hingga kini merupakan warga China.
Pasien terinfeksi Coronavirus terbaru yang meninggal tercatat mencapai 38 jiwa. Sebanyak 37 di antaranya merupakan warga Provinsi Hubei. Kota Wuhan yang selama ini diduga menjadi lokasi sumber wabah Virus Corona, berada di provinsi tersebut.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali menggelar pertemuan pada hari ini untuk membahas perkembangan serius wabah Coronavirus. Pertemuan WHO terkait Virus Corona ini merupakan yang ketiga dalam pekan ini.
Dalam pertemuan tersebut, WHO akan memutuskan apakah wabah Virus Corona akan dinyatakan berstatus sebagai darurat kesehatan internasional atau tidak. Pertemuan ini digelar mengingat perkembangan cepat jumlah warga China yang terinfeksi Corona dan meninggal karena virus ini, demikian dilansir New York Times.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya sudah mengapresiasi langkah pemerintah China dalam membatasi penyebaran Coronavirus. Dia memuji keputusan China mengisolasi Kota Wuhan dan sejumlah kawasan lain di negara itu.
Meskipun sejauh ini mayoritas korban merupakan warga China dan penemuan kasus infeksi Coronavirus di negara lain relatif kecil, Tedros mengakui wabah ini tidak bisa diabaikan.
"Peningkatan jumlah kasus yang terus-menerus dan bukti penularan dari manusia ke manusia di luar China, tentu keduanya hal yang sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah kasus di luar China masih relatif kecil, ada potensi wabah yang jauh lebih besar," kata Tedros.
Rusia Tutup Perbatasan dengan China
Ekskalasi wabah Coronavirus yang sulit terbendung membuat Rusia mempertimbangkan langkah untuk menutup perbatasan negara tersebut dengan China.
Mengutip pemberitaan media Rusia, Sputnik, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin menyatakan telah menandatangani surat perintah untuk menutup perbatasan Rusia di Timur Jauh sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona dari Cina. Perintah ini resmi berlaku pada 31 Januari tengah malah, waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri Rusia pun telah memutuskan untuk menangguhkan penerbitan visa elektronik kepada warga China, mulai 30 Januari 2020.
Penangguhan itu berlaku bagi warga China yang hendak memasuki wilayah Rusia melalui kawasan perbatasan di Kaliningrad maupun perjalanan udara, laut, darat via St Petersburg dan Leningrad.
- Hoaks dan Fakta Virus Corona: Sembuh dengan Kerokan?
- Beda Virus Corona 2019-nCoV, SARS dan MERS
- Mengenal Gejala Infeksi Virus Corona dan Cara Mencegahnya
- Virus Corona: Pemerintah Akan Tentukan Sikap Jemput WNI di Wuhan
- Delapan Orang Positif Terjangkit Corona di Malaysia
- Mengenal Virus Corona, Teror Wabah setelah SARS dan MERS
Editor: Agung DH