Menuju konten utama

Dalih Kementerian BUMN Jual Vaksin COVID-19 Lewat Kimia Farma

Kementerian BUMN berdalih vaksin COVID-19 dijual untuk individu guna mempercepat program vaksinasi nasional.

Dalih Kementerian BUMN Jual Vaksin COVID-19 Lewat Kimia Farma
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz

tirto.id - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) berbayar untuk individu digelar guna mempercepat herd immunity atau kekebalan komunal di Indonesia.

“Jadi ini adalah langkah-langkah yang dilakukan tujuannya adalah supaya vaksinasi semakin cepat terjadi di masyarakat dan semakin cepat juga dilaksanakan jadi banyak pilihan. Tapi tetap yang namanya vaksin gratis yang dilaksanakan oleh pemerintah tetap jalan,” kata Arya kepada wartawan, Senin (12/7/2021).

Pemerintah akan menjual vaksin jenis Sinopharm melalui perusahaan pelat merah PT Kimia Farma. Vaksin akan tersedia digerai-gerai Kimia Farma dengan harga Rp879.140 per orang mulai Senin ini.

“Jadi sekarang vaksin gotong royong juga digunakan tidak hanya untuk perusahaan tapi juga untuk masyarakat yang mau mendapatkan vaksin secara berbayar," kata Arya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansyuri mengatakan vaksinasi berbayar untuk individu ini diharapkan dapat mempercepat program vaksinasi sehingga pemulihan perekonomian nasional bisa berjalan cepat.

"Kimia Farma berkomitmen untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh pihak untuk mempercepat vaksinasi nasional melalui VGR perusahaan maupun individu,” kata Pahala, Sabtu (10/7/2021).

Vaksinasi berbayar ini tertuang dalam kebijakan dadakan yakni Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19.

Pada tahap awal, vaksin COVID-19 dijual lewat delapan klinik Kimia Farma yang tersebar di enam kota di Jawa-Bali. Kimia Farma ke depannya berencana melebarkan jangkauan penjualan vaksin ke pusat perbelanjaan di kota-kota besar.

Vaksinasi berbayar dilaksanakan anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk yaitu PT Kimia Farma Diagnostika, yang mengelola 422 klinik dan 73 laboratorium di Indonesia, serta memiliki dokter dan perawat.

“Selain Jakarta di dua klinik di Pulo Gadung dan Senen, mulai Senin, enam klinik lainnya, yaitu Kimia Farma Blok M (Jakarta), Kimia Farma Supratman (Bandung), Kimia Farma Citarum (Semarang), Kimia Farma Sukoharjo (Solo), Kimia Farma Sedati (Surabaya) dan Kimia Farma Batubulan (Bali), siap memberi pelayanan," kata Plt Direktur Utama Kimia Farma Diagnostika, Agus Chandra.

Total kapasitas vaksinasi individu dari delapan klinik itu yaitu 1.700 peserta per hari.

Akan tetapi, vaksinasi berbayar untuk individu ini ditolak pelbagai pihak, salah satunya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Pemerintah dianggap tidak etis lantaran menjual vaksin saat pandemi COVID-19 mengganas.

"YLKI mendesak agar VGR berbayar untuk individu dibatalkan. Kembalikan pada kebijakan semula, yang membayar perusahaan bukan individual," ujar Ketua YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2021).

Baca juga artikel terkait VAKSINASI GOTONG ROYONG atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Gilang Ramadhan