tirto.id - Perang Dunia I merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang membentuk tatanan dunia saat ini. Akan tetapi, perang ini juga menimbulkan banyak kerugian dan kekacauan. Untuk mencegah terulangnya Perang Dunia I, sejumlah perjanjian damai sempat dibuat.
Perang Dunia I terjadi di Eropa sejak tahun 1914. Pecahnya Perang Dunia I berawal ketika Franz Ferdinand, pewaris takhta Kekaisaran Kekaisaran Austria-Hongaria, tewas terbunuh.
Insiden pembunuhan Ferdinand membuat kondisi politik di Eropa yang sedang menghangat seketika memanas. Kekaisaran Austria-Hongaria menuduh Serbia sebagai dalang pembunuhan dan mendeklarasikan perang.
Konflik semakin melebar karena kedua negara beraliansi dengan kekuatan-kekuatan politik-militer Eropa, menghasilkan dua kubu di Perang Dunia I. Dua kubu yang saling berhadapan adalah Triplee Alliance dan Triple Entente.
Triple Alliance beranggotakan Kekaisaran Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia, sedangkan Triple Entente merupakan aliansi Kekaisaran Rusia, Republik Ketiga Prancis, serta Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia.
Sebagai catatan, Italia memilih untuk berpindah ke kubu Triple Entente. Posisinya di Triple Alliance digantikan oleh Kekaisaran Turki Usmani.
Daftar Perjanjian di Akhir Perang Dunia I
Perang Dunia I berakhir dengan permintaan gencatan senjata oleh Jerman pada 11 November 1918. Sejumlah perjanjian dibuat untuk memastikan perang ini benar-benar berakhir.
Perjanjian Versailles yang awalnya merupakan solusi damai, menjadi sanksi perang yang isinya ditentukan secara sepihak oleh pihak pemenang, demikian menguti BBC. Negara yang kalah harus melakukan demiliterisasi, membayar biaya reparasi, dan menyerahkan wilayah kekuasaan kepada negara lain.
Selain Perjanjian Versailles, masih ada sejumlah perjanjian lain yang menandai akhir Perang Dunia I. Berikut daftar perjanjian di akhir Perang Dunia I beserta isi dan dampaknya.
1. Perjanjian Brest-Litovsk
Perjanjian Brest-Litovsk merupakan perjanjian damai pertama di Perang Dunia I yang melibatkan Jerman dan Rusia. Perjanjian damai ini merupakan satu-satunya yang dilakukan sebelum Perang Dunia I berakhir.
Pada masa itu, Rusia baru saja diguncang Revolusi Oktober atau Revolusi Bolshevik yang meletus akibat aksi protes rakyat terhadap kepemimpinan kaisar Tsar Nicholas II. Situasi negara yang tidak kondusif memaksa Rusia untuk mengangkat bendera putih.
Rusia mengakhiri keterlibatannya di dalam Perang Dunia I setelah menandatangani perjanjian ini. Penandatangan perjanjian itu dilakukan di Brest-Litovsk, yang saat ini berganti nama menjadi Brest, pada 3 Maret 1918.
Dilansir History, berdasarkan perjanjian ini, Rusia harus mengakui kemerdekaan Ukraina, Georgia, dan Finlandia. Selain itu, Rusia harus menyerahkan wilayah kekuasaannya di Polandia dan kawasan Baltik kepada Jerman dan Austria-Hungaria. Sementara itu, Kars, Ardahan, dan Batum diserahkan kepada Kekaisaran Turki Usmani.
Akibat perjanjian ini, Rusia harus menyerahkan sekitar satu juta mil persegi (2,5 juta km persegi) dari keseluruhan wilayah kekuasaannya. Rusia juga kehilangan sepertiga populasinya atau sekitar 55 juta orang. Selain itu, kerugian ekonomi dirasakan oleh Rusia karena kehilangan sebagian besar persediaan batu bara, minyak, dan besi beserta industri lainnya.
2. Perjanjian Versailles
Pembicaraan tentang Perjanjian Versailles telah dibuka sejak 18 Januari 1919 dengan mengundang diplomat dari 32 negara. Akan tetapi, tidak ada perwakilan Jerman dalam konferensi tersebut.
Isi dari perjanjian Versailles dinilai tidak adil bagi Jerman, tetapi kekalahannya membuat tidak ada pilihan selain menandatangani perjanjian tersebut. Penandatanganan perjanjian Versailles akhirnya dilakukan di Hall of Mirrors, Istana Versailles pada 28 Juni 1919.
Berikut poin-poin utama dari hasil perjanjian Versailles, sebagaimana dilansir BBC.
- Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB);
- Jerman harus bertanggung jawab penuh atas Perang Dunia I dan membayar biaya reparasi akibat perang sebesar £6,6 miliar;
- Jumlah pasukan militer Jerman dibatasi menjadi 100 ribu tentara dan tidak diperbolehkan untuk memiliki tank;
- Jerman hanya diizinkan memiliki enam kapal perang;
- Wilayah Rhineland, yang berbatasan dengan Prancis, harus bebas dari personil militer dan persenjataan Jerman;
- Wilayah Alsace dan Lorraine dikembalikan ke Prancis;
- Pelarangan dibentuknya Anschluss, persatuan antara Jerman dan Austria.
Menurut catatan History, syarat berat yang dibebankan menyebabkan krisis ekonomi di Jerman dan memicu kemarahan rakyat di dalam negeri. Rasa kecewa masyarakat Jerman lantas dimanfaatkan Adolf Hitler untuk menarik simpati massa demi keuntungan partai Nazi. Maka, perjanjian Versailles dianggap memicu kebangkitan partai Nazi dan membuka pintu menuju Perang Dunia II.
3. Perjanjian Saint-Germain-en-Laye
Pada 10 September 1919, diadakan perjanjian damai antara Triple Entente dan Austria. Perjanjian ini ditandatangani di Saint-Germain-en-Laye, Prancis.
Berdasarkan isi perjanjian ini, Austria harus mengakui berdirinya Cekoslovakia sebagai negara dan penggabungan kerajaan Slovenia, Kroasia, dan Serbia, yang menjadi cikal bakal Yugoslavia.
Austria pun harus kehilangan beberapa wilayahnya. Tyrol Selatan, Trieste, Trentino dan Istria mesti diserahkan kepada Italia, sementara Bukovino diberikan kepada Rumania.
Republik Austria resmi terbentuk setelah penandatanganan perjanjian ini. Salah satu poin penting dari perjanjian Saint-Germain-en-Laye adalah larangan penyatuan Republik Austria dan Jerman.
4. Perjanjian Neuilly
Perjanjian Neuilly adalah perjanjian damai antara Bulgaria dan Triple Entente. Penandatanganan perjanjian ini dilakukan di balai kota Neuilly, Prancis pada 27 November 1919.
Hasil perjanjian ini mengharuskan Neuilly untuk menyerahkan Thracia Barat kepada Triple Entente. Hal ini menyebabkan Bulgaria kehilangan Sofia, ibu kota Bulgaria, dan akses langsung menuju laut Aegea.
5. Perjanjian Trianon
Hungaria dan Triple Entente menandatangani perjanjian Trianon pada 4 Juni 1920. Perjanjian ini menandai terpisahnya Hungaria dari Kekaisaran Austria-Hongaria, sehingga berdiri sendiri sebagai sebuah negara.
Akibat perjanjian ini, Hungaria kehilangan dua pertiga wilayah kekuasaannya ketika masih menjadi bagian dari Austria-Hongaria. Wilayah tersebut diserahkan kepada Cekoslovakia, Yugoslavia, dan Rumania.
Adapun usai penandatanganan perjanjian ini, populasi Hungaria yang awalnya 21 juta berkurang menjadi 7,5 juta jiwa. Sekitar 3 juta orang kelompok etnis Hongaria harus hidup di luar Hungaria, utamanya di Rumania.
6. Perjanjian Sevres dan Perjanjian Lausanne
Perjanjian Sevres merupakan perjanjian damai antara Triple Entente dan Kekaisaran Turki Usmani. Keduanya menandatangani perjanjian ini pada 10 Agustus 1920 di Sevres, Prancis.
Isi dari perjanjian ini menyatakan bahwa Triple Entante mendapatkan kontrol penuh atas ekonomi Kekaisaran Turki Usmani. Selain itu, Kekaisaran Turki Usmani dipecah menjadi beberapa wilayah.
Irak dan Palestina berada di bawah pemerintahan Inggris, Syria diserahkan kepada Prancis, dan Selat Dardanella menjadi kawasan internasional. Sementara itu, Armenia menjadi sebuah negara berdaulat.
Perjanjian Sevres lantas memicu sentimen negatif dari kaum nasionalis Turki. Gerakan oposisi yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Attaturk menunjukkan perlawanan terhadap perjanjian tersebut.
Alhasil, penandatanganan perjanjian baru lalu dilakukan di Lausanne, Swiss. Perjanjian Lausanne mengangkat pengendalian pihak luar atas ekonomi Turki dan mengembalikan beberapa wilayah ke negara itu.
Penulis: Putri Raissa Zaravina
Editor: Addi M Idhom