tirto.id - 4th Critical Thinking Championship (CTC) 2024 diselenggarakan dengan sukses pada Minggu tanggal 8 September 2024 di Rempah Wangi, Function Hall Lt.3, Fatmawati, Jakarta. Kompetisi Critical Thinking Championship telah berlangsung sejak tahun 2021 dan kini menjadi ajang tahunan yang diminati pelajar dari seluruh Indonesia.
Keluar sebagai juara pada kategori Individu usia 15-18 tahun, Cornelius Dennies dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta Barat yang mengangkat tema Nepotism. Sedangkan pada kategori individu usia 11-14 tahun, berhasil dimenangkan oleh Queenza Akila Wijaya dari SMP Model Ar Riyadh Insan Cendekia Bekasi yang mengangkat tema School Bullying.
Pada kategori berkelompok, 5 orang pelajar dari Jakarta, Purwokerto, Lubuklinggau, dan Purbalingga (kelompok 4) berhasil menjadi juara 1 setelah mempresentasikan prototype untuk mengatasi Food Crisis yaitu BERAS MARA yang diklaim sebagai beras analog berbasis tepung jagung dan kacang hijau dengan penambahan daun kelor sebagai inovasi mengatasi krisis pangan di NTT.
Acara ini diselenggarakan oleh School of Critical Thinking Skills (SOCRATS) IngatanGajah dengan dukungan dari Indonesia Intellectual Academy (IIA) dan Indonesia Memory Sports Council (IMSC). 4th Critical Thinking Championship didukung oleh media partner Tirto.id serta disponsori oleh PT. Pertamina (Persero). Melalui kerja sama ini, ajang CTC 2024 berhasil menjaring peserta yang berasal dari lebih dari 62 sekolah dan 18 kota di seluruh Indonesia.
Para juara dari kompetisi ini berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, medali, sertifikat, voucher belajar, serta kesempatan untuk mendapatkan pembinaan dalam mengembangkan prototype yang meraih juara di ajang ini.
Hadir sebagai juri dan panelis pada ajang 4th Critical Thinking Championship 2024 ini adalah:
- Prof. Manneke Budiman, S.S., MA., Ph.D, Guru Besar Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia
- Zen Rahmat Sugito, Pimpinan Redaksi Narasi TV
- Dhisty Azlia Firnady, M.Psi., Psikolog, Founder Ruang Mekar Azlia & Psikolog UPTD Perlindungan Perempuan & Anak
- Nadya Pratiwi Purba, Co-Founder Gerakan #berasbaikmovement
- Heru Kurnadi, Direktur Media Tirto.id
Adapun babak final dimoderatori oleh Yudi Lesmana, S.T., M.H, selaku Direktur IngatanGajah.
Hadir di babak final, 10 finalis yang terbagi dalam dua kelompok usia: 5 peserta berusia 11-14 tahun dan 5 peserta lainnya di kategori 15-18 tahun. Di babak Grand Final, 10 kelompok dari 47 sekolah membawa prototype hasil penelitian masing-masing untuk menyelesaikan masalah school bullying, food crisis, dan nepotism, yang kemudian dipresentasikan di hadapan panelis.
Penjurian babak final kategori individu berlangsung dengan ketat dan dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, video dari 10 finalis terpilih tentang topik school bullying, food crisis, atau nepotism ditampilkan di depan panelis dan peserta lainnya.
Panelis kemudian memberikan pertanyaan kepada setiap finalis, menguji kemampuan mereka dalam memberikan argumen yang tepat. Selain itu, finalis lainnya juga diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada finalis yang sedang tampil, dan kemampuan mereka dalam merespons serta mengajukan pertanyaan juga turut dinilai.
Pada tahap kedua penjurian, dua finalis dengan skor seri berhadapan untuk memperebutkan posisi juara 1 dan 2. Mereka saling mengajukan pertanyaan terkait topik yang dipilih, dan memberikan jawaban di hadapan para panelis untuk dinilai.
Setelah penjurian kategori individu, acara dilanjutkan dengan babak Grand Final 4th Critical Thinking Championship. Pada sesi ini, penjurian dilakukan untuk kategori kelompok, dengan 10 kelompok berpartisipasi dan mempresentasikan prototype mereka di hadapan panelis.
Ajang Critical Thinking Championship sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 dan telah menjadi acara tahunan yang dapat diikuti pelajar dari seluruh Indonesia. Tahun ini, 4th Critical Thinking Championship kembali memberikan apresiasi kepada para juara baru.
Untuk kategori individu usia 15-18 tahun, Cornelius Dennies (17 tahun) dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi, Jakarta Barat, dinobatkan sebagai Juara 1 dengan perolehan skor sebanyak 115 poin. Ia membawakan topik tentang food crisis melalui esai dan video yang berhasil memukau para dewan juri.
“Perasaannya pasti senang, ya, jujur juga agak sedikit kaget ga nyangka berhasil juara 1,” ujar Cornelius Dennies atau yang lebih akrab disapa Dennies ketika ditanya mengenai bagaimana perasannya selama mengikuti ajang ini.
Dennies mengaku bahwa perjalanannya menuju babak Final bukan tanpa usaha. Ia mengatakan bahwa selama sepekan sebelum babak Final ia habiskan dengan Zoom Meeting dengan para finalis lainnya untuk berdiskusi serta memperdalam riset-riset mengenai topik yang ia pilih yakni food crisis.
Posisi kedua diraih oleh Anakin Abdul Alkareem (16 tahun) dari SMA Kuntum Cemerlang Bandung dengan skor 114 poin, membawakan topik tentang nepotisme. Sementara itu, dengan skor 111 poin, Samuel Edmund Setiawan (17 tahun), siswa dari PKBM Piwulang Becik Kabupaten Bogor berhasil meraih posisi ketiga dengan topik yang sama, yaitu nepotisme.
Untuk kategori individu usia 11-14 tahun, juara 1 berhasil dimenangkan oleh Queenza Akila Wijaya (14 tahun) dari SMP Model Ar Riyadh Insan Cendekia Bekasi dengan skor 129 yang mengangkat tema School Bullying. Juara kedua diraih oleh Samuel Oubyan Sitinjak (14 tahun) dari sekolah Kolose Kanisius Jakarta dengan skor 120 dan mengangkat tema School Bullying. Posisi ketiga, jatuh kepada Callysta Nadia Valentina (14 tahun) dari Sekolah Global Mandiri Jakarta, Jakarta Timur, dengan skor 116.
Selain ketiga juara yang menduduki peringkat 1-3, posisi Juara Harapan 1 pada masing-masing kategori usia juga berhasil diraih oleh Azelia (17 tahun) dari SMA Avicenna Cinere dan Dipodanendra Singosewoyo (13 tahun) dari SMPN 41 Jakarta.
Juara Harapan 2 berhasil diraih oleh Brigitta Ellissa Rebecca Simanjuntak (17 tahun) dari SMA Negeri 8 Jakarta dan Marvello Evan Lukito (13 tahun) siswa sekolah Global Mandiri Jakarta.
Kompetisi ini juga menghasilkan juara kategori berkelompok. Juara 1 berhasil diraih oleh kelompok 4 yang berhasil menciptakan alternatif pangan yang ditargetkan untuk wilayah NTT bernama “BERAS MARA”. Anggotanya ialah sebagai berikut:
- Najmila Fausta Khairani (16 tahun), SMAS Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto
- Ghazy Muhammad Akhtar (16 tahun), SMAS Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto
- Qeisya Jaisya Muhammad (16 tahun), SMAS Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto
- Aqilah Rahma Adiningrum (21 tahun), Universitas Jenderal Soedirman
- Azelia (17 tahun), SMA Avicenna Cinere
Juara 2 diraih oleh kelompok 2 yang mengusung organisasi yang mencegah aksi perundungan sebagai prototype yang diberi nama “B.R.A.V.E”. Anggota kelompok 2 ialah Hafidz Anshari Yudanto, Luddietsach Bani Herviana, Gheniya Syifa Alexandria, Nadhila Wimahavinda Kardono, Azka Parama Putra Maulana, dan Annisa Azzahra Amalia.
Sedangkan posisi ketiga berhasil diduduki oleh kelompok 8 dengan prototype bernama “GATSBY (Games Ular Tangga Stop Bullying)” yang dibentuk sebagai pendekatan yang menyenangkan lewat permainan untuk menyelesaikan masalah perundungan. Anggota kelompok 8 ialah Orva Zelia Veenbrink, Filbert Malela Hutagalung, Gioza Danesha Rizky, Syakira Qazza Nayyara, Justin Darrel Pua, Rafalif Sauma Gadisyaputra, dan Katya Humaira Pandit.
Tidak hanya sampai di situ, 4th Critical Thinking Championship 2024 juga memberikan penghargaan kepada Peserta Terfavorit yang jatuh kepada Queenza Akila Wijaya dari SMP Model Ar Riyadh Insan Cendekia, Bekasi. Videonya yang mengangkat topik school bullying berhasil mendapatkan 5.9 ribu views dan memiliki komentar sebanyak 153 komentar. Di posisi kedua Peserta Terfavorit diduduki oleh Gheniya Syifa Alexandria dengan 4.8 ribu views dan 52 komentar dan disusul oleh Muhammad Syarif Fadillah dengan 2.7 ribu views dan 151 komentar
Selain itu, panitia juga memberikan penghargaan kepada Rana Kayyisah Anwar dari SD Yasporbi 3 Jakarta sebagai Peserta Termuda Terbaik 1. Disusul oleh Narendra Lukmanul Hakim dari SD Islam Al Fauzien Depok di posisi kedua dan Putu Ayu Paramitha Widyantari dari Saint Monica Jakarta School di urutan ketiga Peserta Termuda Terbaik.
“Ini jelas suatu ajang untuk pertumbuhan orang-orang muda yang luar biasa karena menjadi alternatif bagi pendidikan sekolah yang terlalu formal. Saya melihat di sini anak-anak tidak hanya berkompetisi secara sehat tetapi juga untuk berkolaborasi,” ujar Prof. Manneke Budiman, S.S., MA., Ph.D., Guru Besar Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, selaku salah satu panelis.
4th Critical Thinking Championship berhasil memfasilitasi para remaja dan memberikan wadah bagi remaja untuk bereksplorasi dengan kemampuan berpikir kritisnya.
Kemampuan berpikir kritis telah menjadi satu dari 10 skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini dan masa depan.
Sampai jumpa di ajang Critical Thinking Championship tahun depan. Informasi lebih lanjut mengenai kompetisi Critical Thinking Championship dapat diakses melalui website www.criticalthinkingchamp.com.