tirto.id - Vokalis grup band The 1975, Matty Healy, bukan hanya memiliki kontroversi dengan melakukan ciuman sesama jenis saja, seperti yang dilakukannya saat manggung di Malaysia dan Dubai.
Dia memang dikenal sebagai bad boy sebelumnya. Healy juga pernah bertindak kelewat batas dengan melecehkan beberapa pihak dalam berbagai kesempatan.
Berbagai hal tidak menyenangkan tersebut membuat tindakan kontroversial Healy sampai bisa dibuat daftarnya. Keparahan kontroversi Healy tidak hanya terjadi antarperorangan, bahkan sampai melecehkan negara yang dikunjunginya
Daftar Tindakan Kontroversial Matty Healy
Matty Healy diketahui telah melakukan hal tidak pantas di berbagai kesempatan. Berikut beberapa hal kontroversial tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Menginjak bendera Korea Selatan
Healy pernah memosting bendera nasional Korea Selatan yang diinjaknya dan mengunggahnya melalui Instagram. Healy memotret dirinya dengan menggunakan cermin dan berpose menaruh kakinya pada bendera tersebut.
Postingan segera dihapus setelah mendapatkan kritik warganet, namun Healy sama sekali tidak pernah meminta maaf. Di sisi lain, peristiwa yang terjadi pada 2019 lalu, dilakukan usai The 1975 melakukan konser "The 1975 Live in Seoul".
2. Melecehkan Ice Spice dengan ejekan rasis
Healy pernah diundang di acara podcast The Adam Friedland Show pada Februari 2023. Saat itu Healy, Mike Mullen, dan Adam Friedland menonton klip singkat dari rapper Ice Spice. Mereka lalu membicarakan tentang karier Ice Spice dan pengaruhnya.
Diskusi tersebut lantas mulai bergeser ke arah rasis. Ungkapan yang ditujukan pada Ice Spice sampai dikatakan sebagai "Wanita China Gemuk" dan "Salah satu Inuit Spice Girls". Healy telah meminta maaf pada Ice Spice, namun dirinya tidak berpikir telah melakukan kesalahan karena menurutnya komentar yang dilontarkannya telah disalahartikan.
3. Menonton video porno rasis
Melalui kesempatan podcast berbeda, Healy menceritakan dirinya pernah menyaksikan video porno dari sebuah situs porno hardcore. Video tersebut menayangkan aksi seorang pria kulit putih sedang merendahkan dan mempermalukan wanita kulit berwarna, secara seksual. Healy berkomentar semua kejadian seperti itu hal yang normal seperti merendahkan wanita secara kasar
4. Melontarkan ucapan rasis saat konser di Leeds
The 1975 pernah konser di First Direct Arena, Leeds, dalam rangkaian tur "At They Very Best" pada Januari 2023. Konser yang awalnya lancar, seketika menjadi canggung lantaran Healy melontarkan kata-kata kasar dan rasis. Akhirnya teman satu bandnya memotong ucapan itu meski Healy tampak kesal.
4. Memberikan penghormatan ala Nazi
Tidak lama setelah kejadian ucapan rasis di Leeds, Healy kembali membuat ulah dengan memberikan hormat ala Nazi di atas panggung semberi berbaris dan menyanyikan "Terima kasih, Kanye, sangat keren".
Kata-kata itu diambil dari lagu "love it if We Made It" milih The 1975. Healy mengaku ejekan tersebut untuk menyindir Donald Trump dan Kanye yang banyak membuat pernyataan antisemit.
5. Menyampaikan pesan Islamofobia
Healy adalah seorang atheis dan pernah membuat penghinaan terhadap agama lain. Dia telah memilih agama Islam dalam menyebarkan informasi yang salah. Melalui Twitter di tahun 2014, Healy berujar bahwa ISIS dan Islam adalah hal yang sama dan sama sekali tidak menggubris bantahan yan ditujukan padanya.
Postingan Islamofobia lainnya juga pernah disebarkan pada 2017. Healy melakukan retweet postingan dari kelompok pembenci Islam. Dia lalu menghapusnya karena banyak mendapat serangan dari warganet.
6. Ciuman sesama jenis di panggung
Healy setidaknya dua kali melakukan ciuman sesama jenis dengan pria di atas panggung. Pertama dilakukannya saat konser di Dubai pada 2019. Saat itu, dia memanggil salah satu penggemarnya ke atas panggung lalu melakukan ciuman singkat.
Terbaru Healy melayangkan ciumannya pada bassist The 1975, Ross MacDonald, saat konser di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Juli 2023 lalu. Healy juga melontarkan pesan penolakannya terhadap aturan larangan LGBT di Malaysia. Atas aksinya itu, The 1975 segera dipulangkan dan konsernya di Indonesia dan Taiwan dibatalkan.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra