Menuju konten utama
Olimpiade 2020

Daftar Juara Badminton Olimpiade Sejak 1992: Cina 18, Indonesia 7

Cina masih menjadi negara pengoleksi medali badminton terbanyak di Olimpiade hingga kini.

Daftar Juara Badminton Olimpiade Sejak 1992: Cina 18, Indonesia 7
Ilustrasi Badminton

tirto.id - Cabang olahraga badminton di Olimpiade 2020 akan segera digelar di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, mulai 24 Juli hingga 2 Agustus 2021. Cina masih menjadi negara pengoleksi medali bulutangkis terbanyak dalam sejarah Olimpiade.

Badminton secara resmi mulai dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992. Sebelum itu, tepatnya di Munich 1972, badminton juga dimainkan namun hanya sebagai ajang promosi cabang olahraga tersebut. Sedangkan di Seoul 1988, badminton hanya berstatus sebagai pertandingan persahabatan.

Olimpiade Tokyo 2020 akan menjadi edisi ke-8 bagi badminton di ajang multi-olahraga antar negara ini. Di 7 edisi sebelumnya, Cina sukses besar dengan mengoleksi 18 medali emas, 8 medali perak, dan 15 medali perunggu. Total 41 medali diraih Cina sejak 1992 dan menjadi yang terbanyak dibanding negara lain.

Menariknya, negeri tirai bambu bisa dikatakan gagal total pada Olimpiade edisi tahun 1992 di Barcelona saat badminton mulai dipertandingkan. Tak ada wakil mereka yang sanggup meraih medali emas.

Hasil paling bagus diraih Guan Weizhen/Nong Qunhua dari sektor ganda putri yang meraih medali perak pada saat itu. Cina juga meraih 4 medali perunggu lewat Huang Hua (tunggal putri), Tang Jiuhhong (tunggal putri), Li Yongbo/Tian Bingyi (ganda putra), dan Lin Yanfen/Yao Fen (ganda putri).

Medali emas pertama bagi Cina baru didapat 4 tahun kemudian di Atlanta. Adalah ganda putri Ge Fei/Gu Jun yang berhasil menyabet medali emas di GSU Sports Arena kala itu. Di final, mereka mengalahkan ganda putri Korea Selatan yakni Gil Young Ah/Jang Hye Ock.

Nyatanya keberhasilan tersebut seperti menjadi pemantik akan raihan 17 medali emas berikutnya. Fei/Jun bahkan mengulang prestasi serupa 4 tahun kemudian, tepatnya di Sydney 2000. Para pemain terbaik Cina lain di masanya seperti Lin Dan, Zhang Jun, dan Fu Haifeng pernah merasakan gelar prestisius tersebut.

Kesuksesan besar Cina di ajang ini terjadi di London 2012. Tak tanggung-tanggung, 5 medali emas dari 5 sektor direbut semua oleh Cina. Yakni Lin Dan (tunggal putra), Li Xuerui (tunggal putri), Cai Yun/Fu Haifeng (ganda putra), Tian Qing/Zhao Yunlei (ganda putri), dan Zhang Nan/Zhao Yunlei (ganda campuran).

7 Medali Emas Indonesia

Di sisi lain Indonesia baru meraih 7 medali emas dari cabang olahraga satu ini. Hasil terbaik Indonesia tentunya diraih di Barcelona 1992 ketika Alan Budikusuma (tunggal putra) dan Susi Susanti (tunggal putri) menjadi juara.

Bahkan di podium, Indonesia juga menempatkan Ardy Wiranata (tunggal putra/medali perak), Hermawan Susanto (tunggal putra/medali perunggu), dan Eddy Hartono/Rudy Gunawan (ganda putra/medali perak).

Secara beruntun hingga London 2012, Indonesia selalu menempatkan 1 pemainnya untuk menjadi yang terbaik. Pada Atlanta 1996, ada ganda putra andalan Indonesia saat itu yakni Ricky Subagja/Rexy Mainaky yang mengalahkan pasangan Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock.

Di Sydney 2000, ganda putra kembali mengharumkan nama bangsa lewat pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya. Kemudian pada Athens 2004, Taufik Hidayat melanjutkan tradisi emas setelah mengalahkan Shon Seung Mo dari Korea Selatan dengan skor 15-8 dan 15-7.

Pada Beijing 2008, kembali ganda putra Indonesia yang menjadi juara. Hendra Setiawan yang berpasangan dengan Almarhum Markis Kido mampu mengalahkan pasangan tuan rumah kala itu yakni Cai Yun/Fu Haifeng.

Indonesia lantas tanpa gelar juara di London 2012. Bahkan kala itu tak ada satu pun pemain Indonesia yang berada di podium juara.

Lebih menyakitkan lagi, ganda putri saat itu yakni Meiliana Jauhari/Greysia Polii harus didiskualifikasi lantaran dianggap melanggar kode etik BWF dengan sengaja mengalah dari lawannya.

Untungnya pada Rio de Janeiro 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali memastikan ada 1 medali emas yang dibawa pulang dari badminton. Kala itu Owi/Butet mengalahkan pasangan Malaysia yakni Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 2 game langsung dengan skor 21-14 dan 21-12.

Total, ada 19 medali yang dikoleksi Indonesia, yakni 7 medali emas, 6 medali perak, dan 6 medali perunggu. Jumlah 19 medali itu menempatkan Indonesia di peringkat kedua di bawah Cina meski Korea Selatan juga total memiliki 19 medali.

Distribusi Medali Badminton dalam Sejarah Olimpiade

Olimpiade Sektor Emas Perak Perunggu
Munich 1972 (ajang promosi)

MS Rudy Hartono (Indonesia) Svend Pri (Denmark) Sture Johnsson (Swedia) & Wolfgang Bochow (Jerman)
WS Noriko Nakayama (Jepang) Utami Dewi (Indonesia) Gillian Gilks (Britania Raya) & Hiroe Yuki (Jepang)
MD Ade Chandra/Christian Hadinata (Indonesia) Ng Boon Bee/Punch Gunalan (Malaysia) Elliot Stuart/Derek Talbot (Britania Raya) & Willi Braun/Roland Maywald (Jerman Barat)
WD - - -
XD Derek Talbot/Gillian Gilks (Britania Raya) Svend Pri/Ulla Strand (Denmark) Roland Maywald/Brigitte Steden (Jerman Barat) & Christian Hadinata/Utami Dewi (Indonesia)
Seoul 1988 (ajang persahabatan)

MS Yang Yang (Cina) Icuk Sugiarto (Indonesia) Park Sung Bae (Korea Selatan)
WS Hwang Hye Young (Korea Selatan) Han Aiping (Cina) Sumiko Kitada (Jepang)
MD Li Yongbo/Tian Bingyi (Cina) Lee Sang Bok/Lee Gwang Jin (Korea Selatan) Shuji Matsuno/Shinji Matsuura (Jepang)
WD Kim Yun Ja/Chung So Young (Korea Selatan) Lin Ying/Guan Weizhen (Cina) Dorte Kjaer/Nettie Nielsen (Denmark)
XD Park Joo Bong/Chung Myung Hee (Korea Selatan) Wang Pengren/Shi Fangjing (Cina) Chan Chi Choi/Amy Chan Lim Chee (Hong Kong)
Barcelona 1992

MS Alan Budikusuma (Indonesia) Ardy Wiranata (Indonesia) Thomas Stuer-Lauridsen (Denmark) & Hermawan Susanto (Indonesia)
WS Susi Susanti (Indonesia) Bang Soo Hyun (Korea Selatan) Huang Hua (Cina) & Tang Jiuhong (Cina)
MD Kim Moon Soo/Park Joo Bong (Korea Selatan) Eddy Hartono/Rudy Gunawan (Indonesia) Li Yongbo/Tian Bingyi (Cina) & Razif Sidek/Jalani Sidek (Malaysia)
WD Hwang Hye Young/Chung So Young (Korea Selatan) Guan Weizhen/Nong Qunhua (Cina) Gil Young Ah/Shim Eun Jung (Korea Selatan) & Lin Yanfen/Yao Fen (Cina)
XD - - -
Atlanta 1996

MS Poul-Erik Hoyer Larsen (Denmark) Dong Jiong (Cina) Rashid Sidek (Malaysia)
WS Bang Soo Hyun (Korea Selatan) Mia Audina (Indonesia) Susi Susanti (Indonesia)
MD Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Indonesia) Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Malaysia) Denny Kantono/Antonius Ariantho (Indonesia)
WD Ge Fei/Gu Jun (Cina) Gil Young Ah/Jang Hye Ock (Korea Selatan) Qin Yiyuan/Tang Yongshu (Cina)
XD Kim Dong Moon/Gil Young Ah (Korea Selatan) Park Joo Bong/Ra Kyung Min (Korea Selatan) Liu JIanjun/Sun Man (Cina)
Sydney 2000

MS Ji Xinpeng (Cina) Hendrawan (Indonesia) Xia Xuanze (Cina)
WS Gong Zhichao (Cina) Camilla Martin (Denmark) Ye Zhaoying (Cina)
MD Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia) Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung (Korea Selatan) Ha Tae Kwon/Kim Dong Moon (Korea Selatan)
WD Ge Fei/Gu Jun (Cina) Huang Nanyan/Yang Wei (Cina) Gao Ling/Qin Yiyuan (Cina)
XD Zhang Jun/Gao Ling (Cina) Tri Kusharyanto/Minarti Timur (Indonesia) Simon Archer/Joanne Goode (Britania Raya)
Athens 2004

MS Taufik Hidayat (Indonesia) Shon Seung Mo (Korea Selatan) Sony Dwi Kuncoro (Indonesia)
WS Zhang Ning (Cina) Mia Audina (Belanda) Zhou Mi (Cina)
MD Ha Tae Kwon/Kim Dong Moon (Korea Selatan) Lee Dong Soo/Yoo Young Sung (Korea Selatan) Eng Hian/Flandy Limpele (Indonesia)
WD Yang Wei/Zhang Jiewen (Cina) Gao Ling/Huang Sui (Cina) Lee Kyung Won/Ra Kyung Min (Korea Selatan)
XD Gao Ling/Zhang Jun (Cina) Gail Emms/Nathan Robertson (Britania Raya) Jens Eriksen/Mette Schjoldager (Denmark)
Beijing 2008

MS Lin Dan (Cina) Lee Chong Wei (Malaysia) Chen Jin (Cina)
WS Zhang Ning (Cina) Xie Xingfang (Cina) Maria Kristian Yulianti (Indonesia)
MD Markis Kido/Hendra Setiawan (Indonesia) Cai Yun/Fu Haifeng (Cina) Lee Jae Jin/Hwang Ji Man (Korea Selatan)
WD Du Jing/Yu Yang (Cina) Lee Kyung Won/Lee Hyo Jung (Korea Selatan) Zhang Yawen/Wei Yili (Cina)
XD Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (Korea Selatan) Nova Widianto/Liliyana Natsir (Indonesia) He Hanbin/Yu Yang (Cina)
London 2012

MS Lin Dan (Cina) Lee Chong Wei (Malaysia) Chen Long (Cina)
WS Li Xuerui (Cina) Wang Yihan (Cina) Saina Nehwal (India)
MD Cai Yun/Fu Haifeng (Cina) Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (Korea Selatan)
WD Tian Qing/Zhao Yunlei (Cina) Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (Jepang) Valeria Sorokina/Nina Vislova (Rusia)
XD Zhang Nan/Zhao Yunlei (Cina) Xu Chen/Ma Jin (Cina) Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
Rio de Janeiro 2016

MS Chen Long (Cina) Lee Chong Wei (Malaysia) Viktor Axelsen (Denmark)
WS Carolina Marin (Spanyol) Pusarla Venkata Sindhu (India) Nozomi Okuhara (Jepang)
MD Fu Haifeng/Zhang Nan (Cina) Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) Chris Langridge/Marcus Ellis (Britania Raya)
WD Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark) Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan (Korea Selatan)
XD Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia) Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) Zhang Nan/Zhao Yunlei (Cina)

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE 2020 atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya