tirto.id - Daftar cabang olahraga (Cabor) unggulan tim nasional (Timnas) Indonesia di SEA Games 2023 diharapkan mampu mendulang setidaknya 69 emas atau meningkatkan pencapaian di SEA Games 2021.
Namun Indonesia harus kehilangan potensi emas dari sejumlah cabor seperti panahan, kano dan kayak, boling, dan catur, lantaran tak dipertandingkan di Kamboja. Lantas, apa saja cabor yang berpotensi membawa pulang emas?
Kontingen Indonesia di SEA Games 2023 mengirimkan total sebanyak 599 atlet yang mengikuti 31 dari 36 cabor yang dipertandingkan. Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menarget Merah Putih mampu meningkatkan pencapaian SEA Games 2021.
“Saya minta emasnya di atas 69, peringkatnya juga di atas 3. Pilihannya hanya ada 2, peringkat 1 atau peringkat 2,” kata Jokowi di Jakarta saat melepas Kontingen Indonesia ke SEA Games 2023, Selasa (2/5/2023) dilansir dari laman Sekretariat Negara.
Di SEA Games tahun lalu Indonesia mengumpulkan 69 emas, 92 perak, dan 81 perunggu serta menempati peringkat ke-3. Ada penurunan jumlah medali dibandiingkan SEA Games 2019, yakni 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu. Namun di akhir klasemen perolehan medali 2019, Indonesia hanya menempati peringkat 4.
Adapun di SEA Games 2017, Indonesia memetik 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu, serta harus puas berada di posisi ke-5 klasemen perolehan medali. Artinya selama 3 edisi terakhir telah terjadi peningkatan peringkat meski tak selalu sejalan dengan jumlah emas yang dikumpulkan.
“Ini bukan target yang gampang, bukan target yang mudah, tetapi saya melihat bahwa atlet yang hadir di sini maupun yang [sudah] berangkat tentunya telah memiliki bekal yang sangat cukup untuk nanti berlaga di Kamboja,” ucap Presiden.
SEA Games 2023 telah dibuka di Stadion Morodok Techno, Phnom Penh, Kamboja, Jumat (5/5/2023) malam dan akan ditutup 17 Mei 2023 mendatang. Namun sejumlah cabor seperti sepak bola telah bertanding sejak 29 April 2023 lalu. Bagaimana kiprah Merah Putih?
Daftar Cabor Unggulan Indonesia di SEA Games 2023
Sebelum SEA Games 2023 bergulir, berdasar laporan Antara News tim review dan stakeholder terkait dari Kemenpora, KOI, dan KONI telah memetakan jumlah 60 emas potensial yang akan mampu dibawa Indonesia. Meskipun angka itu mengalami peningkatan melalui amanat Jokowi sebanyak 69 emas.
Indonesia tahun ini kehilangan sejumlah potensi emas lantaran beberapa cabor tidak dipertandingkan. Di antaraya, 5 emas dari panahan, 6 emas dan kano dan kayak, 8 emas dari rowing, 8 dari menembak, 2 dari boling, dan 3 emas dari catur. Ini merupakan akumulasi dari capaian emas tahun lalu. Secara keseluruhan, Indonesia akan kehilangan setidaknya 39 medali emas potensial.
“Kita berpotensi kehilangan 39 medali emas, semoga bisa mencari peluang dari cabor mana saja yang bisa mendapatkan medali emas,” kata Ketua Tim Review, Mochammad Asmawi, 22 April 2023 dilansir dari Antara News.
Namun potensi emas masih bisa datang dari cabor yang berjaya 2022 lalu dan masih dipertahankan 2023 kali ini. Salah satunya karate yang menyumbang 4 emas, 8 perak, dan 2 perunggu di SEA Games 2021.
Lalu cabang potensial lain di antaranya wushu yang pada SEA Games 2021 menyumbang 3 emas, 9 perak, dan 3 perunggu. Finswimming 3 emas, 6 perak, 3 perunggu. Balap sepeda 3 emas, 4 perak, dan 1 perunggu. Serta angkat besi 3 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Pencapaian dari sektor-sektor tadi diharapkan bertambah di Kamboja.
Sementara itu, cabor atletik dan akuatik menjadi cabang yang paling banyak mempertandingkan nomor alias juga menyediakan banyak emas. Namun demikian, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) hanya menarget 5 emas dari 47 medali yang diperebutkan.
Meski relatif sedikit, target tersebut dinilai realistis. Di SEA Games 2021 atletik hanya meneyumbang 2 emas, 5 perak, dan 4 perunggu. Atletik total akan menerjunkan setidaknya 27 atlet untuk berlaga di Kamboja.
“Target 5 medali dari pusat, saya tanya pelatih optimis bisa. Sekarang ini, kami membiarkan banyak kewenangan kepada tim pelatih. Semua basisnya data,” kata Ketua Umum (Ketum) PB PASI, Luhut Binsar Pandjaitan, 2 April 2023 lalu dikutip dari laman resmi PB PASI.
Target realistis juga dipatok PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), yakni hanya 3 emas dari 40 medali yang diperebutkan. Ini juga berdasar pencapaian SEA Games 2021 lalu sejumlah 2 emas, 3 perak, dan 10 perunggu.
PB PRSI mengirimkan sebanyak 51 atlet di 3 cabor yaitu renang 24 atlet, 13 atlet polo air putra, 13 atlet polo air putri, dan 1 atlet loncat indah.
“Sekarang adalah masa pembuktian supaya kita bisa menghasilkan lebih dari waktu-waktu sebelumnya,” kata Ketum PB PRSI, Anindya Bakrie, Rabu (3/5/2023) dilansir dari laman PB PRSI.
Selanjutnya, potensi emas bisa datang dari jetski. Jetsports Boating Association (IJBA) menarget sejumlah 3 medali emas di SEA Games 2023. Target ini dinilai realsitis, dengan hadirnya Aero Sutan Aswar juara dunia 3 kali 2014, 2016, dan 2019. Serta Aqsa Sutan Aswar yang merupkan penyabet emas di Asian Games 2018.
Potensi lain bisa datang dari esport yang menarget 4 emas dari 6 nomor yang diikuti Merah Putih. Dengan raihan itu, 4 emas sudah cukup menjadikan Indonesia sebagai juara umum cabor esport lantaran keseluruhan mempertandingkan 9 nomor di SEA Games.
Target emas juga ditancapkan PB Persatuan Bulutangkis Indonesia (PB PBSI) sebanyak 4 emas. Di SEA Games tahun lalu, Indonesia hanya menpat 2 emas, 2 perak, dan 5 perunggu atau kalah dari Thaiand 4 emas, dan 2 perak. Emas Merah Putih dipersembahkan Leo/Daniel dari ganda campuran serta Apriyani/Siti Fadia dari ganda putri.
Adapun target berat harus dihadapi dari cabor beregu. Basket putra ditarget meraih emas sekaligus mempertahankan capaian SEA Games 2021 silam. Indonesia tentu harus kembali memutus dominasi Filipina yang selalu mengakhiri di podium tertinggi sejak 1995-2019 di cabor basket putra.
Hal yang sama juga ditarget dari voli putra, yakni mempertahankan emas. Sektor ini telah menyumbang 2 emas dalam 2 edisi beruntun. Capaian itu sekaligus memutus dominasi Thailand sejak 2011 silam. Diharapkan Timnas voli putra Indonesia dapat melanjutkan dominasi sejak 2017 silam.
Target berat harus dihadapi Timnas sepak bola Indonesia. Apalagi, sektor ini selalu gagal mempersembahkan emas sejak 1991 atau 32 tahun silam. Sepak bola yang relatif menjadi olahraga paling populer, diharapkan mampu meraih emas. Tentu saja demi menaikan prestise Merah Putih.
Jadwal SEA Games 2023
Berikut ini jadwal SEA Games 2023 mulai 29 April hingga 16 Mei 2023 mendatang:
- Atletik (track & field): 8-12 Mei 2023
- Atletik (marathon): 6 Mei 2023
- Akuatik (renang): 6-11 Mei 2023
- Akuatik (diving): 8-11 Mei 2023
- Akuatik (water polo): 12-16 Mei 2023
- Akuatik (fin swimming): 12-14 Mei 2023
- Badminton: 8-16 Mei 2023
- Bola Basket (5 x 5): 9-16 Mei 2023
- Bola Basket (3 x 3): 6-7 Mei 2023
- Billiard: 7-14 Mei 2023
- Boxing: 6-14 Mei 2023
- Catur (xiangqi): 12-16 Mei 2023
- Catur (ok Chaktrong) 29 April-4 Mei dan 6-9 Mei 2023
- Sepeda (road race): 11-13 Mei 2023
- Sepeda (MTB): 6-8 Mei 2023
- Cricket (T20/Sixes): 7-16 Mei 2023
- Cricket (T50/T10): 29-4 Mei dan 6 Mei 2023
- Dance Sport: 16 Mei 2023
- E-Sports: 4 Mei dan 6-16 Mei 2023
- Anggar: 11-16 Mei 2023
- Bola Lantai: 11-16 Mei 2023
- Sepak Bola: 29 April-4 Mei dan 6-16 Mei 2023
- Golf: 8-13 Mei 2023
- Gimnastik (artistik): 6-9 Mei 2023
- Gimnastik (aeorobik): 12-14 Mei 2023
- Hoki (lapangan): 9-16 Mei 2023
- Hoki (indoor): 1-4 Mei dan 6-8 Mei 2023
- Jet Ski: 13-16 Mei 2023
- Judo: 13-16 Mei 2023
- Karate: 6-8 Mei 2023
- Arnis: 14-16 Mei 2023
- Jiujitsu: 4 Mei dan 6-7 Mei 2023
- Kick Boxing: 13-16 Mei 2023
- Kun-Bokator: 4 Mei dan 6-10 Mei 2023
- Kun Khmer: 6-11 Mei 2023
- Vovinam: 6-9 Mei 2023
- Obstacle Race: 3-4 Mei dan 6-7 Mei 2023
- Pencak Silat: 6-10 Mei 2023
- Petanque: 6-13 Mei 2023
- Sailing: 1-4 Mei dan 6-8 Mei 2023
- Sepak Takraw: 6-16 Mei 2023
- Soft Tennis: 6-10 Mei 2023
- Tenis Meja: 9-16 Mei 2023
- Taekwondo: 12-15 Mei 2023
- Tenis: 6-14 Mei 2023
- Dayung Tradisional: 13-16 Mei 2023
- Triatlon: 6-8 Mei 2023
- Bola Voli: 3-4 Mei dan 6-14 Mei 2023
- Voli Pantai: 11-16 Mei 2023
- Angkat Besi: 13-16 Mei 2023
- Wushu: 10-12 Mei 2023
- Teqball: 6-9 Mei 2023.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Yantina Debora