tirto.id - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menanggapi, strategi Rabu Putih yang dinarasikan kubu paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf dan strategi membuka Dapur Umum oleh kubu nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Menurut peneliti CSIS, Arya Fernandes, strategi tersebut cukup efektif untuk memobilisasi pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019 nanti.
"Saya kira kalau itu aktif, itu masif, kalau semua basis-basis kerja, mungkin akan efektif untuk meningkatkan partisipasi masing-masing pendukungnya akan datang ke TPS," ujar Arya di Kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Menurutnya, narasi Rabu Putih dan Dapur Umum sangat kuat dan mudah diingat oleh masyarakat. "Menurut saya itu langkah yang cerdik untuk kedua pasangan [Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi]," kata Arya.
Ia kemudian mencontohkan saat Pilgub DKI Jakarta pada 2012 lalu, di mana Fauzi Bowo menggunakan tagline “coblos kumisnya”. Kemudian pada Pilpres 2014, Jokowi-JK menggunakan tagline “coblos kotak-kotak putih”.
“Mobilisasi itu akan mudah kalau tagline mudah diingat. Jadi itu mobilisasi itu efektif kalau pesannya kuat," pungkasnya.
Apalagi saat ini Arya melihat, jumlah TPS mulai ditambah dan jaraknya pun cukup dekat dengan para pemilih. Sehingga tak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak memberikan hak pilihnya.
"Yang penting, mobilisasi itu adalah kandidat harus memastikan kenapa harus pilih dia (capres-cawapres). Terutama buat orang yang masih belum menentukan atau merahasiakan pilihannya," tuturnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto