tirto.id - Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyatakan varian delta COVID-19 atau B1617 yang pertama kali ditemukan di India memiliki kecenderungan menular pada semua kelompok umur termasuk anak-anak.
"Memang ada kecenderungan kalau melihat varian delta ini pada umur. Di beberapa rumah sakit umur-umur di bawah 18 dan di bawah 10 tahun sudah ada yang kena. Itu saja pengamatan kami melihat varian ini berbeda dengan varian sebelumnya yang dari Wuhan," kata Maxi saat webinar yang yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (23/6/2021).
Virus ini menurutnya memang bisa menyerang semua kelompok umur. Dan itu bisa terjadi jika melihat bagaimana yang terjadi dulu pada kasus demam berdarah.
"Dulu varian demam berdarah itu kan hanya pada anak-anak dan sesudahnya berkembang bisa kena ke orang dewasa," kata Maxi.
Namun yang patut dicatat varian delta ini menurutnya memiliki gejala yang kurang lebih sama dengan varian lainnya. Pun demikian dengan tingkat fatalitasnya sampai sejauh ini belum ada bukti bahwa varian ini lebih mematikan, hanya saja tingkat penularannya yang lebih cepat.
"Tapi kalau nanti banyak orang kena, dari gejala ringan sampai sedang itu mau dibawa ke RS, tapi RS terbatas ICU habis. Itu berarti angka kematian akan banyak ketika fasilitas kesehatan tidak cukup lagi," ujar Maxi.
Penyebaran variant of concern (VoC) COVID-19 sudah terjadi di 14 provinsi di Indonesia. Varian paling banyak yang ditemukan adalah varian delta.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sudah ada 211 temuan VoC di 14 provinsi di Indonesia per 20 Juni 2021. 211 VoC itu terdiri dari 45 varian alpha atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris dan enam varian delta atau B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Sedangkan sisanya “varian delta 160 di 9 provinsi,” bunyi petikan data yang disampaikan Nadia kepada reporter Tirto, Rabu (23/6/2021).
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz