tirto.id - Di menit ke-52, Ezatolahi menembak ke arah gawang dan jala gawang David De Gea bergetar. Tetapi ternyata bola hanya mengenai sisi luar gawang. 2 menit kemudian, giliran gawang Iran yang bergetar dan kali ini gol sah terjadi.
Proses terciptanya gol itu diawali dari pergerakan Iniesta tepat di depan kotak penalti Iran. Dua pemain Iran menjaga Diego Costa. Rezaeian berhasil mengeblok umpan matang Iniesta yang menyusur ruang sempit itu. Tapi, bola hasil blok Rezaeian membentur tulang kering Diego Costa sehingga berbelok memasuki gawang Beiranvand.
Dengan gol ini, Diego Costa menambah catatan golnya di Piala Dunia 2018 menjadi 3 gol setelah sebelumnya mencetak dwigol dalam pertandingan melawan Portugal. Di atasnya hanya ada Cristiano Ronaldo, yang dalam laga sebelumnya antara Portugal kontra Maroko mencetak 1 gol cepat dan satu-satunya.
Dengan kemenangan Spanyol 1-0 atas Iran itu, impian Costa untuk bermain dalam sebuah final yang mempertemukan antara Spanyol dan Brasil semakin dekat. Tentu saja, masih ada beberapa laga lagi yang harus dilewati.
Bagi Costa sendiri, gelar pribadi tidak penting. Baginya, tim nasional lebih penting dari pemain mana pun. Dalam sebuah wawancara, ia bahkan menyatakan tak akan marah jika misalnya ia tak dipilh untuk bermain. Namun, pelatih Fernando Hierro sepertinya sudah punya formula yang tetap untuk tim yang baru diasuhnya sehari menjelang Piala Dunia 2018 dimulai.
Costa, pencetak gol terbanyak Spanyol sejauh ini di Piala Dunia 2018, adalah nama pertama yang muncul dalam susunan pemain yang ditulis Hierro. Setidaknya, statistik tidak pernah berbohong: Diego Costa mencetak tiga gol dari tiga tembakan yang dilepaskannya selama Piala Dunia 2018 ini.
Dengan kemenangan atas Iran, Spanyol memperpanjang rekor dengan belum pernah kalah saat melawan wakil Asia dalam grup Piala Dunia, dengan empat menang dan satu imbang dalam empat pertemuan terakhir. Namun, patut dicatat bahwa mereka pernah dikalahkan oleh Korea Selatan pada 2002.
Editor: An Ismanto