Menuju konten utama

Contoh Teks Orasi Hari Sumpah Pemuda 2023 yang Penuh Semangat

Contoh teks orasi untuk Hari Sumpah Pemuda 2023 yang penuh semangat dan menginspirasi dapat digunakan saat peringatan hari besar bulan Oktober ini.

Contoh Teks Orasi Hari Sumpah Pemuda 2023 yang Penuh Semangat
Mahasiswa yang tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya membawa spanduk saat berunjuk rasa dengan tema Refleksi Sumpah Pemuda di Gedung DPRD, Malang, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

tirto.id - Contoh teks orasi untuk Hari Sumpah Pemuda 2023 yang penuh semangat dan menginspirasi dapat digunakan saat menyampaikan orasi di peringatan hari besar bulan Oktober ini.

Membacakan orasi adalah salah satu pilihan kegiatan yang dapat dilakukan berkaitan peringatan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023 mendatang.

Orasi tersebut dapat berisi untaian-untaian yang menginspirasi para pemuda untuk berjuang membangun kemakmuran.

Peringatan sumpah pemuda adalah momen mengingat perjuangan para pemuda untuk menyatukan ambisi, pandangan, dan tujuan demi terciptanya persatuan.

Sumpah pemuda menyatukan berbagai keberagaman bangsa dan negara, sehingga membulatkan tekad melawan penjajah bersama di masa lalu. Berikut ini bunyi ikrar sumpah pemuda:

Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Teks Orasi Hari Sumpah Pemuda 2023 yang Membara

Berikut ini contoh teks orasi Hari Sumpah Pemuda 2023 yang membara:

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

Saat ini kita berkumpul di sini, tidak lain dan tidak bukan untuk mengingat kembali Sumpah Pemuda yang diserukan pada 28 Oktober 1928 silam. Lantas, apakah kita sudah mampu sudah biasa memaknai dan memahami sumpah tersebut? Atau justru kita para pemuda yang menghancurkan makna sumpah tersebut.

Sumpah pemuda bukanlah sekedar kalimat biasa tanpa makna. Sumpah pemuda adalah cita-cita, harapan, dan tujuan yang semestinya kita lakukan. Melalui sumpah pemuda kita belajar makna keberagaman. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, mulai suku, bahasa, hingga adat istiadat. Kendati teknologi semakin berkembang, namun segala keberagaman tersebut harus dipelajari dan dipertahankan.

Dalam hal ini, pemuda adalah sosok yang harus sadar akan potensinya. Mereka harus menjadi pihak yang mampu mempertahankan seluruh keberagaman. Tidak hanya itu, para pemuda dituntut memiliki andil besar dalam menjaga hubungan romantis atas berbagai keberagaman. Bukan menjadi jiwa yang kaku, menolak perbedaan, atau bahkan menjadi sumber pertengkaran.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

Tidak hanya perihal keberagaman, pemuda harus mampu memahami pentingnya suatu pembelajaran. Salah satu syarat tanah air menuju kemajuan adalah pendidikan. Lantas, bagaimana menuju kemakmuran, jika para pemuda justru sibuk bermalas-malasan. Hanya memikirkan diri sendiri, dan buta akan kebutuhan negara dan bangsa. Menutup mata akan permasalahan dan keluhan yang digembar-gemborkan.

Pemuda harus bangkit. Menata perilaku yang baik. Mengumpulkan ilmu yang banyak. Dan menciptakan harapan untuk kemajuan. Para pemuda tidak perlu menunggu, segera lakukan mulai sekarang, mulai hari ini. Indonesia butuh pemuda yang realistis, mampu berjuang, dan tidak mudah tergerus perkembangan zaman. Jika pemuda tidak bergerak, kemerdekaan kita hanyalah makna belaka. Tidak ada peningkatan, tidak ada perubahan, apalagi harapan cerah menuju masa depan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

Di hari yang bersejarah ini, marilah kita kembali mengingat sumpah pemuda. Marilah kita bergerak dan memanfaatkan segala potensi yang ada. Harapan dan tujuan akan selalu terbuka luas. Namun semuanya harus diimbangin dengan kerja keras pantang menyerah tiada penghabisan.

Baca juga artikel terkait SUMPAH PEMUDA 2023 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani