tirto.id - Setiap pembaca Al-Quran sebaiknya mesti memahami hukum bacaan mad wajib muttasil. Nyaris setiap surah Al-Quran memuat konsep mad ini. Dengan demikian, penguasaan terhadap mad wajib muttasil menentukan kesempurnaan tilawah Al-Quran. Berikut ini hukum bacaan mad wajib muttasil dan contohnya dalam ilmu tajwid.
Sederhananya, mad wajib muttasil terjadi ketika mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata. Hukum bacaan mad wajib muttasil harus dilafalkan dengan panjang 4-5 harakat.
Akan tetapi, untuk memahami konsep mad wajib muttasil, qari atau pembaca Al-Quran harus mengetahui terlebih dahulu apa itu mad asli atau mad thabi'i. Sebab, mad wajib muttasil merupakan turunan atau cabang dari mad thabi'i.
Pengertian Mad Thabi'i atau Mad Asli dalam Ilmu Tajwid
Dalam bahasa Arab, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.
Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.
Mad asli atau mad thabi'i sendiri adalah kata-kata dalam Al-Quran yang memiliki harakat fathah diikuti dengan alif (ا), atau harakat kasrah diiringi dengan huruf ya sukun (ي), dan harakat dammah yang diikuti dengan huruf waw sukun (و), sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).
Cara membaca mad asli atau mad thabi'i adalah dengan panjang 2 harakat. Contoh bacaannya adalah كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii'un).
Setelah memahami mad asli atau mad thabi'i, barulah bisa melanjutkan pembelajaran mad wajib muttasil.
Hukum Bacaan Mad Wajib Muttasil dan Pengertiannya
Pengertian mad wajib muttasil adalah ketika mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, sebagaimana dikutip dari Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah.
Hukum bacaan mad wajib muttasil wajib dipanjangkan selama 4-5 harakat. Contoh kata atau kalimat dengan mad wajib muttasil adalah sebagai berikut: سَوَآءٌ - جَآءَ (Bacaan latinnya: Sawaaun - Jaa a).
Sebagai catatan,huruf hamzah dalam mad wajib muttasil harus dan mesti berada dalam satu kalimat. Jika hamzah itu berada di kalimat selanjutnya atau dua kalimat berbeda, hukum tajwidnya adalah mad jaiz munfasil, bukan mad wajib muttasil lagi.
Contoh Mad Wajib Muttasil dalam Al Quran
Hukum bacaan mad wajib muttasil terdapat dalam banyak ayat Al-Quran. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. QS. Ad-Dhuha Ayat 8
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
Bacaan latinnya: "Wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā"
Artinya: "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan," (QS. Ad-Dhuha [93]: 8).
2. QS. Abasa Ayat 8
وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ
Bacaan latinnya: "Wa ammā man jā`aka yas'ā"
Artinya: "Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)," (QS. Abasa [80]: 8).
3. QS. An-Naba Ayat 1
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
Bacaan latinnya: "'Amma yatasā`alụn"
Artinya: "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?" (QS. An-Naba [78]: 1).
4. QS. Al-Baqarah Ayat 5
أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Bacaan latinnya: "Ulā`ika 'alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn"
Artinya: "Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung," (QS. Al-Baqarah [2]: 5).
5. QS. At-Takwir Ayat 11
وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ كُشِطَتْ
Bacaan latinnya: "Wa iżas-samā`u kusyiṭat"
Artinya: "Dan apabila langit dilenyapkan," (QS. At-Takwir [81]: 11).
6. QS. Al-Buruj Ayat 1
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ
Bacaan latinnya: "Was-samā`i żātil-burụj"
Artinya: "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang," (QS. Al-Buruj [85]: 1)
7. QS. Al-A'la Ayat 5
فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ
Bacaan latinnya: "Fa ja'alahụ guṡā`an aḥwā"
Artinya: "Lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman," (QS. Al-A'la [85]: 5).
8. QS. An-Nashr Ayat 1
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ
Bacaan latinnya: "Iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ"
Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan," (QS. An-Nashr [110]: 1).
9. QS. Al-Mulk Ayat 27
فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيٓـَٔتْ وُجُوهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَقِيلَ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَدَّعُونَ
Bacaan latinnya: "Fa lammā ra`auhu zulfatan sī`at wujụhullażīna kafarụ wa qīla hāżallażī kuntum bihī tadda'ụn"
Artinya: "Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya," (QS. Al-Mulk [67]: 27).
10. QS. Al-Maun Ayat 6
ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ
Bacaan latinnya: "Allażīna hum yurā`ụn"
Artinya: "Orang-orang yang berbuat riya," (QS. Al-Maun [107]: 6).
Editor: Addi M Idhom