tirto.id - Mad jaiz munfasil merupakan salah satu hukum bacaan mad dalam ilmu tajwid. Ia terjadi ketika mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan hamzah dalam dua kata. Hukum bacaan mad jaiz munfasil dilafalkan dengan panjang 4-5 harakat. Berikut ini contoh hukum mad jaiz munfasil dalam Al-Quran.
Setiap qari atau pembaca Al-Quran harus memahami hukum bacaan mad secara umum, termasuk mad jaiz munfasil. Bagaimanapun juga, bacaan mad jaiz munfasil akan sering ditemui dalam banyak surah di Al-Quran.
Ketika ayat-ayat tersebut dilafalkan tidak sesuai dengan tajwidnya. Dalam hal ini, saat ada bacaan mad jaiz munfasil, namun tidak dibaca panjang 4-5 harakat, makna dan artinya tidak sesuai lagi atau sudah melenceng.
Karena itulah, para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid, termasuk bahasan mad jaiz munfasil adalah fardu kifayah, sebagaimana dilansir NU Online.
Tidak hanya itu, ulama ahli qiraat dari mazhab Syafi'i, Ibnu Al-Jazari bahkan berujar bahwa membaca Al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib.
Orang yang membaca Al-Quran tanpa kaidah tajwid dianggap berdosa sebab Allah SWT menurunkan Al-Quran dengan tajwidnya.
Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 121:
"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab [termasuk Al-Quran] kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya," (QS. Al-Baqarah [2]: 121).
Pengertian Mad Jaiz Munfasil dalam Ilmu Tajwid
Untuk memahami pengertian mad jaiz munfasil, kita harus menguasai terlebih dahulu hukum mad asli atau mad thabi'i. Sebab, mad jaiz munfasil merupakan turunan atau cabang dari mad asli.
Secara bahasa, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.
Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.
Selanjutnya, mad asli atau mad thabi'i adalah kata-kata dalam Al-Quran yang memiliki harakat fathah diikuti dengan alif (ا), atau harakat kasrah diiringi dengan huruf ya sukun (يْ), dan harakat dammah yang diikuti dengan huruf waw sukun (وْ), sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).
Cara membaca mad asli atau mad thabi'i adalah dengan panjang 2 harakat. Contoh bacaannya adalah sebagai كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii'un).
Setelah memahami mad asli atau mad thabi'i, barulah bisa melanjutkan pembelajaran mad jaiz munfasil.
Mad jaiz munfasil terjadi ketika mad thabi'i atau mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata, sebagaimana dikutip dari Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah.
Hukum bacaannya wajib dilafalkan sepanjang 4-5 harakat. Contoh kata atau kalimat dengan mad jaiz munfasil adalah بِما أُنْزِلَ إِلَيْكَ (Dibaca: bimaa unzila ilaika).
Pada kalimat di atas, kata بِما (bimaa) adalah mad asli karena berharakat fathah diikuti dengan alif, kemudian dilanjutkan dengan kata berikutnya أُنْزِلَ (unzila) yang bertemu dengan hamzah. Dengan demikian, hukumnya adalah mad jaiz munfasil yang dibaca 4-5 harakat.
Sebagai catatan, hukum bacaan mad jaiz munfasil harus dengan syarat mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata. Apabila mad thabi'i bertemu hamzah dalam satu kata, hukum tajwidnya adalah mad wajib muttasil, bukan mad jaiz munfasil lagi.
10 Contoh Mad jaiz Munfasil dalam Al Quran
Berikut ini contoh bacaan mad jaiz munfasil dalam Al-Quran.
1. QS. Az-Zumar Ayat 71
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ
Bacaan latinnya: "Wa sīqallażīna kafarū ilā jahannama zumarā, ḥattā iżā jā`ụhā futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā a lam ya`tikum rusulum mingkum yatlụna 'alaikum āyāti rabbikum wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ balā wa lākin ḥaqqat kalimatul-'ażābi 'alal-kāfirīn"
Artinya: "Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir," (QS. Az-Zumar [39]: 71).
2. QS. Al-Qadr Ayat 1
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
Bacaan latinnya: "Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr"
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan," (QS. Al-Qadr [97]: 1).
3. QS. Ghafir Ayat 47
وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ
Bacaan latinnya: "Wa iż yataḥājjụna fin-nāri fa yaqụlud-du'afā`u lillażīnastakbarū innā kunnā lakum taba'an fa hal antum mugnụna 'annā naṣībam minan-nār"
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" (QS. Ghafir [40]: 47).
4. QS. Al-Mursalat Ayat 30
ٱنطَلِقُوٓا۟ إِلَىٰ ظِلٍّ ذِى ثَلَٰثِ شُعَبٍ
Bacaan latinnya: "Inṭaliqū ilā ẓillin żī ṡalāṡi syu'ab"
Artinya: "Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang," (QS. Al-Mursalat [77]: 30).
5. QS. As-Syura Ayat 13
شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Bacaan latinnya: "Syara'a lakum minad-dīni mā waṣṣā bihī nụḥaw wallażī auḥainā ilaika wa mā waṣṣainā bihī ibrāhīma wa mụsā wa 'īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqụ fīh, kabura 'alal-musyrikīna mā tad'ụhum ilaīh, allāhu yajtabī ilaihi may yasyā`u wa yahdī ilaihi may yunīb"
Artinya: "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)," (QS. As-Syura [62]: 13).
6. QS. Al-Kautsar Ayat 1
إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ
Bacaan latinnya: "Innā a'ṭainākal-kautṡar"
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak," (QS. Al-Kautsar [108]: 1).
7. QS. Ad-Dukhon Ayat 3
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Bacaan latinnya: "Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn"
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan," (QS. Ad-Dukhon [44]: 3).
8. QS. Yasin Ayat 6
لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ
Bacaan latinnya: "Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn"
Artinya: "Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai," (QS. Yasin [36]: 6).
9. QS. Yasin Ayat 7
لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Bacaan latinnya: "Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn"
Artinya: "Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman," (QS. Yasin [36]: 7).
10. QS. Az-Zukhruf Ayat 72
وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Bacaan latinnya: "Wa tilkal-jannatullatī ụriṡtumụhā bimā kuntum ta'malụn"
Artinya: "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan," (QS. Az-Zukhruf [43]: 72).
Editor: Addi M Idhom