tirto.id - Khutbah Jumat bulan Muharram singkat kali ini mengangkat tema tentang amalan-amalan yang bisa dilakukan pada 10 Muharam.
Bismillaahirrahmaanirraahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.أَمَّا بَعْدُ
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis salat dan khotbah Jumat pada 5 Agustus 2022 ini yang insya Allah dirahmati Allah dengan tema yang disampaikan di atas tentang amalan-amalan pada 10 Muharram
Shalawat dan salam tercurah atas hamba dan Rasul Muhammad, dan atas keluarga dan para sahabatnya, serta para pembimbing alam semesta di seluruh negeri.
Khutbah Jumat Singkat Terbaru Pekan Ini
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, saat ini kita baru saja memasuki tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam 1444 H. Tahun baru Hijriah diawali dengan bulan Muharam, di mana bulan ini termasuk bulan istimewa, bulan haram atau bulan yang dimuliakan.
Muharam disebut sebagai bulan mulia karena di bulan ini Allah SWT mengharamkan terjadinya peperangan dan konflik.
Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 36, bulan Muharam termasuk salah satu dari 4 bulan mulia, yakni Muharam, Dzulhijjah, Dzulkaidah, dan Rajab.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِيۡهِنَّ اَنۡفُسَكُمۡ ؕ وَقَاتِلُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوۡنَكُمۡ كَآفَّةً ؕ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الۡمُتَّقِيۡنَ
Inna 'iddatash shuhuuri 'indal laahis naa 'ashara shahran fii Kitaabil laahi yawma khalaqas samaawaati wal arda minhaaa arba'atun hurum; zaalikad diinul qaiyim; falaa tazlimuu fiihinna anfusakum; wa qootilul mushrikiina kaaaf fattan kamaa yuqooti luunakum.
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzaalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (QS. At-Taubah: 36)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menetapkan jumlah bulan itu dua belas, semenjak Dia menciptakan langit dan bumi.
Bulan yang dimaksud dengan adalah bulan Qamariah yang telah ditetapkan, Allah menetapkan waktu tersebut untuk mengerjakan ibadah fardu dan ibadah sunah dan beberapa ketentuan lain.
Di antara bulan-bulan yang dua belas itu ada empat bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab.
Keempat bulan itu harus dihormati dan pada waktu itu tidak boleh melakukan peperangan. Ketetapan ini berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Di antara amalan utama yang dapat kita kerjakan pada bulan Muharam adalah memperbanyak ibadah puasa, salah satunya menjalankan puasa Asyura pada 10 Muharam.
Hal ini seperti sabda Rasulullah SAW:
“Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada Nabi, apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Nabi setelah saya berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di bulan Muharram, Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu kaum dan menerima taubat kaum yang lainnya.” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadis lainnya, Baginda Nabi Muhammad SAW juga bersabda yang maknanya:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR Muslim).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dari penjelasan hadis di atas, jelas disebutkan tentang keutamaan berpuasa di bulan Muharam, termasuk puasa yang utama setelah bulan Ramadan dan Allah menerima taubat kita di bulan ini, masya Allah.
Allah juga akan menghapus dosa kita setahun lalu ketika berpuasa pada 10 Muharam yang disebut dengan hari Asyura.
Hal ini seperti diriwayatkab Ibnu Majah dalam sebuah hadis yang menyebutkan, bahwa barang siapa puasa di hari ‘Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi:
"Berpuasa di hari ‘Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu," (HR. Ibnu Majah).
Dikutip laman Kemenag Jabar, bulan Muharam adalah bulan yang mulia, hari Asyura adalah hari yang mulia.
Tentu saja sebagai umat muslim yang taat kita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memperoleh limpahan pahala di bulan Muharam ini, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan.
Bulan Muharram adalah musim kebaikan yang bisa dijadikan momentum untuk melakukan perdamaian, meningkatkan amal saleh, memperbanyak sedekah, menyantuni anak yatim, menolong mereka yang membutuhkan, dan berbagai kebaikan serta amal saleh lainnya.
Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.
Selain puasa Asyura, seperti dikutip situs NU Online, amalan lainnya yang bisa dilakukan adalah disunahkan bagi kita meluaskan belanja kepada keluarga pada hari kesepuluh Muharram. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barang siapa melapangkan nafkah belanja kepada keluarganya (istri, anak dan orang-orang yang ia tanggung nafkahnya) pada hari ‘Asyura’, maka Allah akan melapangkan rezeki baginya sepanjang tahun,” (HR ath Thabarani, al-Baihaqi dan lainnya).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam penjelasan hadis di atas, maka amalan yang jelas tertera adalah menjalankan puasa Asyura dan memberikan kelapangan nafkah belanja kepada keluarga.
Meski demikian ada amalan-amalan lain juga yang bisa kita lakukan seperto disebutkan oleh sebagian ulama.
Beberapa amalan tersebut adalah salat tasbih, bersedekah, mengunjungi ulama, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, memakai celak, bersilaturahim, berbagi kebahagiaan dengan keluarga, memotong kuku/rambut, memperbanyak salawat, dan berbagai amalan lainnya.
Amalan tersebut boleh-boleh saja diamalkan pada hari ‘Asyura’ meskipun tidak ada hadis yang secara khusus menganjurkannya. Hal ini karena semua amalan-amalan itu baik dan dianjurkan untuk dilakukan, baik pada hari Asyura ataupun hari lainnya.
Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap apa yang disampaikan dan mudah-mudahan kita dapat menjadi orang yang selalu berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa.
Aamiin allahumma aamiin. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
Editor: Addi M Idhom