tirto.id - Contoh teks ceramah Maulid Nabi yang menyentuh hati berikut ini tersaji dalam beberapa versi. Sejumlah contoh ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut membahas tema-tema berbeda.
Ceramah tentang Maulid Nabi umumnya membahas sirah nabawiyah (kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW), hikmah memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, hingga keutamaan bersalawat, dan lain sebagainya.
Penyampaian ceramah keagamaan biasa menjadi salah satu agenda dalam peringatan Maulid Nabi pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Agenda ini merupakan kesempatan bagi para penceramah untuk menjelaskan keutamaan menjadikan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam sebagai tauladan dalam kehidupan.
Sekalipun disampaikan dalam bentuk ceramah singkat tentang Maulid Nabi, materi tetap perlu dikemas dengan menarik. Hal ini agar materi ceramah bisa tersampaikan dengan baik, dan menyentuh hati para hadirin.
Teks Ceramah Maulid Nabi yang Menyentuh Hati
Sejumlah contoh teks ceramah tentang Maulid Nabi di bawah ini bisa jadi pilihan rujukan untuk menambah daya tarik materi penceramah.
Berikut macam-macam contoh teks ceramah Maulid Nabi yang menyentuh hati:
1. Contoh Ceramah Maulid Nabi (Tema Pertama)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
"Alhamdulillahi a’azzana bil imani bih. Wahadana ila ’adzimi syari’atih. Wa as’adana bittiba’i afdhali rusulih. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, fii uluuhiyyatihii, warubuubiyyatihii wa asmaaihi washifatih. Wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warasuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik 'ala Muhammadin wa’ala alihi wa ashabihi ajma’in. Amma Ba’du."
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanu wa Ta'ala,
Sebagai permulaan, marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala. Atas limpahan karunia dan nikmatNya, saat ini kita bisa bersama-sama berkumpul untuk mengingat dan mengambil pelajaran dari hadirnya Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Salam dan shalawat mari kita sampaikan pula untuk keluarga beliau, para sahabat, dan segenap umat Islam yang senantiasa menegakkan risalah yang dibawa Nabi Muhammad hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah Subhanu wa Ta'ala,
Setiap datangnya bulan Rabiul Awal, kita akan diingatkan dengan kelahiran Muhammad bin Abdullah di Kota Makkah. Dialah yang kemudian menjadi utusan Allah untuk menyampaikan risalah agama Islam. Melalui beliau pula, Islam tersebar ke seluruh dunia dan menjadi agama yang rahmatan lil 'alamin.
Nabi Muhammad adalah sosok yang memiliki akhlak terpuji. Bahkan, ibunda Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Dan, Nabi Muhammad merupakan suri tauladan yang sempurna bagi umat manusia.
Akhlak yang dicontohkan Rasulullah adalah pedoman perilaku dalam hubungan horizontal sesama umat manusia dan hubungan vertikal kepada Allah. Ada keseimbangan dalam pengamalan akhlak yang harus dipraktikkan berbekal keimanan.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanu wa Ta'ala,
Banyak pujian Allah untuk Nabi Muhammad yang dapat kita temukan dalam Al Quran. Seperti pada surah Al Ahzab ayat 21, Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.
"Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun ḥasanatul liman kāna yarjullāha wal yaumal ākhira wa żakarallāha kaṡīrā."
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab: 21).
Begitu pula Allah berfirman di surah Al Qalam ayat 4:
وأنك لعلى خلق عظيم
"Wa innaka la‘alā khuluqin ‘aẓīm(in)."
Artinya: "Dan sesungguhnya, kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung" (QS. Al-Qalam 68: 4)
Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad tidak hanya diakui oleh kalangan umat Islam saja. Kaum non-muslim pun turut memuji perangai beliau. Sampai-sampai beliau digelari Al Amin karena kejujurannya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kedatangan Nabi Muhammad ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Syaikh Yusuf al-Qaradhawi dalam buku Kaifa Nata'amal ma'al Qur'an mengatakan bahwa salah satu tujuan syariat Islam yaitu menyucikan hati manusia dan meluruskan akhlak.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia.” (HR: al-Baihaqi)
Pelajaran akhlak dari Nabi Muhammad ini menyebar ke seluruh Jazirah Arab dan diterima masyarakat di berbagai belahan dunia saat ini.
Penerimaan masyarakat terhadap kebenaran berkaitan pula dengan moral penuturnya. Oleh sebab itulah, kebenaran yang didakwahkan Nabi Muhammad mudah diterima seiring dengan kesempurnaan akhlak beliau.
Hadirin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta`ala,
Akhlak atau moral sangat diperlukan dalam kehidupan manusia di segala zaman. Seperti yang terjadi sekarang ini, berbagai kemungkaran lebih mudah ditemui. Ini menandakan bahwa suara keburukan jauh lebih banyak ketimbang kebaikan.
Melalui momen peringatan Maulid Nabi kali ini, mari kita mengingat kembali mengenai pentingnya penerapan akhlak mulia. Kita perlu mencontoh Rasulullah dalam upayanya mengatur negara yang baik sembari menata masyarakat menjadi lebih bermoral.
Perilaku akhlak menjadi simpul ketaatan dan keimanan yang bisa memperbaiki dan mengubah moralitas masyarakat. Sebagai bentuk revolusi moral, akhlak yang dicontohkan Nabi Muhammad mesti ditempatkan sebagai tindakan nyata pada pergaulan global yang penuh tantangan. Aspek kebaikan, kejujuran, kesalehan, dan keadilan bagi semua kalangan yang diajarkan beliau, perlu ditanamkan pada setiap tindakan individu.
Nabi Muhammad juga mengingatkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu. Berbagai kemungkaran diawali dari hawa nafsu yang selalu diperturutkan. Oleh sebab itu, hawa nafsu harus dikekang dengan meningkatkan keimanan.
Hadirin jamaah rahimakumullah,
Apa yang biasanya dilakukan pada saat perayaan maulid? Yang dilakukan tiada lain adalah hal-hal yang disyariatkan dan dianjurkan untuk dikerjakan.
Misalnya adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an, seperti sabda Rasulullah SAW:
“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
Kemudian berzikir, Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اذۡكُرُوۡا اللّٰهَ ذِكۡرًا كَثِيۡرًا
Yaaa aiyuhal laziina aamanuz kurul laaha zikran kasiira
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya," (QS. Al-Ahzab: 41)
Selanjutnya membaca salawat, melantunkan puji-pujian kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menjelaskan sejarah hidup Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Sebagaimana sabda baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai).
Dengan meningkatkan keimanan dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad, kita bisa berharap mampu menatap masa depan lebih baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah memudahkan kita semua dalam upaya meneladani akhlakul karimah yang diajarkan Rasulullah. Amin.
Akhirul kalam....mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Contoh Ceramah Maulid Nabi (Tema Kedua)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wadinil haqq, liyudzhirahu ’aladdini kullihi, wakafa billahi syahiidaa. Asyhadu alla ilaha illallah. Wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Allahumma shalli ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.
Bismillahirrahmanirrahim......
Yang terhormat, kaum muslimin dan muslimat, hadirin dan hadirat rahimakumullah.....
Alhamdulillah, kita kembali bertemu dalam peringatan maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang merupakan momentum bagi kita untuk merenungkan makna dan teladan beliau dalam kehidupan.
Bulan ini, kita memasuki bulan Rabiul Awal, sebuah bulan yang penuh berkah di mana Nabi terakhir, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam, dilahirkan ke dunia ini. Beliau adalah penutup segala nabi dan rasul, dan tidak ada lagi nabi setelah beliau. Inilah saat yang istimewa, saat kita merayakan kelahiran Nabi yang penuh keagungan.
Para hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Di bulan Maulid ini, mari kita luangkan waktu untuk bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi contoh teladan yang mulia bagi seluruh umat manusia.
Rasulullah diutus ke dunia ini sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
"Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil'aalamiin."
Artinya: "Dan Kami tidak mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam."
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam karena ajaran yang beliau bawa membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi seluruh makhluk di dunia ini dan di akhirat kelak.
Imam Ibnu ‘Abbas juga menjelaskan dalam tafsirnya bahwa siapa saja yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Nabi dan bersyukur, maka hidupnya akan dipenuhi kebahagiaan. Sebaliknya, siapa yang menolak dan melawan ajaran tersebut, maka hidupnya akan merugi.
Kasih sayang yang Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam sebarkan bukanlah sekadar kata-kata, melainkan terwujud dalam tindakan nyata. Kasih sayang ini bersifat universal dan mencakup seluruh makhluk ciptaan Allah. Bahkan kepada orang-orang musyrik, Rasulullah tetap bersikap sopan dan penuh kasih.
Ingatlah saat beliau hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun di sana beliau malah disambut dengan perlakuan kasar dan permusuhan yang lebih buruk, hingga dilempari batu.
Saat itu, malaikat penjaga gunung menawarkan untuk menghancurkan kota Thaif agar semua penduduknya mati. Namun, apa jawaban Rasulullah? Beliau berdoa agar keturunan mereka kelak menjadi penyembah Allah. Itulah kasih sayang yang sejati.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Shahīh Muslim, ada seorang sahabat yang meminta Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam untuk melaknat orang-orang musyrik. Namun, Nabi menjawab, "Sungguh, aku tidak diutus untuk melaknat, aku diutus sebagai rahmat."
Para hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Salah satu sifat mulia Rasulullah yang harus kita teladani adalah sifat pemaaf. Dalam perang Uhud, paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthallib, tewas di tangan Wahsyi, seorang budak berkulit hitam. Wahsyi tidak hanya membunuh Hamzah, tetapi juga mengoyak perutnya. Ini adalah pengalaman yang sangat menyakitkan bagi Rasulullah.
Namun, ketika Wahsyi datang untuk masuk Islam, Rasulullah memaafkannya, meskipun beliau tidak ingin melihat wajah Wahsyi lagi karena akan mengingatkannya pada kematian pamannya.
Di dalam Al-Qur'an, Allah juga memerintahkan kita untuk menjadi pemaaf, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Al-A’raf ayat 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Khużil-‘afwa wa'mur bil-‘urfi wa a‘riḍ ‘anil-jāhilīn."
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."
Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf, kita akan menciptakan lingkungan sosial yang damai. Tidak akan ada dendam di antara manusia. Inilah kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam.
Semoga di bulan Maulid ini, kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah. Dengan mengikuti jejak beliau, kita akan mencapai kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Akhirul kalam...Wabillahi taufiq wal hidayah...
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Contoh Ceramah Maulid Nabi (Tema Ketiga)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn. Yuhibbu man athā’ahu, wa yujību man da’āhu. Wa asyhadu allā ilāha illallāhu wahdahu lā syarīka lahu. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasūluhu. Shalawātu rabbī wa salāmuhu ‘alaihi wa ‘alā ālihi wa shahbihi waman ihtadā bisunnatihi wa hudāhu. Amma ba’du.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taala. Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Semoga kita senantiasa termasuk golongan hamba yang selalu bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam di hari kiamat kelak. Amin.
Kita kembali bertemu dengan bulan Rabiul Awwal yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid. Dinamakan demikian karena dalam bulan ini terjadi peristiwa agung, yakni kelahiran Nabi Muhammad, sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita diperintahkan untuk senantiasa bershalawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita saja yang bershalawat, Malaikat dan Allah pun bershalawat kepada beliau.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Innallāha wa malā'ikatahū yuṣallūna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhal-lażīna āmanū ṣallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā."
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala...
Kita perlu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, yaitu nikmat iman dan Islam. Nikmat ini tidak terlepas dari peran Nabi Muhammad yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Nabi Muhammad datang dengan membawa misi mulia, yaitu menyempurnakan akhlak manusia. Misi ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik adalah kunci kebahagiaan hidup manusia. Dengan akhlak yang baik, kita akan hidup rukun dan harmonis dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ
"Innamaa bu'istu liutammima makaarimal akhlaq."
Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Para hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah....
Akhlak adalah pondasi utama dalam membangun kepribadian seorang muslim. Para ulama mengatakan bahwa “Al-Adabu fauqal ilmi’. Artinya, adab, tatakrama, akhlak, lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Oleh karena itu, kita harus menjadikan akhlak sebagai prioritas dalam mendidik diri kita sendiri dan anak-anak kita.
Pendidikan yang baik bukan hanya yang mengasah otak, tetapi juga membentuk hati. Aspek afektif atau sikap dan karakter lebih penting daripada aspek kognitif atau kepintaran otak. Karena itu, peran guru dan orang tua sangatlah vital dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada anak-anak kita. Kita tidak hanya ingin anak-anak kita menjadi pintar, tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak dan menjunjung tinggi moral agama.
Saat ini, teknologi dan informasi berkembang dengan pesat. Namun, hal itu juga membawa dampak negatif terhadap moral generasi muda. Kita melihat bagaimana gaya hidup digital di zaman modern ini telah merusak akhlak generasi muda. Mereka mudah lupa akan ajaran agama dan norma-norma sosial. Mereka menjadi terlena dengan hiburan-hiburan dunia yang sia-sia. Mereka menjadi jauh dari Allah dan rasul-Nya.
Tindakan kriminal, asusila, kurangnya kepedulian sosial dan menurunnya rasa sosial-kemanusiaan juga masih mudah kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Maka itu, mari kita renungkan bersama. Apakah kita sudah berusaha untuk menjadi contoh bagi generasi muda? Apakah kita sudah berusaha untuk mengajarkan mereka tentang akhlak nabi Muhammad SAW? Apakah kita sudah berusaha untuk menjaga mereka dari pengaruh buruk dari perkembangan zaman? Apakah kita sudah berusaha untuk mendekatkan mereka kepada Allah dan rasul-Nya? Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah untuk melakukan semua itu.
Momentum Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam kali ini menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat upaya kita dalam membina akhlak generasi penerus. Perlu kita ingat bersama, akhlak menjadi barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran atau malah kekayaan.
Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dari Ibnu Umar:
خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا
"Khoirunnas Ahsanuhum Khulqon."
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.”
Sudah saatnya di bulan Maulid ini kita kembali meneladani akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
"Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun ḥasanatul liman kāna yarjullāha wal yaumal ākhira wa żakarallāha kaṡīrā(n)."
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
Selain menjadikan Maulid sebagai momentum menjaga akhlak generasi muda, mari jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan meningkatkan kuantitas dan kualitas shalawat, sekaligus cinta kita kepada Nabi Muhammad. Dengan memperbanyak shalawat, insyaallah hidup kita menjadi semakin hikmat, dan akan mendatangkan syafaat di hari kiamat.
Syafaat dari Nabi Muhammad menjadi hal yang sangat penting untuk kita raih. Karena kita tidak tahu ibadah mana yang akan diterima di sisi Allah. Menurut kita kuantitas dan kualitas ibadah sudah maksimal, namun belum tentu di sisi Allah subhanahu wa taala.
Maka, kita perlu senantiasa berdoa untuk meraih rahmat dari Allah serta memperbanyak bershalawat kepada Nabi untuk meraih syafaatnya.
Semoga kita bisa meneruskan misi Nabi Muhammad menjadikan akhlak mulia sebagai sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani akhlak Rasulullah dan menjadi umat yang mendapatkan syafaatnya, sehingga masuk dalam surganya Allah Subhanahu wa Taala.
Akhirul kalam....mohon maaf atas segala kekurangan. Wabillahi taufiq wal hidayah, wa ridho wal inayah....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Addi M Idhom