Menuju konten utama
Ciri Sperma Tidak Subur

Ciri-ciri Pria Tidak Subur dan Apakah Bisa Diobati?

Apa saja ciri-ciri pria tidak subur? Apa penyebab laki-laki tidak subur? Apakah bisa diobati?

Ciri-ciri Pria Tidak Subur dan Apakah Bisa Diobati?
Ilustrasi pria tidak subur. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Ciri-ciri pria tidak subur di antaranya memiliki masalah fungsi seksual, testis nyeri, bengkak atau muncul benjolan, serta jumlah sperma yang rendah. Lantas, apakah laki-laki yang tidak subur bisa diobati?

Tujuan sebuah pasangan menjalin hubungan pernikahan salah satunya adalah memiliki keturunan yang didahului dengan terjadinya fertilisasi atau pembuahan. Namun, pada kenyataannya, ada sebagian pasangan yang mengalami masalah kesuburan atau dikenal dengan kejadian infertilitas.

Infertilitas dapat dimaknai sebagai ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah 1-2 tahun melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, dengan frekuensi cukup tinggi.

Dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan, infertilitas dibagi menjadi dua jenis.

Pertama, infertilitas primer, yakni keadaan pada suatu pasangan yang tidak pernah memiliki anak atau tidak pernah terjadi kehamilan sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder, keadaan pada suatu pasangan yang telah memiliki anak, tetapi kesulitan kembali mengandung buah hati berikutnya.

Penyebab Laki-laki Tidak Subur

Pihak laki-laki dapat menjadi faktor penyebab gagalnya fertilisasi di suatu hubungan pernikahan. Berdasarkan Jurnal Majority: Infertility (2015) tulisan Andini Saraswati dijelaskan bahwa terjadinya masalah infertilitas sebesar 40 persen dari laki-laki, 40 persen dari perempuan, dan 30 persen dari masalah kedua belah pihak.

Kegagalan sperma laki-laki membuahi sel telur disebabkan oleh tiga faktor kesuburan. Pertama, faktor pretestikuler, berupa gangguan hormonal yang mempengaruhi kualitas sperma. Kedua, faktor testikular, yakni gangguan pada testis sebagai tempat pematangan sperma. Ketiga, faktor post-testikuler, yakni gangguan dari luar testis setelah keluarnya spermatozoa dari tubulus seminiferus.

Terlepas dari pengkategorian penyebab infertilitas pria, laman My Cleveland Clinik menuliskan faktor biologis dan lingkungan yang dapat menyebabkan laki-laki tidak subur, meliputi:

  • Azoospermia, ketidakmampuan pria memproduksi sel sperma.
  • Oligozoospermia, produksi kualitas sperma yang rendah dan buruk pada pria.
  • Genetic disease, terjadinya sindrom klinefelter, distrofi miotik, mikrodelesi, dan sebagainnya.
  • Malformed sperm, sperma yang memiliki masa hidup lebih singkat sehingga tidak mampu membuahi sel telur.
  • Some medical conditions, mengidap diabetes serta beberapa gangguan seperti autoimun, cystic fibrosis, dan infeksi.
  • Some medications and supplements, karena mengonsumsi obat dan suplemen.
  • Varicoceles, pembuluh darah testis yang lebih besar dari kondisi normal sehingga menyebabkan jumlah dan bentuk sperma terkena suhu panas.
  • Cancer treatments, adanya kemoterapi, radiasi, hingga operasi pengangkatan testis.
  • Unhealthy habits, penggunaan zat tidak sehat seperti alkohol, rokok, dan obat-obatan.
  • Trauma yang berkaitan dengan testis.
  • Hormonal disorders, gangguan yang menyebabkan hipotalamus atau kelenjar hipofisis terpengaruh sehingga menghilangkan kesuburan.

Ciri-ciri Pria Tidak Subur

Tanda pria tidak subur adalah infertilitas atau ketidakmampuan membuat anak. Namun, ciri-ciri laki-laki tidak subur yang paling utama sebenarnya bersifat abstrak sehingga perlu dikuatkan dengan tanda lain.

Situs Mayo Clinic menuliskan beberapa tanda pria tidak subur sebagai berikut:

1. Memiliki masalah seksual

Pria tidak subur memiliki masalah fungsi seksual seperti kesulitan ejakulasi, kecilnya volume cairan ejakulasi seperti pada orang obesitas, harta seksual yang berkurang, serta disfungsi ereksi atau kesulitan mempertahankan ereksi.

2. Testis terganggu

Muncul nyeri, bengkak, atau benjolan di sekitar testis yang menunjukan adanya gangguan di alat reproduksinya.

3. Berkurangnya rambut wajah atau tubuh

Berkurangnya rambut di bagian wajah atau tubuh menandakan kelainan kromosom atau hormon lain.

4. Jumlah sperma rendah

Pria tidak subur memiliki jumlah sperma rendah kurang dari 15 juta per mililiter air mani atau jumlah total sperma kurang dari 39 juta per ejakulasi.

Di sisi lain, ciri-ciri di atas tidak menjamin keakuratan data pada pria tidak subur. Untuk mengetahui seorang pria memiliki infertilitas diperlukan tes kesuburan di layanan kesehatan guna menganalisis beberapa hal seputar air maninya:

  • Jumlah sperma per ejakulasi.
  • Pengukuran keasaman atau kebasaan.
  • Jumlah sperma per milimeter air mani.
  • Jumlah sperma total dalam seluruh ejakulasi Anda.
  • Seberapa cepat sperma bergerak.
  • Seberapa lurus sperma bergerak.
  • Ukuran, warna, dan bentuk sperma.
  • Seberapa cepat air mani mencair.

Apakah Pria Tidak Subur Bisa Diobati?

Pria tidak subur dapat diobati menyesuaikan penyebab terjadinya infertilitas. Namun, meskipun tidak diobati, beberapa pasangan infertil punya potensi tetap hamil. Penyimpulan ini berdasarkan penelitian Matorras R, dkk. berjudul "Spontaneous Pregnancy in Couples Waiting for Artificial Insemination Donor because of Severe Male Infertility" (1996).

Hasil penelitian itu menyatakan, terdapat 23 persen dari pasangan tidak subur dapat hamil setelah 2 tahun tanpa pengobatan. Bahkan, angkanya naik menjadi 33 persen setelah 4 tahun.

Sementara itu, 7,6 persen pria dengan oligozoospermia berat (<2 juta sperma/mL) dapat membuat pasangannya hamil dalam waktu 2 bulan, tanpa pengobatan.

Terlepas dari itu, laki-laki yang tidak subur juga disarankan untuk memeriksakan diri dan menjalani terapi. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan berdasarkan buku Male Infertility (2023) karya Stephen W. Leslie, dkk. Namun, sebelum menerapkan salah satu atau beberapa poin di bawah, Anda mesti berkonsultasi dengan dokter.

1. Mengubah gaya hidup

Perubahan gaya hidup ini termasuk berhenti merokok, membatasi atau menghilangkan asupan alkohol, menerapkan pola makan bergizi, langkah-langkah penurunan berat badan jika obesitas, meningkatkan olahraga, menghindari pelumas buatan yang berpotensi beracun selama aktivitas seksual, mengurangi stres, berhenti menggunakan ganja atau narkoba, meminimalkan obat resep, menghindari paparan pestisida dan logam berat (seperti timbal, merkuri, boron, dan kadmium), serta menghilangkan paparan bahan kimia yang tidak perlu.

2. Terapi clomiphene

Clomiphene adalah anti-estrogen. Dalam dosis kecil, sekitar 25-50 miligram 3 kali per minggu, dapat meningkatkan gonadotropin (FSH dan LH) dan merangsang spermatogenesis sehingga berpotensi berguna untuk pria tidak subur. Terapi ini dikatakan cukup aman oleh Krzastek SC, dkk., melalui jurnalnya berjudul "Long-Term Safety and Efficacy of Clomiphene Citrate for the Treatment of Hypogonadism" (2019)

3. Terapi psikologis dan farmakologis.

Hubungan seksual selama masa paling subur harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu. Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini dapat diobati, meskipun hanya ada sedikit data tentang keefektifannya dalam menghasilkan kehamilan pada pasangan infertil. Ejakulasi dini sangat dapat diobati dengan kombinasi intervensi perilaku, psikologis (terapi seks), dan farmakologis.

4. Varikokelektomi

Perbaikan varikokel (pembengkakan pada vena dalam skrotum) umumnya hanya direkomendasikan pada pria tidak subur dengan parameter air mani abnormal yang memiliki varikokel derajat 3 klinis yang besar. Pada dasarnya, ini adalah varikokel yang terlihat secara klinis pada pemeriksaan fisik. Perbaikan varikokel juga wajar jika varikokel menyebabkan gejala dengan atau tanpa infertilitas.

5. Inseminasi Intrauterin (IUI)

Cara ini sebenarnya bukan untuk meningkatkan akan menyembuhkan ketidaksuburan pria. Ini adalah cara reproduksi bantuan jika pasangan ingin memiliki momongan tetapi tidak bisa lantaran masalah ketidaksuburan.

Inseminasi Intrauterin adalah bentuk reproduksi bantuan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan air mani dan sperma dari pasangan pria (atau pendonor). Kemudian, itu ditanamkan secara artifisial ke dalam rahim wanita yang subur.

Baca juga artikel terkait NEW TIMELESS atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin