tirto.id - Pihak berwenang Cina menghadirkan perangkat lunak baru yang disebut “gait recognition” untuk mendeteksi seseorang. Namun tak seperti umumnya dengan mendeteksi wajah, perangkat lunak ini mampu mendeteksi melalui bentuk tubuh dan cara jalan seseorang.
Huang Yongzhen, CEO Watrix, mengatakan bahwa perangkat lunak itu dapat mendeteksi seseorang dari jarak hingga 50 meter (165 kaki), bahkan jika hanya tampak punggungnya dengan wajah yang tak terlihat atau tertutup.
"Analisis cara berjalan tidak bisa dibodohi dengan hanya berjalan tertatih-tatih, berjalan dengan kaki terentang atau membungkuk, karena kami menganalisis semua fitur dari seluruh tubuh," kata Huang dalam wawancara di kantornya di Beijing, seperti dikutip dari AP, Selasa (6/11/2018).
Menurutnya, perangkat lunak ini sudah digunakan oleh polisi di jalan-jalan Beijing dan Shanghai. Bulan lalu Watrix telah mengumpulkan 100 juta yuan atau 14,5 juta dolar AS untuk mempercepat pengembangan teknologi perangkat lunak ini.
Cara kerja perangkat lunak milik Watrix ini bakal mengekstraksi siluet seseorang dari sebuah video dan menganalisis gerakan siluet untuk membuat model cara berjalan seseorang.
Untuk menentukan atau menganalisis cara jalan seseorang tak dibutuhkan kamera khusus, cukup dengan menggunakan kamera pengintai.
Menanggapi teknologi itu, Shu Shusi, kolumnis asal Cina mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi semacam itu memang semakin populer di Cina ketimbang negara lainnya karena adanya penekanan Beijing pada kontrol sosial.
"Menggunakan pengakuan biometrik untuk menjaga stabilitas sosial dan mengelola masyarakat adalah tren yang tak terbendung," katanya. "Ini bisnis yang besar."
Dalam laporan AP, Polisi Cina mengidentifikasi orang-orang di sebuah kerumunan hingga di area pejalan kaki. Kini pihak berwenang di negara itu sedang mengembangkan sistem nasional terpadu dari data kamera pengintai.
Editor: Yantina Debora
