tirto.id - Anggota DPRD Bangka Belitung dari fraksi PKB, Dolar, diduga kuat sebagai penumpang dalam penerbangan Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang. Nama Dolar tercatat dalam manifes penumpang.
Keponakan Dolar, Dito Apreno mengatakan, ia terakhir berkomunikasi dengan pamannya melalui telepon pada Minggu (28/10/2018). Awalnya ia juga akan ikut dengan Dolar ke Bangka Belitung, namun rencana itu harus ia batalkan.
"Setelah saya order tiket, ternyata ada yang mau lihat mobil. Karena masih baru jadi saya ingin langsung melayani walaupun memang ada karyawan," kata Dito di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/10/2018).
Dito baru saja membuka toko mobil di Jakarta selama seminggu. Awalnya ia tidak tahu bahwa pamannya terlibat kecelakaan pesawat. Setelah mengetahui, ia mengurungkan niat bertemu pelanggan dan langsung melapor ke RS Polri.
"Datanya itu fisiknya, itu di keningnya ada bekas luka, terus ada, dia pakai gigi palsu terus ada, ijazah dan foto-foto dia yang jelas semua, itu aja," katanya.
Sebelumnya, Dolar disebut tidak jadi naik pesawat nahas ini karena ketinggalan. Hal itu dikatakan Gus, keluarga Junaidi yang juga merupakan anggota DPRD Bangka Belitung. Namun nama kedua orang ini ada dalam daftar manifes penumpang.
"Dolar dan Junaidi awalnya dijadwalkan naik Lion Air, namun ketinggalan pesawat sehingga terhindar dari kecelakaan," kata Gus, keluarga Junaidi melalui telepon seluler, di Pangkalpinang, Babel, Senin (29/10/2018), seperti dikutip Antara.
Awalnya, dilaporkan sembilan anggota DPRD Babel yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air, namun Dolar dan Junaidi dipastikan selamat karena sudah ada keterangan pasti dari pihak keluarga.
RS Polri Kramat Jati mengimbau keluarga korban segera melapor ke posko antemortem RS Polri, Jakarta Timur. Menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Edi Purnomo, keluarga sebaiknya membawa data diri korban sedetail mungkin.
Data-data ini, menurut Edi, memudahkan proses identifikasi. Pihak yang boleh mengisi formulir pendaftaran hanyalah keluarga dekat. Hal ini penting karena pihak keluarga selaku pelapor juga akan diuji dengan tes DNA.
Hal kedua yang perlu diperhatikan untuk memudahkan identifikasi adalah dengan membawa ijazah asli ke RS Polri. Hal ini diperlukan untuk pengambilan sidik jari. Selain itu diharapkan fotokopi KTP korban juga dibawa.
Polisi mengharapkan apapun yang bisa dibawa keluarga untuk memudahkan identifikasi secepatnya.
"Kembali ke DNA sikat gigi atau segala macam itu ya silakan dibawa ke sini, pakaian terakhir yang belum dicuci, boleh dibawa ke sini, bisa diambil bisa mudah-mudahan bisa ketemu DNA-nya," tegas Edi lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra